Membela Rakyat dengan Kata-kata


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

DUA hari ini, saya menahan diri tak menulis soal Megawati Hangestri Pertiwi, Pagar Laut, maupun badminton. Saya fokus menulis soal gas melon 3 kg.

Ada empat tulisan. Empat jeritan. Empat kepedihan. Semua tentang antrean panjang. Antrean yang tak berujung. Antrean yang memaksa rakyat kecil berdesak-desakan. Berpeluh. Berdarah.

Hanya untuk satu hal, gas 3kg. Bukan 12kg. Bukan yang besar. Yang kecil. Yang murah. Yang terjangkau. Yang seharusnya mudah didapat. Tapi nyatanya? Sulit. Sangat sulit.

Kenapa? Kebijakan pemerintah. Ya, selalu begitu. Kebijakan yang dibuat di meja-meja mentereng. Di ruang ber-AC. Di balik tembok tinggi. Tanpa menyentuh tanah. Tanpa merasakan panasnya matahari. Tanpa merasakan derita rakyat. Kebijakan yang, entah bagaimana, selalu membuat rakyat menderita.

Lalu, Presiden Prabowo turun tangan. Instruksi diberikan. Pengecer boleh jual lagi. Tapi, apa hasilnya? Belum kelihatan. Masih samar. Masih kabur. Tapi setidaknya, ada harapan. Harapan kecil.

Seperti nyala api lilin di tengah gelap. Harapan bahwa rakyat miskin bisa dapat gas melon itu. Tanpa antre. Tanpa derita.

Tulisan saya adalah perjuangan. Perjuangan kecil. Hanya kata-kata. Tapi kata-kata punya kekuatan. Kekuatan untuk menyuarakan jeritan. Kekuatan untuk membela kaum lemah. Kaum yang selalu dipinggirkan. Kaum yang selalu dilupakan. Kaum yang hanya diingat saat pemilu.

Saya menulis untuk mereka. Untuk ibu-ibu yang antre dari subuh. Untuk bapak-bapak yang rela berdesakan. Untuk anak-anak yang menunggu di rumah, menunggu gas untuk masak. Menunggu sesuap nasi. Menunggu kehidupan yang lebih baik.

Tulisan saya ramai dibaca. Saya senang. Bukan karena popularitas. Tapi karena suara mereka terdengar. Suara yang selama ini dibungkam. Suara yang selama ini diabaikan.

Saya penulis. Tapi saya juga dosen. Sebagai dosen, saya merasa terpanggil. Terpanggil untuk membela. Terpanggil untuk mengajar. Mengajar bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri. Tapi untuk rakyat. Untuk perubahan. Untuk keadilan.

Gas melon 3kg. Benda kecil. Tapi bermakna besar. Bagi rakyat, itu bukan sekadar gas. Itu kehidupan. Itu harapan. Itu masa depan.

Maka, saya akan terus menulis. Terus berjuang. Terus membela. Karena di balik setiap kata, ada nyawa. Di balik setiap kalimat, ada perjuangan. Di balik setiap tulisan, ada harapan.

Harapan itu, meski kecil, tak boleh padam. Untuk rakyat. Untuk keadilan. Untuk perubahan.

#camanewak


Like it? Share with your friends!

slot gacor

slot gacor hari ini

bolavitaslot

slot gacor

bolavita

s1288poker

s1288poker

s1288poker

s1288poker

s1288poker

s1288poker

mbo128

slot qris

mbo128

slot qris

mbo128

slot qris

mbo128

rtp live

mbo128

sv388

mbo128

piala dunia 2026

agens128

sv388

mbo128

mbo128 login

live casino

mbo128

slot qris

situs slot qris

bolavita

bolavita

sbobet

sv388

daftar sbobet

sv388

bolavita

situs live casino

situs slot gacor

bolavita

link sv388

sbobet

slot demo

slot gacor

bolavita

slot thailand

bolavita

bolavita