Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]
BEBERAPA hari ini saya rajin nulis soal korupsi. Intens. Gairahnya mirip orang baru jadian, ehem panas, membara, penuh energi dan gairah.
Tapi ya, ujung-ujungnya kayak naksir orang yang udah punya pacar, harapan kosong. Puncaknya, banyak yang nyerbu kolom komentar saya,
“Bang, duit sitaan sebanyak itu dikemanakan? Kenapa nggak dibagi ke rakyat aja? Masa negara sekikir itu?”
Oh, polos sekali followers saya. Kalian pikir duit sitaan korupsi itu kayak sembako gratisan pas musim kampanye? Atau kayak kupon undian yang bisa bikin hidup sejahtera dalam semalam? Bukan. Bukan sama sekali. Ini Indonesia, wak. Jangan naif!
Baik saya jelaskan, kemana larinya duit haram sitaan jaksa, polisi, KPK. Saya bukannya Humas Bu Sri Mulyani, ya. Ini hanya berdasarkan sejumlah sumber yang saya baca. Bu Sri, maaf ya bila salah menjelaskan. Tapi, ada titipan salam dari jutaan CASN/PPPK, Bu. Kasian mereka tu kena prank.
Baik, wak. Kopi liberika sudah di atas meja, yok kita bedah duit sitaan dari para bedebah, pengkhianat rakyat.
Duit hasil sitaan korupsi itu jalannya panjang, ribet, dan berliku. Kayak hubungan yang nggak direstui mertua. Begitu ada pejabat ketangkap, duit sitaan langsung dibekukan. Bukan, bukan buat dibagi-bagi. Tapi disimpan rapi, sambil nunggu proses hukum berjalan.
Proses hukum di negeri ini… ah, kalian pasti tahu, secepat siput abis makan kenyang. Sidang demi sidang, pengacara ngebacot sana-sini, hakim ngelirik kalender, dan koruptor tetap duduk santai di balik jeruji sambil senyum tipis.
Kalau akhirnya divonis bersalah, duit sitaan resmi jadi milik negara. Jangan berharap duit itu nyiprat ke rekening kalian.
Nggak bakal. Duit sitaan itu masuk ke kas negara sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Iya, PNBP. Singkatan keren, tapi hasilnya? Ah, nanti dulu.
Katanya, duit PNBP ini bakal dipakai buat pembangunan. Jalan raya, jembatan, rumah sakit, pendidikan, dan entah apa lagi yang penting untuk rakyat. Tapi kalian sadar nggak sih? Jalanan tetap berlubang, sekolah masih pakai meja lapuk, dan rumah sakit… ya, kalian tahu sendiri antreannya kayak festival musik gratis.
Tapi ya, kita disuruh percaya. Duit sitaan itu dipakai untuk rakyat. Katanya sih… katanya.
Tahun 2024, KPK nyetor duit sitaan ke kas negara sebesar Rp 475,2 miliar. Duit segitu kalau dibagi ke rakyat Indonesia yang jumlahnya 275 juta jiwa, kalian tahu dapat berapa? Sekitar Rp 1.727 per orang.
Cukup buat beli permen? Bisa. Cukup buat bayar parkir? Mungkin. Cukup buat bikin hidup lebih sejahtera? Jangan ngimpi.
Statistiknya juga bikin merinding. Tiap tahun duit hasil korupsi yang dikembalikan ke kas negara makin besar. Tahun 2020, duit sitaan sekitar 12-13% dari total kerugian negara. Tahun 2024, naik jadi 18%. Artinya apa? Artinya makin banyak yang korupsi! Bangsa ini memang kreatif. Inovasi tiada henti.
Lalu muncul pertanyaan klise, “Kalau duit sitaan masuk ke kas negara, kenapa hidup rakyat tetap susah?” Jawabannya simpel, karena kas negara itu bukan rekening pribadi emak kalian yang bisa nyelipin uang jajan tiap hari.
Uang sitaan itu dipakai buat program pemerintah, pembangunan infrastruktur, dan seabrek proyek lain yang entah gimana realisasinya. Apakah kalian merasakan manfaatnya? Ya, mungkin. Tapi kalau nggak merasakan apa-apa? Jangan tanya saya, tanya mereka yang duduk di kursi empuk gedung parlemen.
Yang paling epik adalah fakta bahwa uang sitaan korupsi itu cuma sebagian kecil dari total kerugian negara. Misalnya, tahun 2024 total kerugian negara akibat korupsi mencapai Rp 75 triliun. Yang berhasil dikembalikan cuma 18%. Sisanya? Raib. Mungkin nyangkut di surga tersembunyi para pejabat. Atau mungkin jadi tabungan untuk liburan ke Swiss. Siapa tahu?
Kalau kalian masih berharap duit sitaan korupsi bakal dibagi ke rakyat, saya kasih tahu sekarang, lupakan, wak! Ini bukan giveaway Instagram. Ini negara. Di negara ini, keadilan seringkali hanya jadi topik seminar, bukan realita. Kalau ada yang nanya lagi, “Kenapa duit sitaan nggak dibagi ke rakyat aja?” Jawab aja pelan-pelan: “Negara ini bukan warung amal.”
Sekian. Jangan lupa bayar pajak. Kalau nggak, negara nggak bakal bisa ngandelin duit sitaan korupsi selamanya.
Saya suka follower saya. Mereka makin cerdas setelah baca goresan absurd pena saya.
Pontianak, 10 Maret 2025
#camanewak