FOTO : Mahasiswa ekonomi Sambas berpoto bersama dalam suatu momen [ ist ]
Urai Rudi – radarkalbar.com
SAMBAS – Aksi pemusnahan ribuan batang rokok ilegal oleh Kantor Bea Cukai Sintete di Sambas pada Rabu (25/6/2025) menuai sorotan dari mahasiswa ekonomi di daerah tersebut.
Mereka mempertanyakan apakah kegiatan itu benar-benar bentuk keberhasilan atau sekadar seremoni tahunan yang menutupi masalah yang lebih besar.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Ekonomi Sambas, Redi Pidriyanto menyebutkan kegiatan pemusnahan seperti ini sudah sering terjadi, tapi rokok ilegal tetap saja beredar luas.
“Kalau rokok ilegal terus muncul, berarti ada yang tidak beres. Jangan-jangan ini bukan keberhasilan, tapi justru bukti kelemahan pengawasan Bea Cukai,” ungkapnya.
Ia menilai, pemusnahan tanpa penangkapan aktor utama hanyalah setengah langkah. Mereka menduga ada celah pengawasan, bahkan mungkin keterlibatan oknum, yang memungkinkan jaringan penyelundupan terus bergerak bebas.
“Kalau hanya bakar rokoknya tapi pelakunya tidak ditangkap, itu namanya bukan solusi. Itu penanganan setengah hati,” sindirnya.
Selain mempertanyakan efektivitas, mahasiswa juga menyoroti soal efisiensi anggaran.
Menurut mereka, dana yang digunakan untuk pemusnahan bisa dialihkan untuk langkah pencegahan yang lebih berdampak, seperti pengadaan teknologi pengawasan canggih atau pelatihan petugas perbatasan.
Untuk itu, Redi dan rekan-rekannya mendesak pemerintah dan otoritas terkait untuk membuka data secara transparan dan mengevaluasi sistem pengawasan yang ada.
“Kami butuh perubahan nyata, bukan sekadar aksi bakar rokok yang hanya memuaskan kamera dan headline media,” katanya tegas.
Pemusnahan ribuan batang rokok ilegal memang kerap dijadikan simbol keberhasilan penindakan.
“Jika peredarannya terus berlangsung, pertanyaannya tetap sama, siapa yang sebenarnya diuntungkan, dan siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya penuh tanya. [ red/r]
Editor/publisher : admin radarkalbar.com