Tayan Hilir (radar-tayan.com)- Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi menegaskan untuk mencegah tumbuhnya intoleransi. Masyarakat baik dari suku dan agama manapun, harus saling bahu-membahu dalam mendukung berbagai kegiatan keagamaan. Sehingga terjalinnya kerukunan antar umat beragama antar sesama.
“Harus mempertahankan NKRI, hasil dari perjuangan oleh para pahlawan yang tidak dapat kita lupakan sampai dengan sekarang. Dan untuk menjaga keutuhan NKRI kita harus bersama-sama dengan masyarakat maupun aparatur sipil, TNI dan Polri untuk memegang teguh Bhineka Tunggal Ika jangan sampai dibiarkan bertumbuhnya paham radikal di negara kita,” ungkapnya saat menjadi narasumber pada rapat koordinasi anggota FKUB Kabupaten Sanggau di Kota Tayan Hilir ,pada Rabu.
Rakor yang mengusung tema ‘mengembangkan sikap toleransi, saling percaya dan saling memahami dalam bingkai NKRI”ini dibuka Plt Kepala Kemenag Sanggau Drs A Saukani didampingi Kasi Bimas Islam Kemenag Sanggau Drs H Toyib Saifuddin Ayyubi.
Selain itu dihadiri Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi, S IK, MH. Hadir juga Sekretaris FKUB Sanggau Nabhan Husein S Ag, unsur forkopimka masing-masing Tayan Hilir, Toba, Meliau, Batang Tarang, Ketua FKUB Tayan Hilir Y. Leo Harto, S. Pd, Sekretaris FKUB Kec. Tayan Hilir Yuniardi, FKUB Batang Tarang, masing-masing KUA Tayan Hilir, Toba, Meliau, Batang Tarang, Babinsa serta Bhabinkamtibmas, para Kades se-Tayan Hilir serta para tokoh masyrakat adat dan agama dan para undangan sebanyak 140 orang.
Mantan Kapolres Kapuas Hulu ini menambahkan, paham radikalisme muncul karena adanya embrio-embrio intoleransi. Sehingga perannya para perangkat desa untuk menerapkan wajib laporan bagi pendatang baru. “Para perangkat desa bisa mewaspadai, terutama dengan adanya pendatang baru di wilayah masing-masing,” ujar pria dengan dua melati dipundak ini.
Terkait dampak dari pasca pemilihan Gubernur dan Bupati Sanggau, Imam meminta semua elemen untuk saling bersama-sama mengedepankan empat pilar yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhenika Tunggal Ika.
“Empat pilar ini mesti kita kedepankan. Ini harga mati,untuk menjaga keutuhan NKRI,”tegasnya.
Dijelaskan, konflik sosial di dunia menjadi potensi situasi regional dimana Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dengan berbagai suku dan budaya sehingga menjadi ketertarikan negara luar terhadap keberagaman negara Indonesia. “Kondisi ini, membuat banyak negara luar yang ingin menguasai negara Indonesia dengan berbagai upaya yaitu dari segi keagaam maupun budaya dengan memasukkan budaya luar,” ungkapnya.
Saat rakor tersebut dilaksanakan pula sesi tanya jawab. Berbagai pertanyaan dilontarkan, bahkan dukungan untuk Polres Sanggau dalam melaksanakan penegakkan supremasi hukum.
Pewarta : Sery Tayan
Editor : Sery Tayan