Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Era Baru Demokrasi ala Baris-Berbaris!
Opini

Era Baru Demokrasi ala Baris-Berbaris!

Last updated: 24/03/2025 16:11
24/03/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

BANYAK followers saya minta, “Bang, bahas UU TNI, dong!” Sepertinya, kupasan media mainstream belum cukup kali ya. Baiklah, demi followers saya tersayang, dan ini kupasan versi absurd saya.

Hari itu tiba. Hari di mana para wakil rakyat, menggedor palu tanda sahnya revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia. Gedung parlemen bergetar oleh tepuk tangan, entah tepuk tangan siapa.

Kamera menyorot wajah-wajah penuh kepuasan, mata berbinar, senyum terkembang, seolah baru saja menciptakan mahakarya yang akan dikenang umat manusia sampai kiamat.

Kini, TNI resmi mendapat tugas tambahan. Tidak cukup hanya menjaga negeri dari ancaman nyata, mereka kini harus melawan musuh yang tak terlihat, ancaman siber. Betapa heroiknya. Bayangkan seorang prajurit berseragam loreng lengkap dengan bedak kamuflase, duduk serius di depan laptop, menangkis serangan hacker dari negeri seberang.

Klik-klak keyboard berbunyi seperti suara pertempuran. Mungkin, jika cukup dramatis, mereka akan memakai helm tempur saat membalas email phishing. Tidak lupa, misi suci menyelamatkan warga negara di luar negeri.

Mungkin akan ada pasukan khusus yang diterjunkan hanya untuk menyelamatkan bapak-bapak yang tersesat di diskotek Bangkok atau turis Indonesia yang nyasar ke perbatasan Korea Utara karena terlalu asyik mencari WiFi gratis.

Namun, keajaiban sejati dari revisi ini bukan itu. Yang paling spektakuler, yang paling menggetarkan jiwa, adalah hak bagi prajurit aktif untuk menduduki jabatan sipil di kementerian dan lembaga negara.

Betapa indahnya. Sekarang kita bisa berharap melihat seorang jenderal bintang empat duduk santai di kantor kementerian pariwisata, mungkin dengan pendekatan baru, promosi wisata dengan formasi baris-berbaris. Atau seorang kolonel yang mengatur perpajakan dengan strategi ala perang gerilya. Bayangkan betapa efektifnya koordinasi antar-lembaga jika seluruh rapat diawali dengan aba-aba “Siap, grak!”.

Batas usia pensiun pun diperpanjang. Karena, mengapa harus berhenti di usia 58 tahun jika masih bisa mengabdi lebih lama? Usia hanyalah angka. Jiwa militer abadi. Mungkin, di masa depan, kita akan melihat jenderal berusia 90 tahun masih memimpin latihan tempur dengan tongkat dan kursi roda lapis baja.

Tentu, tidak semua orang menyambut perubahan ini dengan gembira. Ada suara-suara sumbang yang berteriak “dwifungsi ABRI telah bangkit dari kubur!” dengan nada horor seperti dalam film zombie.

Mereka takut demokrasi tergerus, supremasi sipil terancam, dan ruang-ruang publik berubah menjadi arena disiplin militer. Tapi, bukankah kedisiplinan itu baik? Siapa yang tidak ingin melihat para pejabat sipil akhirnya datang tepat waktu karena takut push-up di halaman kantor?

Para aktivis menangis, menggeleng-gelengkan kepala sambil mengangkat poster. Mereka takut kebebasan sipil tercekik, takut akan datangnya era di mana kritik terhadap kebijakan pemerintah direspons dengan barisan tentara yang menatap dengan wajah tanpa ekspresi.

Mereka menjerit tentang HAM, tentang keterbukaan, tentang demokrasi. Tapi, bukankah ketertiban lebih penting? Bukankah negara akan lebih aman jika tidak ada terlalu banyak pertanyaan?

Sementara itu, rakyat kecil tetap seperti biasa. Mereka yang antre minyak goreng, mereka yang sibuk mencari kerja, mereka yang lelah dengan naiknya harga barang, mereka tidak sempat memikirkan revisi ini.

Bagi mereka, siapa pun yang berkuasa, siapa pun yang duduk di kursi-kursi empuk itu, hidup tetap berat. Mereka hanya berharap listrik tidak padam saat sedang menonton sinetron, atau jalanan tidak ditutup mendadak karena ada konvoi pejabat lewat.

Di tengah semua ini, di suatu ruangan tersembunyi di ibu kota, para jenderal, para politisi, dan para pengusaha besar bersulang. Mereka tersenyum. Mereka tahu, sejarah baru telah tercipta. Mereka telah menemukan cara untuk tetap berkuasa lebih lama, dengan seragam atau tanpa seragam. Sementara rakyat? Rakyat selalu bisa dihibur dengan diskon e-commerce dan sinetron terbaru.

Selamat datang di era baru. Era di mana demokrasi dan disiplin berpadu dalam satu simfoni absurditas yang indah.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:UU TNI
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025
Lakukan Evaluasi Pembelajaran Agama Bagi Generasi, PC LDII Pontianak Utara Helat Munaqosah
24/06/2025

Berita Menarik Lainnya

Riza Chalid “The Gasoline Godfather” Tersangka, Akhirnya Indonesia Berani

1 jam lalu

Mengenal Sumastro, Sekda yang Baru Saja Dijebloskan ke Penjara

10/07/2025

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang