Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > 1.233 ASN Absensi Gunakan GPS Palsu. Parah ni, Wak!
Opini

1.233 ASN Absensi Gunakan GPS Palsu. Parah ni, Wak!

Last updated: 29/05/2025 23:49
29/05/2025
Opini
Share

FOTO : ilustrasi ASN memang absen elektronik [ ist ]

DIGAJI negara dengan uang rakyat, eh malah berbohong. Absen gunakan finger print, lalu diakalkan menggunakan fake GPS. Data memperlihatkan ia masuk, padahal nyatanya, tidak.

Mental korup memanipulasi absensi ini sedang dipertontonkan oknum ASN di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Parah ni, wak! Sambil menikmati kopi di Kafe Potluck Jalan Nusa Indah 1 Pontianak, mari telusuri pada abdi negara berwatak culas ini.

Bayangkan, wak! Sebanyak 1.233 Aparatur Sipil Negara (ASN) bukan angka random hasil kocokan arisan RT, tapi satu koma dua tiga tiga manusia dewasa yang digaji negara, dengan keahlian multitasking tingkat tinggi, berhasil memanipulasi sistem absensi elektronik menggunakan fake GPS.

Modus operandi mereka? Canggih, modern, dan sangat filosofis. Hadir tanpa keberadaan, hadir dalam ketiadaan. Sebuah pencapaian eksistensial yang akan membuat Heidegger menyesal tidak sempat menulis “Being and Absen-tity”.

Lalu siapa saja mereka, para pemangku kemuliaan manipulatif ini? Jangan harap hanya staf biasa. Oh tidak. Ini adalah orkestra kebohongan lintas jabatan. Kepala dinas? Ada. Dokter? Hadir secara spiritual.

Eselon II dan III? Aktif di koordinasi dunia maya. Bahkan camat, para raja kecil di lembah administratif, pun turut larut dalam simfoni pemalsuan lokasi ini. Sungguh, jika ini adalah konser kejujuran, maka mereka adalah konduktor dari orkestra sumbang.

“Sudah saya laporkan kepada bupati untuk dilakukan penegakan disiplin,” lapor Doni Swabuana, Asisten II Sekretariat Pemda Lebong, dengan nada seperti seorang ayah yang baru saja menemukan anak-anaknya berpesta liar di rumahnya sendiri.

Doni, yang tak tahu apakah harus tertawa, menangis, atau membuka lowongan baru untuk vendor pendeteksi kejujuran, memaparkan bahwa semuanya terungkap berkat laporan vendor absensi. Iya, vendor. Bukan inspektorat. Bukan pengawasan internal. Tapi vendor. Luar biasa.

Sementara itu, Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), gaji tambahan yang diberikan agar para ASN semangat kerja, ternyata malah menjadi bahan bakar bagi kreativitas tipu-tipu ini. Tiga bulan TPP: Januari hingga Maret, kini jadi batu nisan integritas.

Karena panik, solusi sementara pun diambil. Sistem absensi digital diganti ke metode manual. Kembali ke zaman kertas. Kembali ke zaman bolpen. Zaman di mana tanda tangan dan kehadiran bisa dijodohkan paksa walau tak pernah berkencan. Metode manual, solusi paling absurd untuk kasus kejahatan digital. Ibarat menambal kapal tenggelam dengan selotip.

Namun, ini bukan sekadar skandal. Ini adalah epos mini tentang bagaimana integritas diukur dari titik GPS. Ini adalah puisi modern tentang ASN yang hidup di era digital tapi moralnya masih pakai analog. Ini adalah tragedi Aristotelian tentang karakter-karakter agung yang jatuh bukan karena takdir, tapi karena terlalu malas datang ke kantor.

Seperti biasa, publik tak akan heran. Sebab negeri ini telah imun terhadap ironi. Setiap skandal menjadi hiburan ringan. Setiap kebohongan dianggap kelincahan birokrasi. Setiap fake GPS adalah refleksi dari fake moralitas.

Maka kita akhiri kisah ini dengan satu pertanyaan ontologis, jika seseorang terdaftar hadir tapi sebenarnya tidak hadir, apakah dia tetap layak menerima TPP? Ataukah sebaliknya, negara yang sebenarnya absen dari pengawasan, layakkah menyalahkan mereka yang cuma meniru?

Lebong, namamu kini tercatat bukan karena alam indahmu, tapi karena para oknum ASN yang menjadikan absensi sebagai seni tipuan. Sebuah ironi administratif, di mana ketidakhadiran pun bisa jadi prestasi.

Ini bukan berita. Ini epik birokrasi era digital, sebuah kisah tentang bagaimana teknologi bukan untuk kemajuan, tapi untuk memoles kemalasan agar terlihat profesional. Oknum ASN Lebong, kalian bukan hanya pegawai, kalian adalah filsuf-filsuf post-kantoran yang membuktikan bahwa keberadaan hanyalah mitos, selama ada sinyal dan pulsa.

Bagi ASN yang baru, jangan dicontoh senior kalian yang suka memanipulasi absen. “Tak baek,” kata orang Pontianak.

#camanewak

Oleh : Rosadi Jamani
[ Ketua Satupena Kalbar]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:ASN
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

Selebgram Oca Fahira Meninggal Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Sungai Pinyuh

30/09/2025
Laskar Cinta Jokowi Minta Menkeu Purbaya Dipecat
16/10/2025
Pengedar Sabu di Balai Karangan Diciduk, 10 Paket Siap Edar Disita
12/10/2025
Langkah Twity ke Yogyakarta, Putri Kades Hilir Balai Menembus Panggung Nasional
23/10/2025
Drama Rekayasa Begal di Ketapang, Polisi Bongkar Kebohongan di Balik Laporan Palsu
09/10/2025

Berita Menarik Lainnya

Tundang Terakhir Seorang Maestro, Kalbar Berduka

6 jam lalu

Tantangan PWI Dalam Menjaga Kedaulatan Informasi

25/10/2025

Aktivis Berkuasa, Ketika Perlawanan Menjelma Jadi Kekuasaan Baru

24/10/2025

Kejagung Keluarkan Alasan Lagi Belum Bisa Menangkap Silfester

24/10/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang