Trump Turun Tangan, Perang Rusia-Ukraina Damai


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

INI urusan dunia lee, bukan urusan sepele. Perang Rusia-Ukraina yang membuat dunia sengsara, mulai ada harapan damai.

Yok kita bahas sambil seruput kopi di bawah pohon Hutan Kota Pontianak.

Donald Trump. Nama yang bikin dunia bergetar. Presiden yang lebih mirip bintang reality show. Omongannya selalu bikin heboh. Kadang terdengar jenius, kadang seperti status Facebook orang lagi marah-marah.

Tapi siapa sangka, pria yang pernah ngajak Kanada jadi negara bagian AS ini sekarang mau jadi juru damai? Pria yang mau menjadikan Gaza tempat wisata dunia, mau mendamaikan Rusia-Ukraina.

Ya, benar! Trump baru saja menelepon Putin dan Zelensky. Katanya, dia mau mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Begitu aja? Kayak ngajak tetangga baikan habis rebutan parkiran?

Dengan penuh percaya diri, Trump mengabarkan ke dunia lewat akun TruthSocial-nya:

“Saya baru saja menelepon Putin. Kami ngobrol panjang. Mengingat masa-masa indah Perang Dunia II. Dia setuju bahwa perang ini konyol. Harus selesai.”

Mantap. Baru telepon sebentar, sudah bisa bikin pemimpin Rusia bilang “setuju”. Padahal, negosiasi perang biasanya butuh diplomat, meja panjang, dan kopi tanpa gula.

Tapi Trump tidak berhenti di situ. Setelah Putin, dia langsung menelepon Zelensky. Hasilnya? Mirip.

“Saya juga menelepon Zelensky. Pembicaraan sangat baik. Dia, seperti Putin, ingin DAMAI.”

Wah, gampang banget ya. Ini perang atau grup WhatsApp yang tinggal dikeluarin satu orang biar aman?

Untuk membuktikan keseriusannya, Trump menunjuk tim negosiator super. Ada Marco Rubio, Menteri Luar Negeri. Siap berdebat dengan siapa saja. Ada John Ratcliffe, Direktur CIA. Kalau ada drama, dia yang paling tahu duluan.

Lalu, ada Michael Waltz, Penasihat Keamanan Nasional. Pastinya punya rencana cadangan kalau negosiasi gagal. Ada Steve Witkoff, Duta Besar sekaligus Utusan Khusus. Namanya kurang familiar, tapi siapa tahu dia jago lobi.

Tim ini akan berangkat ke Munich, Jerman, untuk pertemuan perdamaian. Trump berharap hasilnya bagus. “Sudah saatnya menghentikan perang yang menggelikan ini,” katanya.

Benar juga. Perang ini sudah terlalu lama. Tapi kalau Trump bisa menyelesaikannya hanya dengan telepon dan postingan medsos, dunia butuh bertanya, kenapa yang lain ribet banget?

Rumor beredar, negosiasi final mungkin digelar di Arab Saudi atau Uni Emirat Arab. Dua negara ini dikenal suka jadi tuan rumah acara besar. Dari Piala Dunia sampai pertemuan rahasia para pemimpin dunia.

Tapi tunggu dulu, ini masih spekulasi. Bisa jadi Trump punya rencana lain. Misalnya, bikin pertemuan via Zoom atau bahkan mengundang Putin dan Zelensky ke Mar-a-Lago, sambil main golf.

Jika Trump benar-benar berhasil menyelesaikan perang Rusia-Ukraina, dunia harus mengakui, dibandingkan politikus biasa, dia ini beda kelas.

Tapi kalau akhirnya cuma jadi drama baru, ya… setidaknya kita dapat hiburan gratis. Bagaimanapun, dunia politik tanpa Trump terasa seperti TV tanpa sinetron.

Siap-siap aja. Mungkin besok kita bangun tidur, Trump sudah nge-tweet:

“Perang selesai. Saya penyelamat dunia. Kapan Nobel Perdamaian dikirim?”

#camanewak


Like it? Share with your friends!