Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Lahirnya Para Penjaga Kata dari Bumi Khatulistiwa
Opini

Lahirnya Para Penjaga Kata dari Bumi Khatulistiwa

Last updated: 08/11/2025 22:24
08/11/2025
Opini
Share

FOTO : para pemenang berpoto bersama [ ist ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

JELANG malam minggu, saya nak cerite dikit. Boleh ya..Dari pukul 09.00 sampai 11.30 hari ini, saya menjadi narasumber sebuah seminar literasi.

Yang mau dengarkan cerita ini, siapkan kopi dengan sedikit gula aren, wak!

Saya senang sekali hari ini. Bukan senang biasa. Tapi, senang yang kalau digambarkan mungkin seperti kucing kampung tiba-tiba diwariskan perusahaan tambang emas. Saya mengisi seminar literasi di hadapan 48 gen-z. Iya, empat puluh delapan! Satu angka sakral, seperti jumlah sayap malaikat dalam lukisan anak TK.

Mereka semua mahasiswa, lengkap dengan wajah-wajah penuh harapan masa depan, seolah-olah dunia ini masih indah dan bukan penuh cicilan dan deadline.

Acara itu bukan sembarang seminar. Bukan acara yang peserta datang hanya buat foto, lalu pulang dan lupa semuanya. Tidak. Ini disertai pembacaan pemenang lomba menulis ilmiah populer.

Lomba ini digelar Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Kalbar. Lomba pertama. Debut. Premiere. World Premiere. Langsung 48 peserta ikut. Itu seperti film baru rilis lalu tiketnya langsung sold out di hari pertama.

Artinya apa? Literasi ternyata belum meninggal. Kita hanya perlu menjemputnya dengan sedikit tepukan di bahu.

Para pemenang adalah Rama Meicandra dari IAIN Pontianak (yang bahkan masih mahasiswa baru), disusul Muhammad Rafif Hafizhan, Reza Rico Ardiansyah, Sri Agustina, dan Desnanda Rinaldi Pratama.

Mereka dinilai oleh tiga juri: saya sendiri, Prof. Ibrahim dari IAIN Pontianak, dan H. Salman Busrah, mantan Pemred Pontianak Post.

Nama-nama itu bukan sembarang nama, tapi nama yang kalau disusun bisa membentuk segitiga literasi murad: ilmu, pengalaman, dan sedikit bumbu ke-nyinyir-an elegan dalam menilai.

Kabid Rohadi Fauzi tampak sumringah. Ia mengatakan berharap para peserta menulis bukan karena lomba, tapi panggilan jiwa. Saya mendengar itu dan hampir saja saya menutup mata sambil menengadah ke langit.

Panggilan jiwa. Kalimat yang jika diucapkan sambil memegang pena, bisa membuat pena itu menyala seperti lightsaber Jedi.

Saya jelaskan kepada para peserta, tulisan bagus itu tidak cukup hanya mengalir indah. Tulisan bagus harus punya data. Data adalah otot, struktur, tulang belakang. Tanpa data, tulisan adalah balon gas yang mengangkasa tanpa kendali, sebentar lagi hilang tanpa jejak.

Saya beri contoh kisah saya sendiri. Baru saja pulang dari Papua Barat Daya. Berjumpa dengan Wakil Gubernur Ahmad Nausrau. Saya diundang ke provinsinya karena tulisan. Saya tulis bahwa ia Wagub yang jago Bahasa Arab. Tulisan itu viral dan akhirnya ia meminta saya berkunjung ke sana dan melatih literasi generasi muda di sana.

Tulisan yang dibuat dengan empati dan emosi yang tepat. Itulah kekuatan tulisan, ia bisa membuka pintu yang bahkan tidak ada gagangnya.

Saya sempat mempraktikkan cara menulis cepat. Rahasianya simpel, cari data valid, lalu olah agar renyah seperti kerupuk udang digoreng peninggalan nenek. Tapi maaf, trik lengkapnya hanya bisa dipraktikkan langsung. Kalau saya jelaskan penuh di sini, terlalu panjang.

Di akhir acara, saya membacakan para pemenang. Rama Meicandra, mahasiswa baru, melangkah maju seperti kesatria muda yang baru menerima pedang pertamanya. Saya melihat sorot mata semua yang hadir. Ada sesuatu yang menyala. Tidak besar. Tapi nyata.

Di momen itu, saya tahu, pada hari itu, di Bumi Khatulistiwa, lahirlah para penjaga kata. Mereka mungkin tidak langsung mengubah dunia. Tapi mereka akan menulis. Tulisanlah yang akan bergerak pelan-pelan, mengubah segalanya.

Di tanah khatulistiwa cahaya menyala
Gen-Z berdiri mengangkat pena
Lomba menulis jadi awal cerita
Lahir penjaga kata untuk bangsa tercinta

Rama muda melangkah penuh daya
Semangat menulis mengalir di dada
Kekuatan kata menyatukan dunia
Dari Kalbar terbit literasi yang berharga

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Bumi KhatilistiwaPara Penjaga Kata
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat

15/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Tiga Terdakwa Kasus Korupsi Bank Kalbar Divonis 4 Tahun Penjara oleh Majelis Hakim Tipikor Pontianak
24/10/2025
Dari CSR ke Penghormatan, PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar Kembali Harumkan Nama di Sabang Merah Award
15/10/2025
Tragedi di Jembatan Nengeh Teresung Sekayam, Pengendara Byson Tewas Akibat Kehilangan Kendali
25/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Gercepnya Kejagung Garap GoTo, Publik Nyinyir, “Silfester Matutina Gimana, Bos?”

4 jam lalu

Yang Lain Sibuk Seminar, CV ARLI Sudah Buka Cabang

09/11/2025

CV Arli yang Bercita-cita Menjadi Mall Sunnah Terbesar di Indonesia

09/11/2025

Pertarungan Dewa Tanah di Tanjung Bunga

08/11/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang