FOTO : rangkaian kegiatan Muskohkom Cabang Bangkalan, Komisariat Cakraningkart ke-I [ist]
redaksi – radarkalbar.com
JAWA TIMUR – Ita Uzzakati terpilih sebagai Ketua Umum Korp HMI-Wati (Kohati) Cabang Bangkalan Komisariat Cakraningrat Periode 2024-2025.
Hal itu, terungkap dalam Musyawarah Kohati Komisariat (Muskohkom)Cabang Bangkalan Komisariat Cakraningrat ke – I, berlangsung pada Jum’at (20/12/2024).
Muskohkom ini mengusung tema ” Akselerasi Regenerasi : Melahirkan Sosok Gayatri dan Kartini di Era Modernisasi “.
Ketua Umum Kohati Cabang Bangkalan Komisariat Cakraningrat, terpilih, Ita Uzzakati mengatakan akan terus mengupayakan proses upaya dan harapan untuk kepengurusannya dalam satu tahun kedepan.
” Besar harapan saya agar dapat menjalankan amanah dan bertanggung jawab penuh sehingga bisa melaksanakan tugas yang telah diberikan, serta kohati dapat berkembang dengan baik dalam personalia HMI Wati nya sendiri,” ungkapnya.
“Kemudian mampu menjalankan program-program kepengurusan dan bermanfaat untuk kader HMI Wati dalam meningkatkan kualitas diri,” sambungnya.
Muskohkom ini perdana diadakan oleh Kohati Komisariat Cakraningrat agar dapat menopang sistem akselerasi pada kualitas kader HMI Cakraningrat.
Melihat banyaknya jumlah kader HMI Wati yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam bidang keperempuanan.
Ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Demisioner Kohati Komisariat Cakraningrat, Qurrotul Aini.
” Kader Kohati membutuhkan wadah khusus untuk dapat mengembangkan diri dengan bebas tanpa perlu mempertimbangkan gender, mengekspresikan dan menyampaikan pendapat dengan lebih leluasa, sebagai bentuk perjuangan dalam mewujudkan tujuan HMI serta sadar perempuan adalah rahim peradaban,” paparnya.
Makanya kata Dia, menjadi penting adanya pembinaan khusus terhadap kader HMI Wati yang memiliki kebutuhan inti.
Sementara, Ketua Umum Komisariat Cakraningrat, Sa’ad Annaufal dalam sambutannya mengatakan dengan akselerasi generasi baru yang lebih dinamis dan inovatif.
Sehingga dapat menjadi katalisator perubahan positif bagi perempuan khususnya para Kohati Cakraningrat di era modern.
“Dengan cerminan dua tokoh yang menjadi icon perjuangan perempuan Nusantara, tentunya akan menjadi tantangan besar dalam mengatasi sterotip dan diskriminasi gender serta bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan modernisasi,” ungkapnya. [red/r]