Monev ke PKS PT SML, Tim Indek “K” Akan Seragamkan Harga TBS


FOTO : Tim Monev saat melaksanakan peninjauan di PKS PT SML (Sutar)

Pewarta : Sutarjo

radarkalbar.com, SEKADAU – Tata niaga Tandan Buah Segar (TBS) pada berbagai pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Sekadau akan segera ditata ulang.

Langkah ini, tentunya agar petani bisa menikmati langsung harga TBS yang memadai.

Hal ini terungkap dalam pertemuan yang dipandu Kepala Seksi dari DKPPP Sekadau, Rimus pada Kamis (4/11/2021) di ruang meeting Kantor PT SML.

Dalam arahannya, Sekretaris DKPPP Edy Mulyono mengatakan tataniaga TBS saat ini semakin tidak menentu. Maka dari itu pihaknya bersama tim Indek “K” akan mengatur tataniaga TBS dengan baik, agar semua PKS bisa seragam harga TBS sesuai Pergub Nomor 63 tahun 2018 dan Surat Edaran Gubernur Kalbar Nomor : 525/3639/DISBUNAK/X/2021 tanggal 15 Oktober Tahun 2021 tentang penegasan tataniaga TBS kelapa sawit.

“Saya yakin perusahaan juga merasa kurang enak dengan kondisi tataniaga TBS saat ini, kita akan berupaya agar tataniaga TBS yang ideal sesuai Pergub,”kata Edy.

Kesempatan sama,
Kabag Ekon Setda Sekadau, Frans Dawal dalam arahannya mengatakan hiruk pikuk tata niaga kelapa sawit memang harus diatur sesuai Pergub. Ia juga meminta agar pihak perusahaan harus bangun komitmen bersama untuk melihat kondisi ini.

Menurut Dawal carut-marutnya tataniaga TBS saat ini dampaknya cukup terasa, terutama berkaitan dengan masalah sosial. Maka dari itu tataniaga ini harus di atur dengan baik, karena sesuai visi dan misi pemerintah daerah kabupaten Sekadau perkebunan harus mampu menjadi penyangga utama kesejahteraan masyarakat.

“Setiap perusahaan harus bersinergi dengan program pemerintah daerah, karena sesuai visi dan misi pemerintah kabupaten Sekadau sektor perkebunan hendaknya sebagai penyumbang untuk mensejahterakan masyarakat,” katanya.

Dawal meminta agar pemerintah bisa mencari formulasi yang tepat untuk mencari solusi terkait carut-marutnya tataniaga TBS. Pihak perusahaan harus aktif melakukan komunikasi dengan pemerintah. Tujuannya agar pemerintah bisa dengan mudah mengindentifikasi permasalahan yang dihadapi perusahaan, karena salah satu tugas pemerintah tentu menjaga iklim investasi di kabupaten Sekadau.

Ia juga meminta agar perusahaan bisa hadir untuk dalam rapat untuk membahas harga komoditi kelapa sawit.

“Saya maunya ada debat saat menentukan harga TBS, karena harga TBS merupakan hajat hidup orang banyak, jadi saat menentukan harga harus serius,”ingatnya.

Ia juga menyarankan,mulai saat ini semua perusahaan harus menjajaki hubungan dengan kelembagaan petani seperti KUD dan kelompok tani swadaya. Tujuannya agar tata niaga bisa cepat di atur.

Sementara, perwakilan dari PKS SML, Jafar mengatakan pihaknya tidak ada kerja sama dengan vendor atau CV. Saat ini pihaknya masih ada kerjasama dengan kebun plasma dan PT LG

“Pihaknya tidak ada kerjasama dengan vendor atau CV, kami masih fokus dengan petani plasma serta petani swadaya yang berada di wilayah kerjanya,’kata Djafar.

Sementara, Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mohtar mengatakan pihaknya sebagai perwakilan petani baik yang plasma maupun petani swadaya.

SPKS dalam tugasnya sambung Mohtar adalah melakukan pendampingan petani swadaya, agar petani swadaya bisa bermitra dengan pihak perusahaan.

Makanya Ia juga meminta semua perusahaan yang sudah bermitra dengan petani hendaknya bukan sekedar bermitra dalam jual beli TBS semata, tapi perusahaan harus melakukan pembinaan terhadap petani.

“Saya rasa kalau petani dibina, mereka tidak mungkin bisa berpaling ketika menjual TBS, jadi kemitraan dengan kelembagaan petani harus permanen dalam segala bidang termasuk memperhatikan kesulitan petani,” kata Mohtar.

Pembinaan yang dimaksud tentu dalam banyak hal, misalnya mencegah petani terjebak dalam pembelian pupuk palsu dan bibit palsu. Karena pengetahuan petani dalam hal ini sangat terbatas jadi perlu ada pendampingan dari perusahaan, termasuklah saat memilih bibit.

Ia juga minta agar perusahaan berperan untuk merangkul petani.
Jika ada petani belum bekerjasama mungkin cara pendekatan juga belum pas.

“Karena sesuai curhatan petani tidak semua petani engan bermitra dengan perusahaan, saya berharap kemitraan perusahaan dan petani tidak hanya bermitra soal jual beli TBS saja, tapi lebih jauh lagi sehingga perusahaan mesti paham apa kebutuhan petani yang sebenarnya,”sarannya.

Editor : Antonius


Like it? Share with your friends!