Soal Pertanyaan Warga, Mengapa Harga TBS Anjlok, Aron Katakan Hal Ini


FOTO : Bupati Sekadau, Aron SH berpoto bersama usai penyerahan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) kepada sejumlah kelompok tani yang di bina oleh APKS Keling Kumang Agro (Sutar)

Editor : Sutarjo

SEKADAU – radarkalbar.com

PETANI kelapa sawit terus mengeluarkan anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sejak beberapa waktu belakangan ini.

Terkait hal ini, Bupati Sekadau, Aron SH menegaskan pihaknya sudah meneruskan keluhan masyarakat selaku petani kelapa sawit ke jenjang lebih tinggi.

“Untuk menjawab pertanyaan tersebut memang agak sulit, sebab untuk menentukan harga TBS bukanlah wewenang pemerintah. Tapi adalah kewenangan pasar dunia. Namun, Pemkab Sekadau selalu menyampaikan hal itu kepada Pemprov Kalbar. Nah, harapannya tentu pemerintah provinsi menyampaikan hal itu kepada pemerintah pusat, ” ungkapnya saat menyerahkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) kepada sejumlah kelompok tani yang di bina oleh APKS Keling Kumang Agro.

Menurut Aron, hal itu upaya yang telah dilakukan sesuai dengan tingkatan, mengenai adanya keluhan masyarakat terkait anjloknya harga TBS.

Aron mengimbau petani kelapa sawit tidak putus asa dengan kondisi ini, memang turunnya harga TBS akan berdampak dengan lambannya pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Diketahui, sebanyak 80 persen masyarakat di Kabupaten Sekadau adalah petani. Makanya Pemkab Sekadau akan terus menyuarakan keluhan warga ini kepada pemerintah pusat melalui Pemprov Kalbar.

Pemkab Sekadau kata sangat mendukung apa yang dilakukan CU Keling Kumang Agro. Sebab, dengan program ini mereka telah banyak membina petani swadaya kelapa sawit. Bahkan, sudah mampu mendukung agar petani mendapatkan sertifikat RSPO.

“Program ini sejalan dengan program unggulan Pemkab Sekadau yakni Infrastruktur, Perkebunan, Pertanian, Perikanan untuk kesejahteraan masyarakat (IP3K). Saat ini sesuai data yang ada di pemerintahan daerah kabupaten Sekadau, jumlah kebun petani swadaya hampir mencari 30 ribu hektare,” ungkapnya.

Jumlah ini sangat banyak, hanya saja masih banyak petani swadaya yang belum memahami cara yang baik untuk memelihara kebun kelapa sawit, sehinga produksi masih jauh dari harapan, untuk itu sambung dia, perlu ada pembinaan dari pihak terkait atau lembaga dan LSM yang bergerak di bidang kelapa sawit seperti APKS KK dan SPKS.

“Tujuannya agar para petani swadaya bisa melakukan perawatan kebunnya dengan baik, agar produksinya bisa baik,” ingat Aron.

Hadir saat itu, Kepala DKPP, Drs, Sandae, Kepala Pol PP Yohanes, Kepala BPN Sekadau, Camat Sekadau Hilir Joko, pejabat teras dari Credit Union (CU ) Keling Kumang serta para lembaga petani dan pengurus SPKS Keling Kumang.


Like it? Share with your friends!