Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Istri Hamil Tua, Mahasiswa Ini Sukses Selesaikan Skripsinya
Opini

Istri Hamil Tua, Mahasiswa Ini Sukses Selesaikan Skripsinya

Last updated: 25/06/2025 23:22
24/06/2025
Opini
Share

NAMPAKNYA cerita perang udah pada bosan. Perang ujungnya damai. Habis damai, perang lagi. Kali ini, nak cerite mahasiswa bimbingan skripsi saya.

Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa yang lain. Siapkan kopi tanpa gulanya, wak.

Ada sidang skripsi yang biasa-biasa saja. Lulus, selfie, lalu hilang ke dalam sejarah kampus yang pelan-pelan dilupakan. Tapi kemarin, 24 Juni 2025, sebuah sidang skripsi menjadi peristiwa semesta. Angin berembus lebih pelan.

Langit tampak lebih teduh. Burung gereja di depan ruang sidang mendadak diam, mungkin ikut menyimak. Karena yang diuji bukan sekadar skripsi. Tapi hidup itu sendiri.

Namanya Aswandi. Mahasiswa. Suami. Pedagang es tebu. Calon ayah. Pejuang yang menulis skripsi bukan dengan tinta biasa, tapi dengan cairan tebu, peluh, dan air mata harapan.

Saya dosennya. Saya tahu, bagaimana kerasnya perjuangan anak ini. Ia bukan mahasiswa biasa yang ngilang saat bimbingan. Ia bukan tipe yang cuma kirim skripsi lalu menghilang macam jin. Ia datang ke rumah. Duduk. Diam. Mendengar. Mencatat. Kadang siang, kadang malam.

Ketika mau bimbingan, ia selalu WA dulu, kapan saya ada waktu. Saya jawab, habis magrib, boleh ke rumah. Ia pun datang dengan motor bututnya dan laptop yang sudah usang. Bimbingan berlangsung, kadang sampai jam 9 sampai 10 malam.

Kadang saya kasihan, kadang saya iri. Iri, karena di usia muda, dia sudah tahu apa arti tanggung jawab, yang bahkan sebagian pejabat belum tentu paham.

Yang bikin cerita ini makin gila, Aswandi ternyata sudah menikah. Istrinya sedang hamil tua. Untuk menghidupi keluarga kecil itu, ia menjual es tebu di dekat Pasar Sungai Durian Kubu Raya.

Bukan kafe. Bukan booth fancy. Tapi lapak kecil di pinggir jalan, tempat angin dan debu berkonspirasi setiap sore. Di situlah, ia berdiri. Menjajakan es tebu dengan semangat seorang CEO, meski seragamnya cuma kaus oblong dan handuk di leher.

Lalu, datanglah musibah, penertiban oleh Pemkab Kubu Raya. Kios-kios digusur. Rezim truk dan palu menghantam keras. Es tebu Aswandi ikut tergilas. Tapi hidup, bagi pejuang macam dia, tak bisa digusur. Ia pindah ke belakang pasar. Tak ada baliho.

Tak ada listrik yang stabil. Tapi tetap ia berdiri. Tetap jualan. Tetap bimbingan skripsi. Seolah-olah Tuhan memberinya cadangan tenaga tak terbatas, sementara kita, baru disuruh fotokopi skripsi saja sudah tumbang.

Kemarin, sidangnya selesai. Nilainya baik. Layak. Sangat layak. Tapi yang membuat saya nyaris menangis (meski saya tetap menjaga wibawa dosen senior), adalah saat ia mencium tangan saya. Tangannya kasar. Bau gula tebu. Tapi hangat. Tulus. Seperti ucapan terima kasih dari seorang prajurit setelah pulang perang.

Saya tak punya banyak hadiah. Hanya doa, semoga istrinya melahirkan dengan selamat. Semoga dagangan tetap laris. Semoga gelar “Sarjana Manajemen” yang ia raih, adalah awal dari gelar-gelar kehidupan yang lebih besar.

Kalau hari ini kau merasa hidupmu berat, coba ingat Aswandi. Ia tidak punya privilege. Tidak punya link. Tapi ia punya satu hal, tekad yang lebih keras dari mesin penggiling tebu.

Kalau nuan masih menunda-nunda skripsi hanya karena “lagi gak mood”, coba cari cermin, tatap dalam-dalam, dan bayangkan Aswandi.

Aswandi kini resmi menyandang gelar Sarjana Manajemen. Tapi bagi saya, ia lebih dari itu. Ia adalah Sarjana Kehidupan. Ia tak hanya paham teori SWOT, tapi juga paham cara bertahan saat semua opsi “threat” datang bersamaan.

Mari kita belajar darinya. Jika Aswandi bisa lulus, berdagang, mencintai, dan menanti kelahiran buah hati, kalian mahasiswa yang masih rebahan sambil scroll TikTok, apa kabar?

#camanewak
Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Skripsi
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

BREAKING NEWS : Mobil Pengangkut Uang Seruduk Kerumunan di Pasar Sungai Bakau Kecil, Sejumlah Warga Menderita Luka

16/07/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Tersengat Listrik, Dua Pekerja PLN Mempawah Dilarikan ke Rumah Sakit, Abai Gunakan APD atau Kurang Pengawasan?
17/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025
Tuntutan Memuncak…! Dipanggil Mangkir, PT KAL Dinilai Abaikan Hak Karyawan dan Wibawa Pemerintah
24/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Rindu Pasir di Ujung Pulau Tayan yang Tak Lagi Pulang

27/07/2025

Nasib Jembatan Kapuas Tayan, Kemegahan yang Kini Terabaikan, Malam Tanpa Cahaya di Atas “Triliunan Rupiah”

25/07/2025

Lagi, Anak Kandung Buang Ibu ke Panti Jompo

23/07/2025

Mengenang Empat Puluh Hari Kepergianmu

18/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang