FOTO : Lokakarya program pendampingan Gen Sehat digelar PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar dan Fikes UMP berlangsung di Balai Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir [ist]
redaksi – radarkalbar.com
SANGGAU – Manajemen PT ANTAM Tbk Unit Bisnis Pertambangan Bauksit (UBPB) Kalbar terus menunjukan komitmen untuk membantu masyarakat dalam segenap aspek dari waktu ke waktu.
Satu diantaranya dengan mendorong peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, melalui program Generasi Sehat (Gen Sehat) dimulai dari masyarakat.
Kali ini menggandeng Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (Fikesmas), Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP).
Langkah awalnya, menggelar Lokakarya Program Gen Sehat berlangsung di Balai Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalbar.
Selain itu, momen ini, merupakan wahana bagi PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar dan Fikes UMP mensosialisasikan rencana program Gen Sehat kepada stakeholder.
PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar dan Fikes UMP mengundang stakeholder strategis yang dilibatkan dalam aksi kolaboratif untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah Kecamatan Tayan Hilir.
Hadir saat itu, Kepala Dinas Kesehatan Sanggau, Ginting, Plt Camat Tayan Hilir H. Junaidi Basrah S.Pd, M.Pd, Kepala Puskesmas Pulau Tayan, H. Buyong, Kepala Puskesmas Kawat, dr Sangap Kita Ginting, Kepala Desa Pedalaman Sunarto, Pj Kades Tanjung Bunut, Pengurus Tp PKK Desa Pedalaman, TP PKK Desa Tanjung Bunut, Kader Kesehatan Balita, Siswa SMAN 1 Tayan Hilir, SMA Yakota, perwakilan KUA Tayan Hilir, Dewan Adat Dayak, serta Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) serta sejumlah pihak lainnya.
Program Gen Sehat merupakan pilot project pada bidang kesehatan yang ditargetkan untuk membantu menurunkan prevalensi stunting (gagal tumbuh anak, red).
Program ini akan dilaksanakan selama 1 tahun ke depan pada lokus, yakni di Desa Tanjung Bunut dan Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir.
Dua lokasi ini dipilih secara purposive (sengaja, red) atas studi awal kondisi stunting dan keberadaan kedua lokasi di wilayah ring 1 operasional PT ANTAM Tbk UBPB Kalbar.
Diketahui, fakta baru yang bergulir di tengah masyarakat adalah perihal terkesan adanya penolakan, ketika dinyatakan anaknya stunting.
Penolakan ini banyak terjadi di semua Posyandu. Hal ini diketahui, secara terang-terangan ditunjukkan dengan menurunnya kecenderungan untuk datang ke Posyandu.
“Nah, dengan kondisi yang terjadi saat ini, desa melalui Kader Pemberdayaan Masyarakat-nya perlu mendorong dan menggerakkan masyarakat supaya datang ke Posyandu,” ujar Kadis Kesehatan Sanggau, Ginting.
“Tugas tersebut dimaksudkan untuk bisa mendukung tugas Kader Kesehatan. Sehingga upaya peningkatan kesehatan dibarengi dengan upaya pemberdayaan masyarakat yang inovatif,” jelasnya.
Terpisah, Head of West Region CSR & ER PT ANTAM Tbk, Munadji mengatakan program pencegahan dan penanganan stunting merupakan bukti komitmen perusahaan untuk mendukung agenda nasional.
Program ini kata Munadji, dengan melibatkan berbagai pihak terkait mulai dari perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi serta upaya perbaikan terus-menerus.
“Perusahaan melalui pelaksanaan tanggung jawab TJSL maupun PPM sudah seyogyanya memprioritaskan bidang kesehatan, yang salah satunya bertujuan menurunkan prevalensi stunting. Dan sekaligus dalam pencapaian SDGs melalui Kerjasama multi stakeholder,”tegasnya. [r*/biz]