FOTO : Mantan Mendikbudristek periode 2029 – 2024 berinisial NAM mengenakan rompi orange dan tangan diborgol saat digiring petugas Kejagung RI [ ist ].
Tim liputan – radarkalbar.com
JAKARTA – Kejaksaan Agung resmi menetapkan NAM, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Chromebook dalam program digitalisasi pendidikan tahun 2019–2022.
Penetapan status hukum tersebut diumumkan pada Kamis (4/9/2025) oleh Tim Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) setelah mengumpulkan keterangan 120 saksi, empat ahli, dokumen, serta sejumlah barang bukti.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, NAM diduga berperan sejak awal perencanaan proyek.
Pada Februari 2020, ia menginisiasi pertemuan dengan pihak Google Indonesia untuk membahas penggunaan Chromebook dalam program “Google for Education”.
Hasil kesepakatan itu kemudian diterjemahkan dalam kebijakan internal Kemendikbudristek.
“Pada Mei 2020, tersangka memimpin rapat tertutup melalui zoom dengan jajarannya untuk membicarakan pengadaan perangkat TIK berbasis Chromebook, meskipun saat itu belum ada dasar program pengadaan,” ungkap Anang.
Dalam pelaksanaannya, instruksi NAM membuat juknis dan juklak yang secara spesifik mengunci spesifikasi ChromeOS. Bahkan, pada Februari 2021, ia menerbitkan Permendikbud Nomor 5 Tahun 2021 yang di dalam lampirannya mencantumkan ChromeOS sebagai syarat teknis.
Padahal, uji coba Chromebook pada 2019 sebelumnya dinyatakan gagal digunakan di sekolah-sekolah di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Akibat kebijakan itu, proyek pengadaan perangkat TIK justru menyebabkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp 1,98 triliun. Nilai tersebut masih dalam proses perhitungan BPKP.
Atas perbuatannya, NAM disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 jo. Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, junto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Untuk kepentingan penyidikan, NAM ditahan selama 20 hari di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, terhitung sejak 4 September 2025. [ red ]
editor/publisher : admin radarkalbar.com