Oleh : Ketua Satupena Kalimantan Barat, Dr. Rosadi Jamani
DEMOKRAT laris manis seminggu terakhir. Diserbu tokoh yang ingin jadi Gubernur Kalbar.
Ada enam nama yang daftar, Sutarmidji, Ria Norsan, Maman Abdurahman, Herzaki Mahendra Putra, Muda Mahendrawan, dan terakhir Lasarus.
Enam tokoh inilah dipastikan salah satunya calon pemimpin Kalbar.
Apakah enam-enamnya maju? Tidak dong. Pasti ada proses deal politik. Lagian, baru Demokrat yang buka.
Parpol lain seperti PDIP, Golkar, Gerindra, PAN, PKB, PKS, dan PPP belum buka. Saat semua buka pendaftaran, bisa saja bertambah banyak.
Saya pun mulai mikir nak ikut daftar juga. Mau meramaikan, hahaha…
Untuk pendaftaran pasti ramai. Akan ada nama yang tak pernah terdengar tiba-tiba muncul. Yakinlah, dari nama-nama itu akan terseleksi lewat deal politik.
Banyak memprediksi hanya tersisa tiga pasangan saja. Siapa tiga pasangan itu?
1. Sutarmidji-Norsan
2. Maman – Herzaky
3. Lasarus – Muda
Cocok ndak? Hanya prediksi saja, bisa saja salah, bisa juga meleset. Bisa juga nambah pasangan. Dari tiga pasangan itu menjadi empat. Kalau tiga saja, sangat realistis. Saya juga mengiyakan.
Pasangan Midji – Norsan hampir dipastikan diusung Nasdem dan PKS. Maman – Herzaky diusung Golkar dan Demokrat. Lasarus – Muda, PDIP, PPP, PKB
Kemana arah arah Gerindra dan PAN? Dua parpol ini belum ada kader yang mumpuni untuk dimajukan. Walau demikian bisa jadi penentu kemenangan. Terutama Gerindra yang meraih suara signifikan di Kalbar.
Kemudian, berkoneksi kuat dengan pemerintahan baru nanti. Kemana arah Gerindra berkoalisi, belum tahu juga. Namun, dari tiga itu bila didukung Gerindra, bisa menang ho…
Hanya otak-atik koalisi saja. Jangan dianggap serius wak. Anggap saja abrolan di warung kopi. Perlu diketahui, penentu semua itu Ketum parpol di pusat.
Kalau sudah di pusat, tinggal kekuatan lobi saja. Tak sekadar kualitas dan cerdas, tapi juga isi tas. Bagian isi tas ini banyak orang tak sanggup. Termasuk saya lah, hehehe.
Pilgub Kalbar pada November 2024. Parpol mulai buka pendaftaran. Terlihat landai-landai saja. Karena, politik masih terkonsentrasi di MK.
Para Ketum fokus menunggu hasil MK. Kalau MK menolak, selesai semua proses Pemilu.
Prabowo-Gibran, presiden dan wakil presiden RI yang sah. Tapi, kalau tuntutan 01 dan 03 diterima oleh MK, cerita Pilkada ditunda dulu.
Indonesia kembali panas, sepanas saat kampanye kemarin. Pasti bergejolak. Wajar, kemenangan sudah di depan mata, masa’ dibatalkan. Lalu, tak boleh ikut Pilpres lagi. Siapa yang tidak ngamuk. Situasi macam ini ada di depan mata. Semua ada pada ketukan palu MK.
Itu sebabnya, aura Pilkada terasa adem ayem saja. Memang ramai yang daftar, tapi endingnya para Ketum yang menentukan. Para Ketum yang memadupadankan koalisi dan mengusung siapa nantinya.
Daerah hanya bisa berikan masukan saja. Kalau mau jadi pemimpin daerah, dekat-dekatlah dengan pengurus pusat sana. Di sana lah penentunya.
#camanewak