Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Puisi Luka dari Tanah Korea
Opini

Puisi Luka dari Tanah Korea

Last updated: 14/04/2025 20:34
14/04/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

DI sebuah hotel megah di Seoul, Swiss Grand Hotel, 14 April 2025. Lampu-lampu bergemerlapan menyambut para bintang.

Musik menggema, kamera berkedip, senyum-senyum dipaksakan seolah musim telah berakhir dengan manis. Tapi tidak bagi kami. Tidak bagi Indonesia. Tidak bagi Megawati Hangestri Pertiwi.

Namanya tidak disebut. Tidak sekali pun. Tak ada tempat untuknya di daftar pemenang KOVO Award 2025.
Tak ada panggilan ke panggung. Tak ada ucapan selamat.

Yang ada hanya keheningan.
Di balik keheningan itu, ada jeritan. Ada darah yang tak tampak, tumpah dari dada para pencinta keadilan.

Mega bukan sekadar pemain asing. Ia bukan sekadar “legiun impor”. Ia adalah napas Red Sparks. Dialah denyut jantung pertandingan. Sepanjang musim, ia berdiri gagah, sendiri melawan badai.

Mencetak 1.018 poin, menjadi top scorer sejati. Mengalahkan Giselle Silva dari Kuba, yang ‘anehnya’ justru terpilih sebagai Best Opposite walau pointnya di bawah Mega.

Nama lain yang dapat penghargaan, Yeom Hye Seon sebagai Best Setter, Vanja Bukilic Best Outsite Hitter, Lee Dahyeon Best Middle Blocker, Im Hyun-ok Best Libero, Analize Fitzi Best Middle Blocker, Kim Yeon Koung salah satu Best7. Nama Mega, lenyap.

Tak masuk akal.
Tak masuk rasa.
Tak masuk kemanusiaan.

Mega juga MVP berkali-kali. Mega yang melambungkan Red Sparks ke final, menantang Pink Spiders dalam laga-laga berdarah. Mega yang bermain meski demam menggigil, yang menahan sakit agar timnya tidak kehilangan taji. Bahkan, ketika napasnya tercekat, langkahnya goyah, ia tetap bertarung, bukan demi medali, tapi demi nama, demi kehormatan.

Kini, semua itu tak berarti. Tak satu pun penghargaan jatuh ke tangannya.

Ada yang janggal.
Ada yang busuk di balik panggung megah itu.
KOVO seolah telah menyiapkan nama-nama sejak awal.
Panggung hanya jadi panggung boneka, bukan arena keadilan.

Bukankah kita tahu? Liga ini bukan sekadar olahraga. Ini juga soal politik, popularitas, dan, maafkan kami harus menyebutnya, kewarganegaraan. Mega bukan bagian dari mereka. Bukan darah Korea. Maka sehebat apa pun ia, ia tetap dianggap orang luar. Tetap di pinggir. Tetap dipinggirkan.

Kami kecewa.
Kami marah.
Kami tak terima.

Penghargaan macam apa yang mengabaikan pemain terbaik sepanjang musim? Apa arti statistik jika tak dipedulikan? Apa arti semangat juang, keberanian, kesetiaan, dan dedikasi jika hanya yang ‘berdarah biru’ yang disambut di panggung?

Mega sudah melakukan segalanya. Tapi KOVO memilih untuk membutakan mata, menulikan telinga, dan membekukan hati.

Di media sosial, netizen Indonesia meluapkan kekecewaan. Ada yang berkata, “Kalau beginilah KOVO, sepikan lagi!”

Sebuah jeritan kolektif dari bangsa yang tahu, ketika anaknya diperlakukan tak adil, maka luka itu tak lagi milik individu, tapi luka seluruh negeri.

Luka ini, bukan luka kecil. Luka ini dalam. Luka ini membakar. KOVO telah menggores hati bangsa kami.

Tapi Mega, jangan kau tunduk.
Jangan kau bersedih karena tak masuk daftar mereka.
Sebab kau telah masuk daftar kami.
Daftar para juara sejati.
Daftar orang-orang yang menolak tunduk meski tak diakui.

Trofi mereka mungkin berkilau di rak kaca.
Tapi namamu akan hidup lebih lama di rak hati kami.
Kau telah menang, Mega.
Lebih dari siapa pun yang berdiri di atas podium malam itu.

Ketika sejarah menoleh ke belakang,
ia akan mencatat,
“Pada musim itu, sang juara sejati tak berdiri di panggung…
karena panggung itu terlalu kecil untuk menampung besarnya jiwanya.”

#JusticeForMega

#KOVOMemalukan

#MegaPahlawanKami

#Camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:KoreaMegawatiRed Spark
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Lakukan Evaluasi Pembelajaran Agama Bagi Generasi, PC LDII Pontianak Utara Helat Munaqosah
24/06/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

Duel Seru, Ara vs Fahri, Siapa Juara Rumah Rakyat?

07/07/2025

Klarifikasi Sang Istri Menteri Nyatakan Tak Gunakan Uang Negara

07/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang