Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Kalbar > Sambas > Mirisnya Wajah Pendidikan pada Perbatasan Negara, Bangunan SD 06 Sawah Bertahan di Ambang Roboh
Sambas

Mirisnya Wajah Pendidikan pada Perbatasan Negara, Bangunan SD 06 Sawah Bertahan di Ambang Roboh

Last updated: 11/10/2025 21:05
11/10/2025
Sambas
Share

FOTO : Momen berpoto bersama dan bangunan SDN 06 Sawah yang mengalami kerusakan [ ist ]

Urai Rudi – radarkalbar.com

SAMBAS – Pagi itu, embun masih menggantung di rerumputan perbatasan. Dari arah jalan sekelompok anak berseragam berjalan perlahan menuju sebuah bangunan sekolah yang telah renta dimakan usia.

Bangunan itu adalah SD Negeri 06 Sawah, Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas hanya beberapa kilometer dari garis imajiner yang memisahkan Indonesia dan Malaysia.

Sekilas, sekolah yang berdiri sejak 1978 itu tampak seperti rumah tinggal lama yang pernah ditinggalkan. Namun di dalamnya, tercatat setiap hari masih berlangsung proses belajar mengajar, meski nyaris tanpa jaminan keselamatan.

Di ruang kelas dua, lantai kayu yang berlubang menganga menguji keberanian siswa. Anak-anak harus menghafal letak lubang agar tidak terperosok saat berjalan menuju bangku.

Beberapa bagian dinding telah retak dan berlubang, ditambal seadanya dengan potongan tripleks. Bila hujan datang, suara titik air dari atap bocor bercampur dengan suara guru yang mengajar.

“Kalau hujan, anak-anak geser meja. Air suka masuk dari atap. Kami tetap lanjut belajar karena tidak ada pilihan,” kata Johdi, Kepala SDN 06 Sawah, Senin (7/10/2025).

Meja dan kursi yang harusnya menopang proses belajar sebagian besar sudah lapuk. Kursi plastik menjadi pengganti darurat. Tak jarang dua murid berbagi satu meja agar bisa menulis dengan nyaman. Ruang kelas mereka bukan lagi tempat yang aman, hanya ruang bertahan di tengah keterbatasan.

Johdi mengaku, sekolah sudah berupaya memperbaiki sendiri bagian-bagian yang rusak. Komite sekolah ikut membantu membeli bahan, sementara tukang dibayar menggunakan dana BOS. Tetapi perbaikan itu hanya seperti menutup retakan besar dengan plester kecil.

“Kami hanya bisa memperbaiki seadanya. Karena dana terbatas, semuanya tambal sulam,” ujarnya.

Dua proposal bantuan telah dikirim ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas. Foto-foto kerusakan dan data lengkap sudah disampaikan. Janji peninjauan pernah disampaikan oleh pihak dinas, tetapi hingga hari ini tak seorang pun datang.

“Kami sudah dua kali ajukan. Katanya mau ditinjau, tapi sampai sekarang belum juga ada kabar,” kata Johdi.

Ironi itu makin terasa karena SDN 06 Sawah berada di kawasan strategis perbatasan Indonesia – Malaysia. Jika perbatasan adalah etalase negara, maka sekolah ini adalah cerminnya sayangnya yang terlihat justru rapuh dan nyaris runtuh.

Renovasi terakhir terjadi sekitar tahun 2013–2014, itupun hanya perbaikan ringan di bagian atap dan dek. Setelah itu, seluruh perawatan dilakukan secara swadaya oleh guru dan orang tua murid. Tidak ada program revitalisasi, tidak ada alokasi khusus, apalagi pembangunan ulang.

“Kalau dibiarkan terus, kami takut suatu hari dinding ambruk atau lantai jebol waktu anak-anak belajar,” ucapnya khawatir.

Di Jakarta, wacana digitalisasi sekolah, pemerataan pendidikan, dan kurikulum merdeka terus mengudara. Namun di perbatasan Sambas, murid masih belajar dengan atap bocor dan lantai yang menganga.

Tak ada proyektor, komputer, ataupun jaringan internet stabil. Yang ada hanya tekad anak-anak untuk tetap datang ke sekolah, meski setiap langkah di dalam kelas bisa jadi risiko.

“Kalau sekolah rusak terus, bagaimana anak-anak semangat? Kami hanya ingin tempat belajar yang aman,” tutup Johdi.

Di tengah suara retakan kayu, derasnya air hujan, dan kursi plastik seadanya, semangat itu masih hidup. Tapi pertanyaannya, sampai kapan mereka harus bertahan sendirian? [ red ]

editor : SerY TayaN

publisher : admin radarkalbar.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Kecamatan Sajingan BesarPerbatasan Indonesia - MalaysiaSambasSDN 06 Sawah
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Setahun Menghilang, Seorang Pria di Tayan, Ditemukan Tinggal Tengkorak
24/09/2025
Sore Mencekam di Sungai Pinyuh, Si Jago Merah Lahap Empat Rumah Warga di Jalan Karya Usaha
24/09/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Ribuan Tambang Emas Rakyat di Kalbar, Alfath Rahadi Ingatkan Sambas Duduk di Atas Harta Karun

16/10/2025

Lebih dari 3 000 Titik Tambang Emas Rakyat di Kalbar, Baru Segelintir yang Berizin, PERHAPI : Perlu Ditata Bukan Diberangus

16/10/2025

SDN 06 Sawah Terancam Ambruk, Legislator PDI-P Tanya Keseriusan Pemerintah Tingkatkan Pendidikan di Tapal Batas

12/10/2025

Sekolah Lapuk di Gerbang Negara, Jeritan Pendidikan dari Desa Sanatab Sambas

12/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang