Pewarta : Tim liputan
radarkalbar. com, PONTIANAK – Mahligai rumah tangga Tedy (35) warga Pontianak, dengan isterinya PI (30) akhirnya hancur berkeping-keping.
Menyusul, isterinya FI (30) kepergok bersama pria lain, TBK alias BW yang notabenenya oknum ASN di Pemkot Pontianak, pada Sabtu (27/11/2021).
Keduanya digrebek Tedy suami FI, bersama Ketua RT dan warga setempat sekitar pukul 23.00 WIB di rumah milik BW Komplek Graha Borneo 2, Jalan Perdamaian, Kabupaten Kubu Raya.
Penggerebekan ini hampir meleset lantaran BW yang bekerja sebagai salah seorang Kasubbid di Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Pontianak ini berusaha kabur melalui pagar belakang rumahnya.
Namun nahas, saat akan kabur BW tercebur dalam parit. Akhirnya warga pun memergoki dan menggiringnya masuk rumah dan di dalam rumah sudah ada FI.
“Awalnya kami kesulitan untuk masuk ke rumah tersebut karena seluruh sudut rumah dipasang kamera CCTV. Setelah memergoki BW yang hendak kabur itu kemudian kami meminta BW untuk membukakan pagar serta pintu rumah,” kata Tedy.
Peristiwa ini selanjutnya diberitahukan ke Polsek Sungai Kakap yang langsung menurunkan satu personil kepolisian. Setelah mengamankan beberapa barang bukti seperti Digital Video Recorder (DVR) dan beberapa pakaian termasuk pakaian dalam milik FI yang baru dicuci tergantung di tempat jemuran dalam rumah.
FI dan BW selanjutnya digiring dan diamankan ke Mapolres Kubu Raya untuk dimintai keterangan. Bersamaan dengan itu Tedy membuat laporan atas dugaan perzinahan.
Tedy yang dikonfirmasi wartawan, Minggu (28/11/2021) menjelaskan secara rinci awal mula dirinya melakukan penggerebekan.
Tedy yang sudah menaruh kecurigaan cukup lama pada malam itu bersama rekan-rekannya ngopi di salahsatu warkop di jalur Kota Baru Pontianak. Mendekati pukul 22.00 WIB melintas sepeda motor KB 6333 HB yang dikendarai BW.
Tedy bersama rekan-rekannya membuntuti dan mengetahui posisi rumah BW.
Iapun memastikan kendaraan tersebut dengan cara melihat plat kendaraan yang terparkir di garasi rumah. Ternyata ditemukan pula kendaraan yang dipakai FI dengan plat kendaraan KB 3651 TP. Keyakinan Tedy semakin kuat bahwa insan lain jenis itu sedang berduaan dalam rumah.
Setelah melapor kepada RT setempat akhirnya bersama lima orang warga mendatangi rumah yang terbilang mewah dan memiliki fasilitas kolam renang.
Upaya penggerebekan menemui jalan buntu karena rumah terkunci rapat. Namun beberapa saat kemudian, warga yang mengepung dari arah belakang rumah menangkap BW dengan kondisi pakaiannya basah akibat tercebur ke dalam parit. Ia hendak melarikan diri.
Muka BW sontak pucat pasi dan digiring warga untuk membukakan kunci pagar halaman yang terhubung ke garasi dan pintu rumah. Sebanyak 8 orang masuk ke dalam.
Raut muka Tedy terlihat memanas, namun pria yang tengah menyelesaikan studi S3 ini berhasil mengendalikan diri dan hanya menggandeng BW agar tidak lari.
Tanpa perlawanan, BW menunjukkan kamar dimana FI berada. Bersama ketua RT selanjutnya BW dan FI ditanyai di ruang tamu dan diminta untuk menunjukkan DVR CCTV rumah, namun BW bersikukuh tak mau menunjukkannya.
“Ndaklah, mana pula. Ini rumah pribadi. Kita cari jalan terbaik,” kata BW dengan nada gugup dan napas terengah-engah kala ditanya warga.
Tak lama kemudian, petugas dari Polsek Sungai Kakap datang melakukan interogasi. Termasuk Tedy yang ditanya dan menunjukkan buku nikahnya, sebagai bukti bahwa FI masih istri sahnya.
Melalui petugas kepolisian inilah sebuah DVR CCTV yang disimpan di ruang rahasia yang dapat diakses dari kamar mandi. Ruangan itu ditutup pintu terbuat dari keramik menyerupai dinding dalam kamar mandi. Sekilas tidak nampak ada ruangan di sudut bagian rumah tersebut. DVR pun berhasil diamankan petugas.
Siapa BW dan FI
Nama BW santer terdengar karena sering mengurusi data pengalihan atas tanah dan bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) di Pemkot Pontianak.
Ia menjadi petugas klarifikasi BPHTB sekaligus menempati posisi Kepala Sub Bidang Penetapan dan Keberatan Pajak Daerah. Memiliki latar belakang sarjana komputer.
BW diketahui telah memiliki isteri yang berasal dari keluarga pejabat teras di Pemkot Pontianak dan tinggal di rumah mertuanya. Sedangkan rumah yang menjadi lokasi penggerbekkan adalah salahsatu rumah miliknya dan bukan tempat tinggal tetap bersama isterinya.
BW diakui Pardi, Ketua RT setempat tidak pernah melapor, namun memiliki rumah di lokasi Komplek Graha Borneo 2 Jalan Perdamaian.
“Tidak pernah melapor ke RT,” kata Pardi di depan petugas dari Polsek Sungai Kakap.
