Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > “Kenapa Tidak Berempati pada Gaza?”
Opini

“Kenapa Tidak Berempati pada Gaza?”

Last updated: 12/01/2025 16:13
12/01/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

TIGA hari lalu saya menulis tentang kebakaran hebat di Los Angeles, Amerika Serikat.

Di dalam tulisan itu ada narasi begini, “Saya tahu banyak tidak senang dengan Amerika Serikat. Tak ada salahnya, kita sedikit berempati pada korban kebakaran.” Narasi ini banyak tak terima.

Komentar membanjiri akun saya. “Kenapa kamu tidak berempati pada Gaza. Mana buktinya kamu berempati pada Gaza.” Banyak sekali ungkapan itu ditujukan pada saya.

Sambil bersiap pulang ke Pontianak setelah empat hari di Sambas, yok kita bahas lagi soal empati. Kopi jangan lupa, wak!

Di dunia yang katanya beradab ini, manusia sering lupa caranya menjadi manusia. Mereka berdiri di atas reruntuhan empati, menikmati puing-puing tragedi yang mereka sebut keadilan.

Gaza. Sebuah tanah yang lebih sering jadi kuburan massal dari tempat tinggal. Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 46.006 nyawa terenggut. Angka itu bukan sekadar statistik.

Di baliknya, ada bayi yang belum sempat merasakan pelukan ibunya, ada ibu yang menggenggam tangan anaknya yang telah dingin, ada lelaki tua yang menggali makam dengan tangannya sendiri karena tak ada lagi yang tersisa.

Tapi empati itu mahal. Lebih mudah tertawa melihat Los Angeles terbakar. Bila perlu seluruh Amerika terbakar. Menyebutnya karma. Menganggapnya balasan.

Seolah api yang melahap rumah-rumah itu bisa membakar dosa-dosa Amerika, seolah teriakan mereka di sana menjadi hiburan pengalihan dari tangisan Gaza.

“Kenapa tidak berempati pada Gaza?” Pertanyaan itu dilemparkan dengan nada getir, diiringi tatapan menuduh. Seolah empati adalah sumber daya yang terbatas, hanya bisa dicurahkan ke satu arah.

Jika kau berduka untuk Los Angeles, maka kau pengkhianat Gaza. Jika kau menangisi Gaza, maka kau tak boleh peduli pada kota lain yang terbakar.

Apa empati harus diperebutkan? Apa belas kasih harus dihitung seperti uang receh yang habis sebelum sampai akhir bulan?

Gaza, Los Angeles. Jarak mereka ribuan kilometer, tapi deritanya sama, hilangnya nyawa, hancurnya harapan, langit yang berubah menjadi abu. Bedanya hanya pada siapa yang menonton dan siapa yang diam.

Mereka bilang manusia itu makhluk mulia. Tapi, bukankah kita sering kali lebih seperti binatang? Tertawa melihat penderitaan. Merayakan bencana karena dendam. “Biar saja terbakar,” kata mereka.

“Itu balasan.” “Saya lebih berempati pada hewan yang terbakar, bukan manusia.” “Saya kok malah senang.” Ungkapan senang, happy melihat LA terbakar begitu ramai dan massif.

Ah, kalau begitu, mari kita hentikan sandiwara ini. Tak perlu lagi bicara tentang kemanusiaan. Kemanusiaan sudah lama mati, terkubur di bawah reruntuhan Gaza, hangus di dalam api Los Angeles.

Diamlah, kalian yang berteriak tentang empati sambil menonton kebakaran dengan camilan di tangan. Jangan pura-pura peduli, kalian yang memilih tragedi mana yang layak dikasihani.

Gaza menangis, Los Angeles juga. Tapi manusia, mereka hanya melihat. Dengan mata yang kosong. Dengan hati yang sudah lama membeku.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:GazaKebakaranLos Angeles
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Terpilih Dalam Musdesus, Ronald Yohanes Sinlae Resmi Nakhodai Koperasi Desa Merah Putih Cempedak Tayan Hilir

31/05/2025
Kamiriluddin Desak PT KAL dan Pemerintah Bersikap, Ratusan Pekerja di Kayong Utara Dibayangi Ketidakpastian
21/05/2025
Koq Bisa..! Solar Subsidi Ngalir ke Penambang Emas Ilegal, Begini Penjelasan Dinas Perdagangan Sekadau
20/05/2025
Dari Desa ke Panggung Provinsi, Semangat Juang Siswa SDN 04 Tayan Hilir Tembus Kejuaraan Taekwondo Kalbar
17/06/2025
Menanti Terang di Ujung Kampung, 60 KK di Lingkungan RT : 02 Mayak Engkare Cempedak Tayan Hilir Masih Hidup dalam Gelap
29/05/2025

Berita Menarik Lainnya

Disuruh Nyerah Tanpa Syarat, Iran Malah Kirim Fattah 1

14 jam lalu

Begitu Susahnya Tito Minta Maaf pada Rakyat Aceh

15 jam lalu

Akhirnya, Prabowo Kembalikan Empat Pulau ke Aceh

17/06/2025

Parah Wak! Koruptor Cuma Divonis 1,6 Tahun Penjara

16/06/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang