FOTO : Saat Tim Indek K melaksanakan monitoring pada salah satu pabrik perusahaan kelapa sawit (Sutar)
Editor : Sutarjo
SEKADAU – radarkalbar.com
ANJLOKNYA harga tandan buah segar (TBS ) kelapa sawit sejak beberapa waktu belakangan ini, memantik kegelisahan para petani.
Terlebih lagi beredar kabar, sejumlah perusahaan akan stop membeli TBS, jika tangki timbun Crude Palm Oil (CPO) milik mereka sudah overload atau kelebihan muatan. Buntut dari perusahaan tidak bisa menjual CPO mereka dam akhirnya operasional pabrik kelapa sawit (PKS) pun terancam tutup.
Mencermati kondisi itu, Pemkab Sekadau mengambil langkah cepat dengan cara memantau langsung beberapa tangki timbun milik perusahaan.
Sebelum pada Minggu (26/06/2022) Bupati Sekadau, Aron turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung tangki timbun milik PT PHS, PT MJP dan PT TBSM.
Kini, tim Indeks K dari Dinas Ketahanan Pangan, Perkebunan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) serta Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Kabupaten Sekadau, Senin (27/06/2022) melaksanakan peninjauan PT. Kalimantan Sangar Pusaka (PT KSP) Agro dan PT. Parna Agro Mas (PT PAM)
Saat itu, didapati tangki timbun milik PT KSP masih bisa menampung TBS selama 1 bulan lebih sesuai kemampuan daya tampung. Sedangkan PT. PAM hanya bisa menampung TBS petani selama 3 Minggu dengan kapasitas olahan 300 ratus ton CPO per hari.
“Kami minta untuk saat ini perlu harus lebih mengutamakan TBS milik petani,”kata Rahim ketika melaksanakan dialog dengan RIki Manager PKS PT. KSP, Senin (27/06/2022).
Hal ini semata untuk menjaga agar situasi tetap kondusif, karena itu utamakan TBS petani, andaipun PKS perusahaan tidak beroperasi untuk beberapa hari lakukan sosialisasi secepatnya kepada petani
“Tiga hari sebelum eksen pihak Perusahaan harus segera melakukan sosialisasi bahwa PKS untuk sementara tidak membeli TBS, hal ini semata untuk meredam gejolak sosial,”kata Rahim.
Sementara, Ketua SPKS Bernadus Mohtar juga meminta hal yang sama kepada perusahaan, sebagai perwakilan petani dirinya meminta perusahaan untuk selalu mengutamakan pembelian TBS milik petani, baik itu petani swadaya maupun petani mitra perusahaan.
“Kita menyarankan agar perusahaan selalu mengutamakan TBS milik petani,”pintanya.
Sementara, Irfan Nurpatria kepala bidang perkebunan, ketika dialog dengan menejemen PT. PAM juga meminta hal yang sama, ia meminta meski tangki timbun hanya menyisakan beberapa Minggu lagi, utamakan pembelian TBS milik petani.
Pemerintah kabupaten Sekadau saat ini kata dia tengah berusaha menyuarakan keluhan masyarakat kepada pemerintah pusat, agar situasi ini bisa normal seperti biasa, karena jika kondisi ini berlangsung lama, maka dapat dipastikan banyak petani sawit yang miskin kembali, akibat anjloknya harga TBS.
Untuk ia meminta agar perusahaan dengan waktu yang tersisa sebelum tangki timbun mengalaminya overload utamaoan beli TBS mereka.
“Usahakan utama TBS petani,meski harga anjlok setidak-tidaknya TBS mereka dibeli, jangan sudah harga murah TBS tidak terjual, hal ini bisa menimbulkan gejolak sosial,”ingatnya.