Tapanuli, radar-kalbar.com – World Cleanup Day (WCD) Tahun 2019 di tiga daerah masing-masing Tapanuli Utara, Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara selesai digelar sejak pagi hingga siang Sabtu (21/9/2019).
Sebanyak 3.000-an partisipan terlibat dalam aksi ini, masing-masing 2.000 peserta di Tapanuli Utara, 500 peserta di Sibolga dan 500 peserta di Tapanuli Tengah. Sementara itu sebanyak 16 titik di tiga daerah tersebut menjadi sasaran aksi.
Dihimpun dari tiap Leader WCD di tiga daerah itu, diperkirakan 9 ton sampah organik dan non organik berhasil dikutip.
Masing-masing di Kota Sibolga sebanyak 6 ton sampah terdiri dari 4 ton organik dan 2 ton non organik di Kota Sibolga. 1 ton sampah non organik di Tapanuli Tengah dan 2 Ton sampah non organik di Tapanuli Utara.
Pemerintah Daerah Beri Respon Positif di Aksi WCD
Aksi WCD di tiga daerah ini menuai respon positif dari pemerintah setempat. Di Tapanuli Tengah, Wakil Bupati Darwin Sitompul melepas peserta di gerbang objek wisata Pantai Indah Pandan(PIP). Dia berpesan agar aksi bersih tidak selesai hanya di WCD saja.
“Kalau bisa kita rutin di tiap kecamatan, di pasar-pasar, di sana kita sekalian sosialiasi agar pedagang dan masyarakat yang beraktifitas menjaga kebersihan,” kata Darwin.
Di Tapanuli Utara, Sekda Parsaoran Hutagalung saat pelepasan peserta di Jalan Diponegoro, Tarutung, mengaku WCD memberi kontribusi positif untuk mendorong semakin berkembangnya kesadaran bersih di masyarakat.
“Kegiatan ini bisa bersinergi dengan program di Kabupaten, yakni Jumat bersih, kami sangat berterimakasih karena kegiatan positif seperti ini sangat membantu,” ucapnya.
Di Kota Sibolga, Pimpinan DPRD Sementara Jamil Zeb Tumori mengapresiasi keterlibatan para generasi muda, terutama anak-anak sekolah yang meramaikan aksi WCD.
“Mari buktikan bahwa anak-anak muda peduli terhadap kebersihan dan peduli terhadap Pulau Poncan Ketek yang kita harapkan kedepan jadi cagar alam,” katanya.
Partisipan WCD 2019 Meningkat Tajam
Leader WCD Tapanuli Utara Paska Soritua Marbun mengaku keterlibatan 2 ribuan partisipan sangat mengejutkan. Apalagi di daerah ini WCD baru pertama kali digelar dan langsung mendapat respon dari pemerintah setempat.
“Antusias di WCD ini sangat bagus, semua pihak, pemerintah, sekolah, komunitas dan individu, secara pribadi sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat, walau baru kali ini digelar. Kedepan akan jadi gambaran agar aksi selanjutnya lebih sukses lagi,” katanya.
“Semoga semangat untuk menjaga lingkungan hidup semakin menyala-nyala dalam hati masyarakat dan pemerintah Tapanuli Utara,” timpalnya.
Nofi Kristanti Nduru, Leader Sibolga menyebut aksi kali ini melibatkan banyak partisipan terutama anak-anak sekolah dan lintas komunitas.
Menurut Nofi, keterlibatan partisipan WCD tahun ini semakin besar dibanding tahun sebelumnya. Pihaknya juga mengusung sebuah taqline ‘Sibolga Kota Ikan bukan Kota Sampah’.
“Target kita memang anak-anak milenial, generasi muda dan anak-anak sekolah, karena kesadaran bersih harus ditanamkan sejak dini,” katanya.
Dia juga berharap aksi WCD tahun depan bisa lebih menantang dengan masuk ke kawasan-kawasan kumuh.
“Soal sampah memang masih pelik di kota Sibolga, banyak titik pemukiman yang belum ramah terhadap sampah, tahun depan mudah-mudahan daerah-daerah ini menjadi sasaran aksi,” harapnya.
Terpisah, Leader WCD Tapteng Afrizal Prima Akhir Pohan akrab disapa Pimpin mengaku jumlah peserta tahun ini meningkat tajam. Keterlibatan lintas pihak juga semakin banyak.
“Tahun lalu WCD hanya satu titik di Pantai Batu Gajah di Hajoran, tahun ini delapan titik, ini pencapaian yang baik dalam semangat menjaga dunia dari ancaman sampah,” kata Pimpin.
Pimpin menyebut ekses lain juga lebih terasa pada WCD kali ini. Pemerintah setempat memberi sambutan positif, bahkan berharap aksi serupa dapat digelar lebih sering dan rutin.
“Kita tentu siap bersinergi, kita akan kordinasikan bagaimana teknis pelaksanaannya dengan Pemkab kedepan,” katanya.
Sumber: rilis