Rumah itu dibiarkan kosong meskipun telah dilengkapi fasilitas dan dijaga Rahmat, seseorang yang disuruh BW.
“Ingat ya, ini barang jemuran, bukan barang di kamar. Rekam ya,” kata Rahmat sambil menunjuk pakaian dalam milik FI yang tergantung di tempat jemuran.
Rahmat juga menjelaskan bahwa FI setiap hari ke rumah tersebut dalam waktu sebulan terakhir. Sedangkan BW kadang-kadang seminggu dua kali atau tiga kali dan kalau dari kantor singgah sebentar.
Terkait FI, merupakan sosok yang pernah membuat heboh kota Pontianak karena menjadi admin pada kasus arisan online di tahun 2020 yang menjeratnya.
Hingga Ia harus mengganti uang orang lain miliaran rupiah. Persoalan utang piutang semakin pelik dan membuat Tedy berupaya sekuat tenaga turun tangan untuk membantunya.
“Mobil pribadi saya jual, termasuk sepeda motor. Tak hanya itu, orangtua saya turut membantu dengan memberikan sejumlah uang untuk melunasi utang-utang FI,” kata Tedy.
Ketabahan Tedy
FI dan Tedy diketahui telah memiliki dua orang anak laki-laki masing-masing berusia 11 tahun dan 3 tahun. Sekitar Januari hingga Februari 2021, FI diizinkan Tedy untuk merawat ibunya yang sedang sakit di Gang Apel Pontianak hingga meninggal dunia. Sejak itu, FI sering keluar rumah .
Pada bulan Maret 2021, FI menggugat cerai Tedy di Pengadilan Agama (PA) Pontianak dengan alasan nafkah dan mempertanyakan uang sertifikasi yang didapat Tedy. Padahal uang tersebut sama sekali tidak ada sejak Tedy melaksanakan tugas belajar untuk pendidikan strata 3 (S-3). Persidangan pun dilalui selama beberapa kali hingga tahap perdamaian.
Belakangan, FI mencabut gugatannya. Disamping tak cukup bukti juga alasan gugatannya lemah.
Nah, sejak saat itu kehidupan keduanya terasa hambar. FI sudah jarang di rumah dan sering keluar rumah tanpa pembertahuan jelas kepada Tedy. Telah terjadi banyak hal yang menguras tenaga dan pikiran Tedy selama masa gugatan di PA.
“Saya sudah mencium gelagat yang tidak wajar dan terus saya selidiki,” ucap Tedy.
Selama berbulan-bulan Ia mengumpulkan banyak bukti yang dirangkumnya dalam beberapa video hasil penggerebekannya sendiri. Diawali ketika Tedy memergoki FI sedang bersama BW di sebuah Rumah Makan di Jalan Sutan Syahrir Pontianak. Meski kepergok, namun alasan FI dan BW cukup santai, hanya makan siang saja.
Kejadian lainnya, kata Tedy, ketika dirinya memantau aktivitas istrinya itu melalui sosmed. Diketahui update status sedang berada di Jogja. Selama 5 hari FI menghilang dan ketika ditanya sanaknya melalui sambungan telepon mengaku sedang berada di Singkawang.
“Padahal waktu itu sedang berada di Jogja,” kata Tedy.
Tedy tak habis akal. Iapun mendunggu di Bandara Supadio sesaat FI dan BW mendarat dari pesawat.
“Eh…ternyata sama BW,” ujar Tedy sambil menunjukkan video penggerebekan di bandara Supadio.
Terlihat jelas Tedy dalam video tersebut langsung memeluk Tedy meskipun raut mukanya terlihat marah.
“Dia bawa bini aku,” kata Tedy sambil menyebut nama BW yang mengenakan kaos hitam. Sedangkan FI menyusul di belakang BW mengenakan stelan pakaian blue jeans dipadu kaos hitam ketat bertuliskan adidas.
FI dan BW kala itu berpisah mobil taksi Bandara setelah ketahuan dipergoki Tedy yang sempat menarik masker BW dan FI supaya jelas terekam dalam video yang dibuatnya.
“Anak-anak jangan kau bawa ya,” kata Tedy dan dibalas makian kasar oleh FI.
Tedy dalam pengakuannya kepada wartawan, sejak 31 Juli dirinya kehilangan jejak dimana istrinya dan menyebar informasi melalui rekan-rekannya.
Hingga akhirnya terjadi penggerebekan di Graha Borneo 2. Ia mengaku sudah memberikan cukup waktu kepada istrinya untuk tidak macam-macam.
Beberapa kali sudah diberikan kesempatan dan ini yang terakhir kalinya.
“Keputusan saya sudah bulat dan akan menempuh jalur hukum,” ujar Tedy dengan matanya yang terlihat berkaca-kaca.
Terlihat jelas raut kesedihan di wajahnya. Demikian pula kondisi fisiknya hingga bobot badannya turun drastis. Dalam kondisi seperti itu, Ia tetap memelihara kedua anaknya dengan penuh kasih sayang.
“Anak-anak saya bawa ke rumah orangtua,” katanya lirih.
Ia mengharapkan kasus penggerebekan yang kemudian dilaporkannya ke Polres Kubu Raya mendapat tindaklanjut dari aparat kepolisian sesuai dengan jargon kepolisian Presisi.
“Selain dapat memberikan efek jera kepada para pelaku, lebih dari itu ada oknum ASN Pemkot Pontianak yang seharusnya menjadi perhatian Walikota Pontianak,” kata Tedy seraya berharap data rekaman CCTV semoga menambah bukti kuat adanya dugaan pidana yang telah dilaporkannya.
(tim radarkalbar)