Mubes Ketunggau II Sub Suku Dayak Ketungau Sekadau Ditutup


Sekadau, radar-kalbar.com –
Sesuai rencana, pelaksanaan Musyawarah Besar II dan seminar masyarakat sub suku Dayak Ketungau Kabupaten Sekadau resmi diselenggarakan.

Pelaksanaan Mubes berlangsung selama dua hari, 9-10 November 2019 di gedung Kateketik, jalan Merdeka Selatan.

Hadir dalam Mubes sub suku Dayak Ketungau, Bupati Sekadau beserta sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Sekadau, anggota DPRD Provinsi Kalbar Martinus Sudarno dan Aron, perwakilan Kapolres Sekadau, Ketua DAD Kabupaten Sekadau, narasumber seminar Masri Sareb Putra dan Sandae, tokoh masyarakat dan budaya, serta masyarakat Dayak Ketungau di seluruh wilayah Kabupaten Sekadau dan Sanggau.

Ketua panitia Mubes sub suku Dayak Ketungau, Paulus Subarno mengatakan pelaksanaan Mubes yang kedua ini merupakan amanah dari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Paguyuban Ayoung Tao Ketungau.

“Ada dua agenda besar, yakni seminar budaya dan penyusunan kepengurusan paguyuban periode selanjutnya,” kata Subarno.

Mubes itu sendiri diikuti masyarakat Dayak Ketungau dari 68 kampung dengan jumlah peserta lebih dari 200 orang.

Sumber dana untuk pembiayaan mubes berasal dari bantuan pokok pikiran anggota DPRD Kalbar sebesar 100 juta rupiah, sumbangan pribadi bupati dan wakil bupati Sekadau, sumbangan anggota DPRD Sekadau yang berasal dari sub suku Ketungau dan donatur perorangan.

“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung khususnya dalam pendanaan, sehingga mubes ini dapat kita laksanakan sesuai rencana,” ucap Subarno.

Ketua Paguyuban Ayoung Tao Ketungau, Sabas mengatakan pelaksanaan Mubes sudah molor akibat berbagai kendala.

“Sesuai AD ART, periode kepengurusan selama tiga tahun. Paguyuban ini dibentuk pada tahun 2013, kita akui memang terlambat. Namun demikian kita tetap berusaha agar mubes dapat dilaksanakan,” tutur Sabas.

Paguyuban Ayoung Tao Ketungau, lanjut Sabas, sudah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM pada tahun 2015. Juga sudah dilaporkan ke Dinas Kesbangpol Kabupaten Sekadau.

“Artinya secara legal formal, paguyuban ini sah,” ungkapnya.

Anggota DPRD Provinsi Kalbar,Martinus Sudarno mengajak masyarakat Dayak Ketungau untuk akfit dalam berbagai kegiatan, baik sosial politik, pemerintahan, dan bidang lain sesuai kapasitas masing-masing.

“Karena nasib kita ada di tangan kita sendiri. Jangan sekedar menjadi penonton. Apalagi kita suku Ketungau ini merupakan sub suku Dayak terbesar kedua di Kabupaten Sekadau. Ada tidak orang ketungau yang bisa jadi bupati, ada. Kalau tidak jadi bupati, jadi wakil bupati pun bisa,” seru putra asli suku Ketungau ini.

Dalam kesempatan itu, Sudarno turut meminta Pemkab Sekadau untuk memperhatikan masyarakat Dayak Ketungau.

“Banyak jalan akses ke perkampungan ketungau yang belum dibangun. Banyak juga lahan masyarakat Ketungau yang masuk dalam HGU perusahaan, sehingga tidak bisa dibuat sertifikatnya. Kita minta pemerintah daerah perhatikan juga kepentingan masyarakat Ketungau,” desak Sudarno.

Ketua DAD Kabupaten Sekadau, Welbertus Willy menyatakan sub suku Ketungau telah memberikan cukup banyak kontribusi untuk DAD, khususnya dalam bidang budaya.

Ia berharap, melalui mubes tersebut dapat dihasilkan produk musyawarah yang dapat dijadikan rekomendasi sebagau pegangan masyarakat Ketungau dalam kehidupan sehari-hari.

“Harapan kami agar adat istiadat ketungau dapat dibukukan supaya bisa menjadi literatur,” pesan Willy.

Bupati Sekadau, Rupinus dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi pelaksanaan Mubes Ketungau mengatakan Pemkab Sekadau mengapresiasi Mubes tersebut.

Ia menyatakan, masyarakat Ketungau sudah banyak memberikan sumbangsih dalam pembangunan Kabupaten Sekadau sesuai kapasitas masing-masing.

“Kader-kader Dayak ketungau di pemerintahan sudah banyak dipersiapkan, namun memang tidak bisa loncat-loncat karena kewenangan terbatas dan ada mekanismenya,” tutur Bupati.

Terkait pembangunan, Rupinus menyatakan Pemkab Sekadau berupaya membagi secara merata dengan anggaran yang ada.

“Masyarakat Ketungau juga kita perhatikan. Akses jalan sudah cukup banyak yang kita bangun. Namun semuanya dilakukan secara bertahap,” ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat Ketungau untuk terus berkarya dan tidak berpangku tangan.

“Masyarakat Ketungau sudah banyak yang jadi anggota DPRD, DPRD Provinsi, di pemerintahan. Mudah-mudahan nanti ada yang duduk di DPR RI,” pungkasnya.

Di akhir kegiatan, dilakukan pemukulan gong sebanyak tujuh kali sebagai tanda kegiatan dibuka secara resmi.

 

 

 

 

Pewarta : sutarjo
Editor : Antonius


Like it? Share with your friends!