Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Nura Husna Sahila, Hafizah 30 Juz, Usia 18 Bisa Pergi Haji
Opini

Nura Husna Sahila, Hafizah 30 Juz, Usia 18 Bisa Pergi Haji

Last updated: 29/05/2025 13:26
29/05/2025
Opini
Share

FOTO : ilustrasi foto Nura Husna Sahila [ ist ]

SAYA sudah mengenalkan Levina Istiazah, jamaah haji termuda asal Solo. Sekarang, giliran jamaah dari daerah sendiri, Kota Pontianak.

Usianya juga baru 18 tahun, bahkan lebih muda sedikit dari Levina. Hebatnya, gadis belia ini sudah hafiz 30 juz Alquran. Sambil menikmati roti cane di Nona Albiryani Pontianak, mari kita kenalan dengan hafizah yang saat ini sedang terbang menuju tanah suci.

Mekkah, di sana, di tengah debur takbir dan lautan manusia yang mengeja rindunya pada Tuhan, akan segera mendarat sepasang kaki mungil dari Pontianak, Kalbar. Namanya, Nura Husna Sahila.

Usianya baru 18 tahun. Tapi siapa bilang umur adalah ukuran kedewasaan? Kita yang konon sudah “dewasa” ini masih sibuk mengejar diskon skincare dan promo cicilan motor. Nura? Ia mengejar Tuhan.

Lahir di Pontianak, 8 Agustus 2006. Sejak kecil, hidupnya seperti ditulis dengan tinta yang lebih puitis dari puisi Chairil Anwar dan lebih dramatik dari drama Korea. Ayahnya, Ustaz Sarijan, telah wafat di bulan suci Ramadhan, 23 Maret 2025. Tapi jauh sebelum itu, di tahun 2012, sang ayah sudah mendaftar haji.

Saat itu Nura bahkan belum bisa membedakan antara huruf ‘tha’ dan ‘dzha’. Kini, Nura-lah yang menggantikan beliau memenuhi undangan suci itu. Sebab ya, Baitullah itu bukan seperti konser Coldplay, tidak bisa dibeli dengan duit atau akal-akalan calo. Harus diundang.

Tentu saja ini bukan kisah sinetron religi dengan soundtrack mendayu-dayu. Ini kisah yang lebih gila dari semua plot twist sinetron. Seorang gadis muda, hafizhah 30 juz Quran, akan menginjakkan kaki di tanah di mana ayat-ayat yang dia hafal itu pertama kali diturunkan. Dia tidak sendirian. Sang ibunda, Marsuni, turut mendampinginya. Kloter 26 Embarkasi Batam, jadwal berangkat 30 Mei.

Jangan salah sangka. Nura bukan seleb TikTok. Ia tak pernah viral. Ia bukan motivator palsu yang bicara tentang “healing” sambil merekam diri di Bali. Ia hadir dalam keheningan. Dalam zikir. Dalam hafalan yang tak dipamerkan tapi dipertanggungjawabkan. Belajar di Pondok Pesantren Safinatun Huda, Jombang, lalu bergabung dengan Ikapete (Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng), di bawah asuhan H.M. Junaidi Ali.

Sekarang? Diterima sebagai mahasiswi di IIQ Jakarta, jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Tafsir, wak! Bukan cuma baca, tapi membedah, merenung, dan menghidupkan wahyu dalam laku.

Seolah hidupnya belum cukup spektakuler, usai pulang haji, Nura dijadwalkan tampil di MTQ Provinsi Kalbar. 30 juz cabang putri. Diutus oleh Kayong Utara, daerah yang bahkan sebelumnya tak punya wakil. Tapi untuk Nura, semua orang rela jadi tuan rumah. Kalau bisa, biarlah seluruh provinsi mengklaimnya sebagai duta iman. Sebab siapa tak ingin diwakili oleh makhluk semulia itu?

Mari kita hadapi kenyataan pahit. Waktu tunggu haji reguler di Indonesia kini berkisar 20–47 tahun. Di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Aceh, bahkan bisa lebih dari 40 tahun. Sementara di Papua dan Maluku Utara, “hanya” 10–15 tahun. Mayoritas yang antre adalah mereka yang berusia 40–59 tahun. Sementara kita? Masih berdalih, “Nanti aja kalau udah pensiun.” Padahal Allah tak pernah menjamin umur.

Nura menampar kita, tapi dengan kelembutan. Ia mengingatkan, bahwa haji bukan soal tua atau muda, kaya atau miskin. Tapi soal kesiapan hati dan kemauan untuk menjawab panggilan. Kita, yang mengaku umat Muhammad, sering kali lebih siap menghadapi midnight sale dari panggilan azan. Lebih hafal jadwal bioskop dari rukun Islam kelima.

Lalu apa alasan ente belum juga menabung rindu ke Baitullah? Sementara gadis 18 tahun dari Pontianak sudah melampaui kita semua, dalam iman, pengorbanan, dan keberanian menjawab panggilan langit.

#camanewak

Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar ]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Jemaah termuda
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

BREAKING NEWS : Mobil Pengangkut Uang Seruduk Kerumunan di Pasar Sungai Bakau Kecil, Sejumlah Warga Menderita Luka

16/07/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Tersengat Listrik, Dua Pekerja PLN Mempawah Dilarikan ke Rumah Sakit, Abai Gunakan APD atau Kurang Pengawasan?
17/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025
Tuntutan Memuncak…! Dipanggil Mangkir, PT KAL Dinilai Abaikan Hak Karyawan dan Wibawa Pemerintah
24/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Rindu Pasir di Ujung Pulau Tayan yang Tak Lagi Pulang

27/07/2025

Nasib Jembatan Kapuas Tayan, Kemegahan yang Kini Terabaikan, Malam Tanpa Cahaya di Atas “Triliunan Rupiah”

25/07/2025

Lagi, Anak Kandung Buang Ibu ke Panti Jompo

23/07/2025

Mengenang Empat Puluh Hari Kepergianmu

18/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang