Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Duel Seru, Ara vs Fahri, Siapa Juara Rumah Rakyat?
Opini

Duel Seru, Ara vs Fahri, Siapa Juara Rumah Rakyat?

Last updated: 07/07/2025 18:36
07/07/2025
Opini
Share

FOTO : Ilustrasi foto Maruarar Sirait dan Fahri Hamzah [ ist ]

KITA tinggalkan dulu cerita sang menteri, Maman Abdurrahman yang lagi sibuk membela istrinya. Dua anak buah Prabowo ini lain lagi tabiatnya.

Satu kementerian, malah sibuk berantem argumen, macam rebutan tulang. Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula agar otak selalu encer dan waras, wak!

Selamat datang di pertarungan paling dinanti tahun ini! Langsung dari Stadion Kabinet Indonesia Maju, inilah laga paling panas, paling mendebarkan, paling absurd dalam sejarah tata kelola negara.

“Maruarar ‘Si Petarung Rakyat’ Sirait vs Fahri ‘Si Pemberontak Mikrofon’ Hamzah”! Bukan sekadar debat kebijakan, ini perang semesta wacana, duel epik yang bikin rumah rakyat goyang sebelum fondasinya sempat dicor!

Di sudut merah, berdiri tegap dengan gaya khas Gerindra, sang menteri yang terkenal idealis, Ara! Misinya, rumah subsidi minimalis di lahan urban nan sempit, cukup 18 meter persegi! Bagi Ara, yang penting rakyat punya atap, meskipun sempit, yang penting bisa rebahan dan nyimpen galon.

Namun, di sudut biru, penuh semangat revolusioner dan buku UU di tangan, muncul wakil menteri dari Partai Gelora, Fahri Hamzah! Tak terima konsep “rumah kerupuk”, ia melempar hook keras, “UU No. 1 Tahun 2011 bilang rumah subsidi minimal 36 meter persegi! Jangan kau ubah undang-undang jadi status WhatsApp, Lae!”

Gemuruh penonton mengguncang langit DPR. Netizen Gen Z melempar komentar brutal. “Rumah 18 meter itu tempat Barbie tinggal, bukan manusia!” Bahkan muncul istilah baru, Subsi-DIE, rumah subsidi yang lebih kecil dari garasi motor Pak RT.

Pertarungan masuk ronde dua. Ara melayangkan uppercut kebangsaan. “Kita cukup pakai dana dalam negeri! BPI Danantara cukup! Jangan utang ke asing!” Tapi Fahri menghindar lincah, membalas dengan jab tajam. “Lae, kita bisa dapet Rp16 triliun setahun dari World Bank dan ADB! Kenapa nolak rejeki internasional? Ini bukan kedaulatan, ini kejumudan!”

Stadion makin panas. Ring berubah jadi ruang sidang. Presiden mulai panik, pengembang perumahan mulai gigit kuku. Program 3 Juta Rumah per Tahun, janji suci Prabowo-Gibran, kini terancam berubah jadi 3 Juta Drama Tiap Pekan.

Ronde tiga. Fahri melepas kombinasi. “Ayo bikin Omnibus Law Perumahan, kita konsolidasi semua regulasi!” Ara balas dengan tendangan filosofis, “Jangan jadikan hukum sebagai celana panjang yang bisa dipotong sesuka hati!”

Keringat mengucur, nadi debat makin kencang. Di luar ring, masyarakat bingung, “Ini kementerian kerja atau sinetron prime time?” Sementara itu, backlog perumahan tetap menggantung di angka 12,7 juta unit. Rakyat kecil, MBR, milenial, Gen Z, yang hanya ingin rumah sederhana dengan pintu tak berbagi sama WC, kini jadi korban dari ego para petarung elite.

Investor? Lari ke Malaysia. Pengembang? Lebih memilih buka warung ayam geprek. Masyarakat? Masih tinggal di kosan petak beraroma mie instan.

Ketika bel terakhir berbunyi, tidak ada pemenang. Hanya bangkai kebijakan yang tergeletak di tengah ring. Mikrofon patah, draft kebijakan berserakan, dan rakyat hanya bisa tepuk tangan sambil menangis dalam diam.

“Pertarungan ini bukan soal siapa menang,” bisik seorang tukang bangunan, “tapi soal siapa yang ingat bahwa rumah itu bukan panggung adu domba, tapi tempat berteduh dari ributnya dunia.”

Jika rumah rakyat adalah filosofi luhur kemanusiaan, maka kalian berdua adalah penjaga gerbangnya. Tapi tolong, jangan jadi dua bocah rebutan Lego, apalagi di tengah banjir harapan rakyat miskin kota yang cuma mau, atap, tembok, dan kamar mandi yang bisa ditutup pintunya. Jangan sampai rumah rakyat berubah jadi rumah sakit, bukan karena sakit badan, tapi karena sakit hati melihat tingkah kalian.

Sayangnya, di Kementerian Perumahan hari ini, justru rumah itulah yang tak lagi punya atap.

#camanewak
Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Fahri HamzahMaruarar Sirait
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Riza Chalid “The Gasoline Godfather” Tersangka, Akhirnya Indonesia Berani

23 jam lalu

Mengenal Sumastro, Sekda yang Baru Saja Dijebloskan ke Penjara

10/07/2025

Benarkah Malaysia Mengklaim Tarian Rayyan di Ujung Perahu?

08/07/2025

Dahlan Iskan Kembali Jadi Tersangka

08/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang