Kasihan Muda, Menanjak Hukumnya


Oleh : Rosadi Jamani [ Dosen UNU Kalbar]

RESIKO negara hukum. Siapa pun dia, tunduk pada hukum. Cuma, hukum di tangan siapa dulu?

Muda Mahendrawan disaat hatinya bergemuruh ingin daftar sebagai calon Gubernur, justru dihadang hukum. Ke depan, tokoh pembentukan Kubu Raya ini bakal terus menanjak dengan hukum.

Sambil menunggu datangnya malam, duduk di teras sambil seruput kopi, yok kita bahas kisah kelam Bupati Kubu Raya dua periode ini.

Kalau kata pepatah, “Bermimpilah setinggi langit, kalau jatuh, setidaknya kamu akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Tapi kalau nasib Muda jatuhnya malah ke dalam jeratan hukum. Bukan sembarang jeratan hukum, ini soal air bersih, lho! Bukan air mata apalagi air minum.

Rencananya mau jadi calon penguasa Kalbar bersama Katrine Angel Oendoen, tapi tiba-tiba berubah jadi perjalanan menanjak ke ruang penyidik.

Begini ceritanya. Suami Rosalina ini mungkin sudah siap dengan segala bentuk kampanye penuh janji manis seperti “air bersih gratis untuk semua” atau “kesejahteraan warga Kalbar nomor satu,” malah harus berhadapan dengan hukum.

Bersama rekannya, Uray Wisata, mantan Direktur PDAM Tirta Raya, keduanya ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan pemasangan jaringan air bersih pada tahun 2013.

Kasus berbau fosil yang di-upgrade kembali.

Padahal, niat hati hendak maju sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, eh, malah maju ke meja penyidikan.

Wah, nasib bisa berubah secepat kilat ya!

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Raden Petit Wijaya, dengan tenang membenarkan penetapan status tersangka ini.

“Penetapan tersangka tersebut dilakukan penyidik pada Kamis, 15 Agustus lalu,” ungkapnya, mungkin sambil menyeka keringat dingin.

Ternyata, bukan hanya warga Kalbar yang dibikin ‘kering’ gara-gara air bersih, tapi juga Muda dan Uray yang kini kering mimpi untuk memimpin daerah.

Nah, yang bikin kita bertanya-tanya, kenapa Muda harus ditersangkakan jelang pendaftaran ke KPU? Apakah Muda merusak skenario yang telah diatur oleh invisible hand? Atau jangan-jangan, ini bagian dari drama politik yang lebih besar, di mana tokoh utama selalu dihadapkan dengan rintangan-rintangan tak terduga?.

Ya, siapa tahu, di balik layar ada sutradara yang mengatur jalannya cerita dengan lihai.

Menurut Kombes Petit, setelah hasil gelar perkara pada 6 Agustus, akhirnya Muda dan Uray Wisata yang awalnya cuma saksi, sekarang naik kelas jadi tersangka.

Wah, siapa sangka, niat hati daftar ke KPU malah ‘didaftrakan’ sebagai tersangka. Kombes Petit juga menjelaskan bahwa penyidik akan segera memanggil kedua tersangka untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Ya, siapa tahu, dari keterangan tersebut ada cerita baru yang lebih mengejutkan lagi!

Nah, begitulah. Sementara Muda mungkin dulu punya slogan kampanye yang aduhai dan penuh semangat, sekarang sepertinya perlu diubah jadi,

“Jangan biarkan mimpi besar terjebak dalam urusan kecil.” Mungkin bisa jadi bahan kampanye berikutnya, kalau kasus ini sudah selesai dan Muda masih ada niat buat bertarung lagi di dunia politik.

Kasihan Muda. Apakah dia saja yang dikerjain hukum? Kita pun tak tahu.

Politik itu kejam, wak. Tak bisa dijinakkan secara baik-baik, hukum bisa dijadikan alat.

Tentunya oleh yang punya power besar. Kalau para pengopi di Merapi, mane ditoleh budak, hehehe..

#camanewak


Like it? Share with your friends!