Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Dua Tim Reformasi Polisi, Mana yang akan Didengar Presiden?
Opini

Dua Tim Reformasi Polisi, Mana yang akan Didengar Presiden?

Last updated: 24/09/2025 22:05
24/09/2025
Opini
Share

FOTO : Ilustrasi [ AI ]

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

KORP baju cokelat sering munai badai. Desakan masyarakat, polisi harus direformasi. Presiden merespon dengan membentu komite reformasi polisi.

Ternyata, Kapolri pun ikut merespon dengan membentuk tim reformasi polisi juga. Dua tim reformasi, mana yang akan didengar presiden? Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Di satu sisi ada “Tim Transformasi Reformasi Polri” bikinan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dengan 52 perwira tinggi dan menengah yang siap memutar bola kristal Grand Strategy Polri 2025–2045.

Di sisi lain, ada “Komite Reformasi Kepolisian” bikinan Presiden Prabowo Subianto, yang dasarnya bukan surat internal ala OSIS, tapi Keppres sakti mandraguna. Dua tim, dua jalur, satu panggung penuh asap kembang api. Rakyat? Duduk di bangku plastik sambil nyeletuk, “Mana nih janji-janji, Bos?”

Tim Kapolri ibarat band kampus yang latihan tiap malam, serius, penuh semangat, tapi penontonnya cuma kucing liar. Mereka bertekad memperbaiki etika, pelayanan, dan profesionalisme, tapi dengan timeline 20 tahun.

Artinya, kalau ente sekarang masih bocah SD, baru cucu nuan yang bisa menikmati Polri versi malaikat. Di sisi lain, Komite Presiden tampil bak boyband internasional, ada Mahfud MD, si profesor hukum sekaligus bintang tamu abadi talkshow politik, dan Ahmad Dofiri, eks Wakapolri yang kini jadi penasihat khusus Presiden.

Mereka punya mandat merevisi UU Kepolisian, mendesain ulang struktur kelembagaan, dan menyusun rumus baru agar polisi tidak lagi dicap “raja jalanan.”

Tapi jangan lupa, semua ini terjadi setelah darah rakyat tumpah di jalan. Nama Affan Kurniawan, driver ojol yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob dalam demo Agustus 2025, jadi gong besar yang membangunkan kesadaran nasional.

Tambahkan sejarah kelam ala Ferdy Sambo, KM 50, dan berderet kasus “salah tangkap tapi pede.” Rakyat akhirnya menuntut, cukup sudah! Reformasi total, atau kami bikin reality show baru, Indonesia’s Next Top Polisi.

Pengamat Cecep Hidayat menegaskan, komite bentukan presiden bukan sekadar main-main. Kalau cuma bikin laporan normatif, rakyat akan merasa ini tak lebih dari tugas akhir mahasiswa hukum, tebal, penuh catatan kaki, tapi ujungnya berdebu di perpustakaan.

Bambang Rukminto dari ISESS lebih pedas, tanpa revisi UU Kepolisian, ganti Kapolri 100 kali pun sama saja. Ibarat ganti supir, tapi setir mobil masih patah dan remnya blong.

Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit tampil adem. Katanya, Polri terbuka pada evaluasi, sudah ada sistem punishment-reward, sudah ada perbaikan kultural. Tapi publik bertanya, reward itu bentuknya apa? Pensiun dini dengan pesangon? Atau sekadar piagam digital yang bisa dipajang di Instagram story?

Mari kita tarik napas dalam-dalam, lalu masuk ke filsafat. Polisi adalah refleksi negara, kalau negara korup, polisinya korup; kalau negara humanis, polisinya ikut-ikutan humanis. Maka dua jalur reformasi ini ibarat dua dewa Yunani yang turun dari Olympus.

Kapolri adalah Apollo, dewa musik, sibuk menyusun nada Grand Strategy. Presiden adalah Zeus, pemegang petir, siap menyambar dengan Keppres. Pertanyaannya, apakah kita sedang menyaksikan simfoni perubahan, atau sekadar konser lipsync dengan tiket mahal?

Masyarakat harus bersuara lantang, dukung Komite Reformasi Presiden, dorong revisi UU, kawal proses sampai akar-akarnya. Jangan sampai lagi-lagi kita dijebak oleh jargon manis yang ujungnya basi.

Ingat, ketika polisi gagal direformasi, rakyat selalu menemukan jalan alternatif: kamera HP, hashtag Twitter, dan teriakan “Viralkan!”

Mari kita pilih, kawan-kawan, apakah kita mau terus jadi penonton pasif di sirkus absurd ini, atau jadi koreografer baru yang memaksa para pemain menari sesuai irama rakyat?

Dua jalur reformasi memang absurd, tapi kalau bersatu, bisa jadi simfoni. Kalau gagal, ya selamat datang di musim baru drama klasik, “Reformasi Polisi, Episode 1001 Alasan Tertunda Lagi.”

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:Prabowo SubiantoPresiden RIPresisiReformasi polisi
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

“Riak” Dalam MI Ma’arif Labschool Sintang Berada di “Titik Didih” Akibat Kisruh Internal, Guru Ancam Mogok Ngajar

30/11/2025
Nafsu Tak Terkendali, Adik Ipar Digagahi, Pria di Sekadau Kena Tangkap Polisi
24/12/2025
Pertama Kali Terjadi, Kasus Pencurian Mobil Gemparkan Warga Pasir Wan Salim, Pemilik Lapor Polisi
30/11/2025
PH Akan Launching Objek Wisata Suak Danau Bakong di Desa Pedalaman Tayan Hilir
15/12/2025
GNPK RI Kalbar Dukung LAKI Menyoal Terbitnya IMB PT BAI
10/12/2025

Berita Menarik Lainnya

Yang Suka Teriak Koruptor Harus Dihukum Mati, Lihat Fakta Ini!

22 jam lalu

Apa yang Dilakukan KH Zulfa Mustofa 16 Hari Menjadi Pj Ketua PBNU?

27/12/2025

Hukuman Istri Sambo, Awalnya 20, Dipangkas 10 Tahun, Dapat Remisi 10 Bulan

27/12/2025

Tersangka Ijazah Palsu, Wagub Babel Seperti Sendirian, yang Lain Cuci Tangan

27/12/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang