Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Kalbar > Pontianak > Dari Diskusi Menarasikan Cornelis dalam Sebuah Buku
Pontianak

Dari Diskusi Menarasikan Cornelis dalam Sebuah Buku

Last updated: 09/10/2024 22:31
09/10/2024
Pontianak
Share

FOTO : Diskusi dan bedah buku bertajuk Cornelis mendengar rakyat dari dekat, berlangsung di Aming Coffee Hutan Kota [ist]

redaksi – radarkalbar.com

PONTIANAK – Momen diskusi dan bedah buku, berlangsung di Aming Coffee Hutan Kota, pada Senin (7/10/2024) seolah menjadi pengingat pentingnya menjaga api literasi tetap menyala di tengah zaman yang terus berubah.

Sosok Cornelis, mantan Gubernur Kalimantan Barat yang kini menjabat sebagai anggota DPR RI, menjadi pusat diskusi yang tidak hanya berbicara tentang masa lalunya, tetapi juga bagaimana ide-idenya mampu menembus batas waktu dan memberikan inspirasi.

Dosen UIN Jakarta, Abdul Mukti Rauf, yang juga sekaligus penulis buku “Cornelis Mendengar Rakyat dari Dekat,” dengan tegas mengatakan, buku yang ditulisnya adalah sebuah panggilan kesejarahan.

“Mengapa saya menulis sosok Cornelis? Sebab utamanya adalah karena ide dan tindakannya membangun jiwa. Lalu, mencerahkan akal pikiran, dan menginspirasi tindakan positif. Jika tidak dicatat dan dinarasikan, bagaimana cara mengenangnya?” ungkap Mukti yang juga mantan dosen IAIN Pontianak.

Mukti mengibaratkan, jika perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad Saw tidak didokumentasikan melalui hadis, tentu umat Islam akan kesulitan meneladaninya.

Begitu juga dengan tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan masyarakat. Catatan sejarah bukan sekadar tulisan di atas kertas, tetapi warisan yang mampu membangkitkan jiwa dan mencerahkan generasi mendatang.

Bagi Mukti, literasi adalah senjata untuk melawan kebodohan dan penyebaran berita-berita palsu yang kian merajalela.

“Ini semacam panggilan kesejarahan bagi intelektual untuk merekam ide, peristiwa, dan sosok. Saya bersemangat untuk mengajak Gen-Z menguatkan literasi di tengah realitas ‘buta huruf literasi’ dan serangan ‘berita sampah’ yang kian membusuk dan beraroma hoax,” tuturnya dengan semangat.

Di hadapan puluhan mahasiswa dan akademisi yang hadir, Mukti menyampaikan pesan yang kuat dan relevan bagi generasi saat ini. Ia mengajak para intelektual muda, terutama Gen-Z, untuk tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga menjadi produsen literasi yang kritis dan mencerahkan.

Di era di mana informasi begitu mudah diakses, kita sering kali lupa untuk memeriksa kebenarannya. Di sinilah pentingnya literasi sebagai benteng terakhir untuk melawan hoaks dan disinformasi.

Subro, seorang praktisi pemberdayaan masyarakat yang menjadi penanggap dalam diskusi tersebut, menambahkan bahwa literasi tidak hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga soal memahami dan meresapi makna dari apa yang kita baca.

“Literasi adalah kekuatan yang dapat mengubah kehidupan seseorang. Melalui literasi, kita mampu memberdayakan diri sendiri dan orang lain,” tegasnya.

Testimoni dari mantan ajudan Cornelis, Piter Bonis, juga menambah kedalaman diskusi. Ia berbagi kisah inspiratif tentang bagaimana Cornelis bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang guru kehidupan yang selalu mendorong orang-orang di sekitarnya untuk berpikir kritis dan bertindak dengan hati.

Bagi Piter, Cornelis adalah contoh nyata dari seorang pemimpin yang tidak hanya memikirkan kekuasaan, tetapi juga masa depan generasi muda.

Usai diskusi, peserta yang aktif bertanya, mendapatkan hadiah buku Cornelis dari penulisnya langsung, Mukti. Acara diskusi sangat santai sambil menikmati kopi dan aneka gorengan. [r**]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:bedah bukuCornelis
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Isak Tangis Iringi Eksekusi Lahan di Kecamatan Segedong, Warisan Digugat, Rumah Tergusur, Warga Teriakan Ketidakadilan

26/06/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Media FC Perkasa di Liga Mini Soccer U-35 AMC Sungai Pinyuh, Dua Mantan Sochenk FC Jadi Penentu Kemenangan
30/06/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Bos Ihya Tour Ditahan di Rutan Pontianak, Korban Umroh Tuntut Ganti Rugi

11/07/2025

Remaja Bawa Sajam Diamankan Tim Patroli Enggang di Jalan Merdeka Pontianak

10/07/2025

Aroma Asam Pedas di Akhir Pekan, Puluhan Warga Serbu Layanan Paspor Cepat Imigrasi Pontianak

07/07/2025

SMSI Kalbar Tegas..! Oknum PT BAI Jangan Rendahkan Media

03/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang