Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Sangat Tragis, Timnas Dibantai Australia 1-5
Opini

Sangat Tragis, Timnas Dibantai Australia 1-5

Last updated: 22/03/2025 20:10
22/03/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

SAYA awali dulu, “Walau kalah, tetap cinta Timnas.” Supaya para fans Garuda tidak jantungan. Kalah tragis sampai 1-5, sebuah rekor memalukan.

Ayo, bagaimana PSSI? Bagaimana Erick Thohir? Bagaimana Arya Sinulingga? Bagaimana Bung Towel? Yok, kita kuliti di balik kekalahan paling memalukan ini.

Kesebelasan yang katanya penuh harapan, penuh talenta, penuh ambisi. Semua orang percaya, bahkan ada yang rela berdoa panjang di sepertiga malam, berharap keajaiban turun dari langit.

Lalu, pertandingan melawan Australia dimulai. Awalnya, angin segar berhembus. Penalti didapat! Semua orang bersiap merayakan gol cepat. Kevin Dick maju sebagai algojo, kuda-kuda sudah sempurna, jantung penonton berdegup kencang.

Tiba-tiba…dang! Bola mencium mistar gawang dengan penuh kasih sayang, lalu terpental seperti harapan yang hancur dalam sekejap. Rasa sakitnya menusuk hingga ke tulang sumsum..

“Tidak apa-apa, masih ada waktu!” kata suporter yang mencoba tetap positif, meskipun hatinya mulai retak.

Lalu Australia menyerang. Sepak pojok. Jay Idzes menyapu bola, tapi Nathan malah sibuk menumbangkan pemain lawan. Wasit Adham Mohammad Tumah Makhadmeh sampai garuk-garuk kepala, ragu mengambil keputusan.

Mungkin dia butuh diskusi dulu dengan leluhurnya. Akhirnya, setelah meditasi sejenak dengan VAR, penalti diberikan untuk Australia. Martin Boyle mengeksekusi dengan dingin, dan gol, 1-0 untuk Australia.

Penonton mulai resah. Ada yang diam seribu bahasa, ada yang ingin melempar remote ke TV, tapi ingat kalau TV mahal. Ada pula yang mulai buka YouTube cari video “Cara Cepat Move On dari Kekalahan Timnas”.

Dua menit kemudian, gawang Indonesia kembali koyak. Nishan Velupillay menari-nari di kotak penalti, lalu mengirim bola masuk ke gawang. Skor 2-0.

Saat itu, penonton mulai galau. Mau tetap nonton atau lebih baik bantu istri cuci piring. Mau maki-maki, tapi masih puasa. Akhirnya, mereka memilih diam, duduk termenung, meratapi nasib.

Lalu, Jackson Irvine ikut berpesta. 3-0! Babak pertama berakhir, dan air mata lebih deras mengalir dibanding keringat pemain di lapangan. Para fans mulai mempertanyakan eksistensi mereka di dunia ini.

Di babak kedua, Australia makin sadis. Lewis Miller menambah penderitaan Indonesia. Skor 4-0! Patrick Kluivert mulai terlihat seperti mahasiswa yang baru sadar bahwa tugas akhirnya ditolak dosen.

Fans sudah mulai pasrah. Ada yang memutuskan tidur lebih cepat. Ada yang tiba-tiba ingat belum setor tugas kantor. Ada pula yang mendadak ingin mendekatkan diri kepada Tuhan.

Tapi akhirnya, ada secercah harapan! Ole Romeny mencetak gol di menit 71. 1-4. Para fans yang masih bertahan sempat berteriak, tapi suara mereka sudah lelah, seperti seorang pria yang mencoba menjelaskan sesuatu ke pacarnya yang sedang marah.

Namun, kebahagiaan itu hanya seumur jagung. Di menit 90, Irvine kembali menghancurkan sisa-sisa harga diri Timnas. Skor akhir: 1-5. Waktu berbuka puasa pun terasa hambar.

Es teh manis tak lagi terasa manis. Kurma yang biasa nikmat kini hanya terasa seperti kenangan pahit. Para fans bingung, ini Timnas apa tim tarkam?

Padahal, dulu saat masih dipegang Shin Tae Yong dengan dominasi pemain lokal, kita bisa menahan imbang Australia. Kini, dengan “pemain Eropa” dan pelatih kelas dunia, malah jadi bahan tertawaan.

Di mana letak kesalahannya? Entahlah. Yang jelas, harapan menuju Piala Dunia semakin tipis, bahkan lebih tipis dari uang di dompet tanggal tua.

Tapi, kita tetap cinta Timnas. Karena kita tak punya pilihan lain.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Australiatimnas
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Setahun Menghilang, Seorang Pria di Tayan, Ditemukan Tinggal Tengkorak
24/09/2025
Sore Mencekam di Sungai Pinyuh, Si Jago Merah Lahap Empat Rumah Warga di Jalan Karya Usaha
24/09/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Drama Antagonis Dalam Kabinet Ekonomi Indonesia

12 jam lalu

Utang dan Kecepatan Cahaya Bernama Whoosh

13 jam lalu

Cerpen “Dua Kepsek Ngopi Usai Dipecat Lalu Diangkat Lagi”

18/10/2025

Jeddah, Di Sini Mimpi Itu Dikubur

12/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang