Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Gercepnya Kejagung Garap GoTo, Publik Nyinyir, “Silfester Matutina Gimana, Bos?”
Opini

Gercepnya Kejagung Garap GoTo, Publik Nyinyir, “Silfester Matutina Gimana, Bos?”

Last updated: 3 jam lalu
12/11/2025
Opini
Share

FOTO : Ilustrasi [ Ai]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

HUJAN dari sore sampai malam di Kota Pontianak. Dingin, wak! Sekarang saya coba panaskan dengan mengulik kelakukan Kejagung. Siapkan Koptagul, nikmati narasinya!

Kalau urusan GoTo, Kejaksaan Agung langsung berubah jadi Usain Bolt berseragam toga. Sprintnya luar biasa. Baru angin kabar berembus, langsung: “Kami sudah selidiki!” Kayak lomba siapa cepat dia suci.

Tapi begitu publik nyeletuk, “Bos, Silfester Matutina udah ditangkap belum?”langsung sepi kayak grup WA alumni yang cuma diisi pesan promosi MLM.

Lihatlah betapa perkasa Kejagung ketika berhadapan dengan corporate giant macam GoTo. Mereka menyelidiki investasi Telkomsel senilai Rp 6,4 triliun seolah sedang memeriksa harga cabai di pasar.

Semua istilah hukum keluar, “perbuatan melawan hukum”, “good corporate governance”, “intervensi kekuasaan” wah, lengkap! Tapi coba ganti topiknya jadi “eksekusi Silfester Matutina”, mendadak sinyal WhatsApp Kejagung seolah dikutuk jadi mode pesawat permanen.

Padahal Silfester bukan sosok mistis. Dia bukan Genderuwo di hutan Depok, tapi manusia yang divonis bersalah enam tahun lalu! oleh Mahkamah Agung. Kasus pencemaran nama baik terhadap Jusuf Kalla sudah tuntas, vonis sudah turun, tapi orangnya entah di mana.

Jaksa katanya sudah panggil. Tapi “belum diketahui keberadaannya.” Hebat! Negara yang bisa melacak ponsel teroris di pegunungan lewat satelit, tak bisa menemukan satu orang bernama Silfester.

Jangan lupa plot twist paling absurd abad ini, meski berstatus terpidana, Silfester malah sempat diangkat jadi Komisaris Independen ID Food oleh Menteri Erick Thohir! Nuan bayangkan! Seseorang yang “tidak ditemukan” bisa ditemukan oleh SK pengangkatan! Ini pasti kemampuan spiritual tingkat kejaksaan agung, kalau bukan divine intervention, mungkin error system semesta.

Kejaksaan tampak gercep banget kalau menyelidiki uang besar yang bisa dilihat mata, seperti dolar, triliun, saham, IPO, convertible bond, wah, itu semua membuat jaksa kita seperti wirausahawan moral. Tapi kalau kasusnya cuma satu manusia bernama Silfester, mendadak semua peta digital lumpuh.

Depok jadi segitiga Bermuda. Rumahnya rusak, pengacaranya hilang kontak, jaksa cuma bisa bilang, “Kami sudah cari.” Ya, mungkin cari di kolom komentar TikTok.

Sementara itu, GoTo disidik seolah sedang berada di film Mission: Impossible – Jaksa Protocol. Dokumen dinas bocor, nota bertanda tangan menteri, nilai saham jatuh dari Rp338 ke Rp61, semua diulas dengan ketelitian seorang ahli bedah. Tapi Silfester? Wah, itu urusan nanti, setelah mereka menelusuri good corporate governance sampai menemukan “pintu rahasia ke dunia keadilan.”

Masyarakat akhirnya cuma bisa tertawa getir. “Kejaksaan, tolong dong, jangan cuma gercep kalau korbannya perusahaan besar. Kadang keadilan juga butuh jalan kaki ke rumah Depok yang nyaris roboh.” Tapi mungkin memang ini jurus baru, Gercep Selektif, cepat kalau ramai, diam kalau malu.

Lucunya, istilah “penegakan hukum” kini terdengar seperti nama boyband, tampil penuh gaya, tapi lagunya lip sync. Jaksa tampil percaya diri di depan kamera, “Kami profesional, tidak tebang pilih.” Padahal publik tahu, Silfester Matutina masih bebas menikmati udara merdeka, mungkin sedang ngopi sambil menonton berita penyelidikan GoTo di TV.

Kalau nanti ada yang bertanya, “Mengapa keadilan di negeri ini suka ngantuk?” Jawab saja, karena Silfester belum dibangunkan. Kejaksaan sedang sibuk garap triliunan rupiah, belum sempat cari satu orang yang entah ke mana.

Saat mereka nanti berhasil menangkap Silfester, mungkin di tahun 2035, barulah akan ada konferensi pers megah. Judulnya, “Kejagung Gercep Lagi, Setelah 16 Tahun!” Semoga waktu itu, saham GoTo sudah balik naik, dan keadilan sudah berhenti buffering.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Go ToSilvester
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat

15/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Bank Kalbar Divonis 4 Tahun Penjara oleh Majelis Hakim Tipikor Pontianak
24/10/2025
Dari CSR ke Penghormatan, PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar Kembali Harumkan Nama di Sabang Merah Award
15/10/2025
Tragedi di Jembatan Nengeh Teresung Sekayam, Pengendara Byson Tewas Akibat Kehilangan Kendali
25/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Yang Lain Sibuk Seminar, CV ARLI Sudah Buka Cabang

09/11/2025

CV Arli yang Bercita-cita Menjadi Mall Sunnah Terbesar di Indonesia

09/11/2025

Pertarungan Dewa Tanah di Tanjung Bunga

08/11/2025

Lahirnya Para Penjaga Kata dari Bumi Khatulistiwa

08/11/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang