POTO : Kajari Kota Pontianak saat melaksanakan press release terkait penetapan dua tersangka pembangunan IPAL Lindi TPA Sampah (Ist)
Pewarta/editor : Humas Kejari Pontianak/red
PONTIANAK – RADARKALBAR.COM
PENYIDIK Kejaksaan Negeri (Kejari) Pontianak menetapkan 2 orang tersangka terbelit kasus dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Lindi TPA Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak Tahun Anggaran (TA) 2020.
Kedua tersangka tersebut masing-masing berinisial TBB, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan Surat Perintah Penyidikan dari Kepala Kejaksaan Negeri Pontianak Nomor : Print 01/O.1.10/Fd.2/03/2023 tanggal 03 Maret 2023 dan Surat Penetapan Tersangka Nomor : TAP-02/0.1.10/Fd.2/03/2023 tanggal 03 Maret 2023.
Kemudian tersangka E, selaku pelaksana pekerjaan, berdasarkan Surat Perintah Penyidikan dari Kepala Kejaksaan Negeri Pontianak Nomor : Print 02/O.1.10/Fd.2/02/2023 tanggal 03 Maret 2023 dan Surat Penetapan Tersangka Nomor : TAP-01/0.1.10/Fd.2/03/2023 tanggal 03 Maret 2023.
Hal ini diungkapkan Kepala Kejari Pontianak Yulius sigit Kristanto dalam press release yang digelar pada Jumat (3/3/2023).
Menurut Yulius Sigit Kristanto mengatakan perkara tipikor ini TA 2020 dengan nilai kontrak pekerjaan semula Rp. 3.925.260.213,62 yang selanjutnya di-addendum menjadi Rp. 3.990.411.013,62. Namun, hingga berakhirnya kontrak per Desember 2020 mesin reactor pengolahan air limbah Industri tidak berfungsi.
“Dalam pembangunan pekerjaan instalasi pengolahan air limbah Lindi tersebut volume pekerjaan tidak dilaksanakan sesuai RAB. Namun dilaporkan telah sesuai dengan RAB untuk mendapatkan pembayaran 100 persen. Sehingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp. 1.015.056.093 (satu miliar lima belas juta lima puluh enam ribu sembilan puluh tiga rupiah),” pungkasnya.