Oleh : Ketua Satupena Kalimantan Barat, Dr. Rosadi Jamani
ADA kejutan di Landak hari ini. Karolin Margret Natasa daftar bakal calon Bupati di Kantor PDIP Landak. Yang mengagetkan, ia tak sendirian, melainkan ditemain calon wakilnya, Erani ST.
Bakal calon lain daftar tanpa pasangan, Karol malah menggandeng Kadis PU Landak. Berat ni mau dilawan?
Melawan putri sulung Cornelis sendiri saja berat. Pilkada sebelumnya bahkan tak ada manusia bisa melawannya. Hanya kotak kosong yang berani. Waktu itu ia berpasangan dengan Heriadi.
Kali ini dengan Erani, bosnya para kontraktor yang tak tergantikan. Bayangkan dari Cornelis jadi Bupati, lanjut ke Adrianus, sampailah ke Karol, Kadis PU masih Erani. Ente bisa bayangkan betapa tebal dompetnya.
Nampaknya mulai ada tanda-tanda melawan kotak kosong lagi ni. Apalagi sintua Cornelis ikut mendaftarkan Sekretaris PDIP Kalbar itu.
Walau pengaruh Gubernur Kalbar dua periode itu mulai turun, tapi kharismanya masih kencang di negeri intan itu.
Ada yang berani merudu Pak Udak yang terkenal dengan ungkapan, “Kalau berani jangan takut-takut. Kalau takut jangan berani-berani.”
Infonya ada yang mau melawan Karol. Namanya, Heri Saman, Ketua DPRD Landak yang juga Ketua DAD dan KONI Landak. Melihat jabatan strategis ini, bolehlah untuk melawan kakak Angel itu.
Cuma, lewat perahu mana. Heri dan Karol sama-sama kader banteng. Secara hierarki partai, Karol paling tinggi. Secara jabatan, Heri paling oke. Ketua Dewan wak.
Apalagi Heri cs nya Lasarus Ketua PDIP Kalbar. Tarik menarik untuk dapatkan tiket dari Megawati tak terhindarkan. Siapa yang diteken Mega, belum tahu. Ente pun bisa nebak sendiri.
Calon dari partai lain ada sih yang daftar. Rasanya, untuk saat ini ya, belum ada sepadan melawan anak mantan penguasa Bumi Khatulistiwa itu. Ada saya dengar pengusaha kaya ikut daftar.
Silakan saja, asal kencang saja isi tasnya. Ongkos naik perahu itu besar, bila tak jeli bisa dimanfaatkan parpol untuk mengembalikan biaya kampanye yang banyak terkuras di Pemilu kemarin. Kecuali, duitnya tak berseri.
Selebihnya, biasa omon-omon nak ngincar posisi wakil saja. Sebaiknya, fight saja lawan Karol. Semakin ramai calon, semakin bagus Pilkada.
Rakyat pun senang karena bakal banyak kebagian Bansos, ups. Maaf, Bansos tak ada lagi, itu cerita lama udah tutup buku, hehehe.
Kembali soal Heri Saman, bila ia benar bisa dapatkan tiket dari Megatron, eh salah Megawati maksudnya, lantas kemana posisi Karol.
Apakah Karol tetap maju terus mendukung Heri? Tebakan saya sih, ia tetap maju dengan perahu lain. Risikonya, ia dipecat partai. Kalau pun ia dipecat, partai lain pasti berebut mengusungnya. Apalagi tingkat keterpilihan beliau juga tinggi. PDIP bisa dilema juga.
Tak ngusung Karol, lalu Karol yang menang, Landak sebagai basis merah, bisa berubah warna. Bila Karol kalah, PDIP tetap berkibar dengan catatan Heri yang menang. Dinasti Cornelis di Landak bisa memudar.
Untungnya baru seandainya. Belum terjadi. Karol masih menyala merah. Demikian juga Heri. Akan ada ujungnya, siapa peraih golden tiket dari Megatron, eh salah lagi, Megawati maksudnya, kita tunggu saja wak sambil ngopi Robusta.
#camanewak