Gubernur Youtuber, Dari Thumbnail ke Tahta


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat]

DEDI Mulyadi. Gubernur Jabar terpilih. Banyak orang tidak tahu, dia adalah youtuber. Persis seperti saya, youtuber juga. Cuma, bedanya beliau punya 5,69 juta subscriber.

Saya baru 42 ribu subscriber. Jauh ya, wajarlah. Beliaukan public figure. Lah, saya tukang ngopi di emperan pasar. Yok, kita kulik Kang Dedi, gubernur yang tidak ketinggalan ngonten.

Kang Dedi, sangat popular. Bukan karena partai, bukan karena baliho raksasa yang mengganggu pemandangan, tapi karena algoritma YouTube. Demokrasi digital!

Sebelum jadi gubernur, dia anggota DPR RI. Sebelum itu lagi, Bupati Purwakarta. Tapi siapa yang peduli? Orang tahunya dia adalah pria bertopi Sunda yang suka marah-marah di video.

Marahnya bukan sembarang marah. Ini marah berseni. Marah berbasis view dan engagement.

Kang Dedi Mulyadi biasa disapa KDM, bukan sekadar pejabat. Dia problem solver real-time. Ada warga miskin butuh rumah? KDM datang. Ada oknum pejabat tidur di jam kerja? KDM ngamuk.

Ada ibu-ibu menangis di warung? KDM selesaikan. Semua direkam, semua diunggah. Biar rakyat tahu siapa yang benar-benar bekerja.

Di salah satu videonya, judulnya bombastis: “Kang Dedi Ngamuk Kaya Harimau Kehilangan Anaknya”. Thumbnailnya? Dalam video itu wajah merah padam, mata melotot saat memarahi seorang pendamping desa.

Latar belakangnya? Warga kecil, berkerumun, siap bertepuk tangan. Drama ini sukses. Ditonton hampir 10 juta kali. Lebih banyak dari jumlah pemilihnya.

Jelang pelantikannya, ia tidak sibuk cari baju dinas. Tidak sibuk gladi resik. Ia sibuk bongkar APBD. Mata anggaran yang aneh-aneh? Dihapus. Rapat dinas? Disiarkan live. Transparansi level dewa. Pejabat-pejabat gemetaran, rakyat tepuk tangan.

Lihat gaya pakaiannya. Topi khas Sunda selalu di kepala. Kadang bersepatu, kadang sandal jepit. Fashion pejabat? Siapa peduli. Yang penting kerja.

Pada 20 Februari 2025. Hari pelantikan. Gubernur baru Jawa Barat akan berdiri di podium. Sendirian. Tidak ada ibu gubernur di sampingnya. Bukan karena tidak mau, tapi memang tidak ada.

Statusnya, duda. Bisa dikatakan duren, duda keren. Tapi siapa tahu, nanti ada momen dramatis?

KDM adalah fenomena. Youtuber jadi gubernur. Mungkin nanti TikToker jadi presiden. Jangan kaget kalau di masa depan, sidang kabinet digelar di IG Live. Atau rapat DPR pakai fitur duet di TikTok. Politik berubah. Digital menang.

Satu hal yang pasti, selama algoritma masih berpihak padanya, Kang Dedi tetap eksis. Gubernur dengan vlog. Pemimpin dengan thumbnail. Pemecah masalah dengan kamera. Selamat datang di era baru.

Selamat bekerja, Kang Dedi. Jangan lupa pencet loncengnya!

#camanewak


Like it? Share with your friends!