FOTO : Pengurus dan anggota BPM Kalbar [ ist ].
redaksi – radarkalbar.com
PONTIANAK – Ketua Umum Barisan Pemuda Melayu Kalimantan Barat (BPM Kalbar), Gusti Eddy, secara terbuka menyoroti dugaan skandal korupsi yang masih membayangi Bank Kalbar, salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) andalan di provinsi ini.
Dalam pernyataannya, pria yang juga seorang jurnalis senior di Kalbar ini menegaskan beberapa kasus korupsi di lingkungan Bank Kalbar belum tuntas dan menuntut perhatian serius dari Aparat Penegak Hukum (APH).
Ia menyebut kondisi ini sebagai “PR besar” bagi semua pihak dalam upaya menciptakan Kalbar yang bersih dan akuntabel.
“Publik menuntut transparansi. Kalbar tidak akan maju jika BUMD-nya dibiarkan terjerat praktik korupsi tanpa penindakan tegas,” ujar Eddy, Minggu (16/7/2025) di Pontianak.
Gusti Eddy membeberkan setidaknya dua kelompok kasus utama yang mencoreng kredibilitas Bank Kalbar :
1. Kasus Pengadaan Tanah Kantor Pusat Bank Kalbar
Tiga eks pejabat Bank Kalbar—Sudirman HMY (mantan Dirut), Syamsir Ismail (mantan Dirum), dan M. Faridhan (eks panitia pengadaan) diduga terlibat dalam penggelembungan nilai proyek pembelian lahan seluas 7.883 m² di Jalan Ahmad Yani, Pontianak.
Proyek senilai Rp 99,1 miliar tersebut mengindikasikan kerugian negara sebesar Rp39 miliar.
Ketiga mantan pejabat itu sempat buron, namun akhirnya menyerahkan diri ke Kejaksaan Tinggi Kalbar pada April 2025 dan kini ditahan di Rutan Kelas II Pontianak.
2. Kredit Fiktif dan Kredit Bermasalah
Bank Kalbar juga tercatat memiliki sejumlah kasus kredit bermasalah:
- Kredit fiktif proyek Waterfront Sambas (2022) : Kerugian Rp4,7 miliar.
- Proyek Pelabuhan Pelindo Ketapang : Pinjaman Rp 34 miliar yang belum jelas juntrungannya.
- Cabang Sintang dan Menjalin: Kredit macet masing-masing Rp1,2 miliar dan Rp 3,2 miliar. Diduga ada penyimpangan dana, termasuk indikasi digunakan untuk judi online.
Kemudian, tak menutup kemungkinan akan munculnya dugaan skandal keuangan lainnya di BUMD tersebut.
Eddy mendesak agar Kejaksaan dan penegak hukum tidak ragu menuntaskan kasus-kasus tersebut.
Ia menilai, membiarkan masalah ini berlarut hanya akan merusak kepercayaan publik terhadap institusi keuangan milik daerah.
“Bank Kalbar bukan milik segelintir orang. Ini aset daerah. Harus dikelola dengan jujur dan profesional,” pungkasnya. [ red ].
Editor : SerY TayaN
Publisher : admin radarkalbar.com