Investasi Tanpa Demo


FOTO : Rosadi Jamani (Ist)

Oleh : Ketua Satupena Kalimantan Barat, Dr Rosadi Jamani

UNTUK apa investari kalau menyakiti rakyat. Ungkapan ini sedang viral di negeri ini.

Kali ini saya mau bahas investasinya. Bukan investasi di negeri kekuasaan Jokowi, melainkan di negara Muhammad Bin Salman (MBS).

Negara Arab Saudi, negara tergila investasi. Sudah cukup rasanya membangun kota fututistik The Line membuat dunia geleng-geleng kepala.

Ditambah lagi akan membangun Mukaab, kota mirip Ka’bah dengan investasi wow. Itu investasi infrastruktur. Ternyata di bidang olahraga tak kalah gilanya.

Apa yang dilakukan Putra Mahkota Arab Saudi, ingin menggusur kepopuleran Liga Eropa. Liga Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Jerman mau digusur diganti dengan Liga Profesional Arab Saudi. Gila ndak?

Sebagai langkah awal upaya gila itu, lewat Public Invesment Fund (PIF) milik MBS mengakuisisi empat klub ternama Arab Saudi, yakni Al Nassar, Al Ittihad, Al Hilal, dan Al Ahli. Saham MBS di empat klub itu 75 persen.

Sisanya milik yayasan klub itu sendiri. Dengan saham besar ini, MBS suka-suka mau beli pemain. Mau berapa pun harganya di-iya-kan saja.

Contoh, pemain top dunia, Christiano Ronaldo lewat klub Al Nasser ia beli dengan nilai kontrak 3,3 triliun per musim.

Semenit saja ia main digaji 6,8 juta. Gaji segitu untuk saya bisa langsung jadi sultan, hehehe.

Sadio Mane dibeli dari klub Bayer Munchen dengan nilai kontrak 750 miliar per musim.

Ia berduet dengan CR7 di lini depan Al Nasser. Lalu ada, Neymar dibeli dari klub elit Liga Perancis, PSG dengan nilai kontrak 1,3 triliun.

Ia memperkuat al Hilal. Ada lagi Karim Benzema dibeli dari Real Madrid dengan nilai kontrak 3,1 triliun.

Benzema dibeli oleh klub
al Ittihad. Banyak lagi pemain top dunia yang diboyong MBS untuk merumput di negaranya.

Dengan duit tak berseri, MBS benar-benar ingin menggusur kepopuleran liga-liga Eropa. Arab Saudi pun tak hanya terkenal dengan minyak, Ka’bah, Madinah, melainkan dengan sepakbolanya juga.

Di Piala Dunia, negeri beribukota Riyadh ini selalu langganan. Kalau Timnas ketemu Arab Saudi, ada rasa ciut nyali.

Luar biasa MBS dalam upayanya mewujudkan visi Saudi 2030. Investasinya bukan kaleng-kaleng. Mega proyek yang diwujudkan MBS tak ada satu pun didemo oleh rakyatnya.

Lha..iyalah, Bang. Wong investasi di proyek The Line dan Mukaab itu gurun, tak ada manusianya.

Benar, tak ada yang digusur di situ. Jangan lupa proyek perluasan Masjidil Haram tak kalah besarnya.

Banyak situs-situs bersejarah terpaksa diratakan. Bahkan, ada masjid juga digusur. Tak ada yang protes, tak ada demo. Emang berani, bisa kepala melayang taruhannya.

Nah, itu dia jawabannya. Arab Saudi negara menganut monarki absolut. Raja adalah penguasa tunggal.

Tak boleh ada menentang keinginan raja. Mengkritik kerajaan lewat mimbar khutbah Jumat saja bisa ditangkap.

Jangan coba-coba mengkritik kerajaan, nyawa melayang. Ingat ndak kasus wartawan Jamal Khashoggi yang suka mengkritik negaranya.

Ia dibunuh dengan cara keji di Turki. Tubuhnya itu direndam air keras, sehingga tersisa tulang saja.

Pembunuhan wartawan tersadis. Bukti cukup mengarah ke MBS. Tapi, dengan power yang dimiliki MBS, Turki dan Amerika yang benafsu menyeret kasus itu, hilang ditelan bumi.

MBS tetap santai. Itu wajah negara monarki absolut ya. Tak boleh ada menghalangi investasi. Tak boleh ada kritik, apalagi demo.

Lalu, bagaimana dengan negara demokrasi seperti Indonesia. Bagaimana investasi di negara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Ehem…mau dibahas ndak yaa…hehehe. Banyak yang DM, bang kenapa tak bahas investasi yang itu?

Untuk saat ini, saya posisi menunggu saja. Ya, menunggu penyelesaian. Setiap ada masalah pasti ada solusinya.

Saya tak suka memperkeruh suasana. Biarlah orang-orang yang berhak menyelesaikannya. Gitu saja sih dari saya.

#camane wak


Like it? Share with your friends!