Pekanbaru, radar-kalbar.com -Indonesia kedepankan 4 pilar politik luar negeri, yaitu 1) penguatan diplomasi ekonomi; 2) diplomasi perlindungan; 3) diplomasi kedaulatan dan kebangsaan; 4) meningkatkan kontribusi dan kepemimpinan indonesia di kawasan dan dunia; 5) serta memperkuat infrastruktur diplomasi”, ujar Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Dr. Desra Percaya dalam sambutannya pada kuliah umum dihadapan para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi Riau yang diselenggarakan di Universitas Islam Riau (UIR), 26 November 2019.
“Penting bagi Kemlu, para pemangku kepentingan, termasuk di daerah, memperoleh penjelasan menyeluruh tentang kebijakan pemerintah Pusat sehingga bisa tercapai pemahaman bersama”, lanjutnya. Diakhir sambutannya, Dirjen Aspasaf mengajak para mahasiswa untuk bergabung dengan Kemlu.
Lebih dari 250 mahasiswa dari UIR, Universitas Riau dan Universitas Abdurrab hadir pada kuliah umum ini. Selain selenggarakan kuliah umum, pihak Kemlu telah menandatangani MoU Kerja Sama dengan UIR dan meresmikan Pusat Studi Asia Timur dan Asia Tenggara, UIR.
Kuliah umum ini menekankan pentingnya posisi strategis Indonesia dan peranan penting Indonesia dalam mendorong stabilitas politik, peningkatan kerja sama ekonomi dan peningkatan kemakmuran bersama melalui inisiatif-inisiatif yang diusung seperti konsep Indo-Pasifik dan peranan sentral ASEAN di Kawasan. Selain itu, sejalan dengan 5 program Presiden RI, unsur ekonomi dalam berdiplomasi menjadi perhatian utama Kemlu, sebagaimana tercantum dalam 4+1 pilar politik luar negeri. Dalam hal ini, peranan daerah menjadi penting, utamanya melalui dukungan Kemlu dalam mengangkat produk daerah ke dunia internasional, serta menggali potensi kerja sama ekonomi yang hasilnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat di daerah.
Indo-Pasifik yang membentang dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik telah menjadi kawasan dengan nilai strategis yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan potensi besar yang dimiliki negara-negara di kawasan, termasuk sebagai pusat kemajuan teknologi dan inovasi dengan nilai ekonomi mencapai 62% dari GDP dunia. Namun demikian, Indo-Pasifik juga menghadapi berbagai tantangan termasuk rivalitas negara-negara besar yang mengusung konsep aristektur masing-masing
Selain itu, para mahasiswa juga mendengarkan penjelasan yang disampaikan wakil Direktorat Informasi dan Media mengenai penguatan infrastuktur diplomasi. Dalam hal ini, salah satu penguatan tersebut melalui peningkatan SDM dalam pengelolaan teknologi digital dalam berdiplomasi. Juga, upaya-upaya Kemlu dalam memperkuat infrastuktur digital sebagai bagian dari monitoring, collecting dan pemanfaatan big data sebagai salah satu sumber perumusan kebijakan.
Salah satu hal yang menarik dari kegiatan ini, dua diplomat muda yang baru bergabung dengan Kemlu berinteraksi langsung dengan para mahasiswa, menyampaikan tips dan pengalaman dalam bekerja di dunia diplomasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari outreach politik luar negeri yang dilakukan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia secara reguler. Outreach dan diseminasi informasi seperti ini merupakan bagian dari edukasi Kemlu kepada publik agar mereka memahami manfaat yang dirasakan dari pelaksanaan kebijakan politik luar negeri Indonesia. Selain itu, kegiatan outreach ini merupakan kelanjutan dari kerja sama Kemlu dan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia, yang membahas “Diplomasi RI dalam memajukan Kerja Sama Indo-Pasifik dan Perkembangan ASEAN Outlook on Indo-Pacific di Kemlu pada 11 Oktober 2019 yang lalu.
Dalam kesempatan kunjungannya, delegasi Kemlu juga melakukan pertemuan dengan Sekda Pemprov Riau untuk merumuskan strategi diplomasi ekonomi ke kawasan. Pertemuan menyepakati untuk kembangkan roadmap promosi TTI Riau di tahun 2020. Sumatera memiliki posisi strategis dalam konsep Indo-Pasifik, mengingat berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan berada di tengah-tengah jalur laut urat nadi perekonomian dunia.
Sumber : Kementerian Luar Negeri.