Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Perang Antar Kartel Penguasa Sumber Daya Alam di Indonesia ” Ketika Kekayaan Alam Jadi Rebutan Elit”
Opini

Perang Antar Kartel Penguasa Sumber Daya Alam di Indonesia ” Ketika Kekayaan Alam Jadi Rebutan Elit”

Last updated: 01/03/2025 05:18
01/03/2025
Opini
Share

Oleh : Benz Jono Hartono [ Praktisi Media Massa ]

INDONESIA dikenal sebagai negeri yang kaya akan sumber daya alam. Dari tambang emas, batu bara, nikel, hingga perkebunan sawit yang membentang luas, semua menjadi sumber kekayaan yang luar biasa.

Namun, di balik gemerlap potensi itu, ada bayang-bayang kelam: perang antar kartel penguasa sumber daya alam yang tak kasat mata, namun nyata mengendalikan arah kebijakan, perekonomian, hingga dinamika politik nasional.

Siapa Kartel Penguasa Sumber Daya Alam

Kartel dalam konteks ini merujuk pada kelompok oligarki, konglomerat, dan elite politik yang menguasai sektor-sektor strategis sumber daya alam. Mereka membentuk kongsi-kongsi bisnis yang mengatur monopoli dan alokasi keuntungan dari eksploitasi alam Indonesia.

Tidak jarang, keterlibatan oknum pejabat negara menjadi bagian dari strategi kartel untuk mengamankan izin, kebijakan, dan perlindungan hukum.

Bentuk Perang Antar Kartel

Perang antar kartel tidak selalu terlihat sebagai konflik bersenjata. Bentuknya lebih halus, tetapi dampaknya besar:

1. Perebutan Konsesi dan Izin Tambang

Setiap jengkal tanah yang kaya mineral menjadi incaran. Kartel saling menyikut, melobi elit kekuasaan, bahkan menjatuhkan rival dengan kasus hukum atau manipulasi kebijakan.

2. Perang Media dan Opini Publik

Kartel mengendalikan media untuk membentuk citra positif perusahaan mereka dan merusak reputasi kompetitor. Isu-isu lingkungan kerap dijadikan senjata untuk menghancurkan saingan bisnis.

3. Kriminalisasi dan Penggunaan Aparat

Kartel yang kalah lobi tak segan menggunakan aparat hukum untuk menjerat rival dengan berbagai tuduhan, mulai dari pencemaran lingkungan, pelanggaran pajak, hingga korupsi.

4.Pembentukan Proxy-proxy Politik

Kartel membiayai kandidat kepala daerah hingga pejabat pusat untuk memastikan kepentingan bisnis mereka terjaga. Ketika figur yang didukung kalah, konflik kartel pun meledak ke ranah politik.

Dampak bagi Rakyat dan Lingkungan

Perang antar kartel tidak hanya merugikan perekonomian, tetapi juga menciptakan kerusakan lingkungan, konflik sosial di tingkat lokal, hingga kriminalisasi masyarakat adat yang mempertahankan tanah leluhurnya.

Alih-alih kekayaan alam membawa kesejahteraan, rakyat kecil justru jadi korban dari pertarungan para raksasa ekonomi ini.

*Penutup*

Menekan dominasi kartel dalam penguasaan sumber daya alam di Indonesia bukan perkara mudah. Butuh reformasi tata kelola sumber daya alam, penguatan regulasi anti-monopoli, serta kemandirian politik yang bebas dari oligarki.

Namun, selama politik biaya tinggi masih terjadi, kartel akan terus bercokol dan saling berperang demi menguasai “harta karun” Nusantara.

*Penulis Adalah Praktisi Media Massa di Jakarta*

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:KartelPertambanganSumber daya alam
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
BREAKING NEWS : Mobil Pengangkut Uang Seruduk Kerumunan di Pasar Sungai Bakau Kecil, Sejumlah Warga Menderita Luka
11 jam lalu
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Dahlan Iskan dan Saham Rp 89 Miliar

22 jam lalu

Brunei Dibantai 8-0, Raven Gacor Cetak Enam Gol

14 jam lalu

Selama NKRI Penduduknya Masih Mayoritas Islam, Maka Sektor Kehidupan Dipersulit, Hidup Serba Susah

15/07/2025

Terjun Lubuak Rantiang: Keindahan Alam, Misteri, dan Warisan Budaya yang Tersembunyi di Ranah Minang

14/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang