Oleh : DR. Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalimantan Barat
SEBELUM laga, ramai prediksi, Timnas vs Yordania. Termasuk di status FB saya, ramai meramal, siapa yang menang? Hampir semua nebak Timnas menang.
Alasannya, Australia saja disikat 1-0, apalagi negeri yang bertetangga dengan Israel itu. Rata-rata nujum Timnas menang 02, eh salah 0-2.
Ternyata semua meleset. Justru anak asuh STY menang besar. Bukan menang 0-2, melainkan 4-1.
Saya bilang ke kawan, “Ini sih pembantaian.” Seperti tak percaya, ini yang main Liverpool atau Timnas sih. Kok syantik bangat mainnya.
Saya macam tak percaya, seperti kasus nilai korupsi 3.000 triliun yang melibatkan 25 artis itu.
Wow, sampai nyenyak tidur tadi malam. Absolutly magnificent, kata komentator bule.
“Bang udah, bang. Jangan bully lagi Malaysia,” ledek kawan meredakan bullian pada Timnas Malaysia yang dipulangkan Vietnam 0-2. Tak nyambung ya, maaf salah.
Dunia seperti milik Indonesia tadi malam. Segala kemiskinan, kecurangan, korupsi yang meraja lela seperti terlupakan. Dikalahkan oleh kemenangan besar Timnas junior atas Yordania 4-1.
Aksi pembantaian ini seperti membalasdendamkan Timnas zaman old yang pernah disikat 0-10 oleh Yordania. Puas rasanya. Marselino Ferdinand cs pun lolos dari grup neraka, grup A.
Tim dengan ranking paling buncit, paling muda, eh ternyata bisa mengusir duo raksasa, Australia dan Yordania dari Qatar. Tuan rumah kalau tak dibantu Nasrullo Kadirof bisa bernasib sial dari kepakan sayap Garuda Muda.
Lupakan sejenak Saif Hasan si cilunbak itu, mudahan ketemu lagi tim yang suka menang lewat penalti itu.
Sampai sekarang saya masih nonton highlight laga penuh sejarah itu. Sekarang, tinggal menunggu duel Jepang vs Korea Selatan.
STY berharap lawan Jepang. Ia seperti mengindar ketemu tim satu negaranya. Sementara Korsel malah ingin ketemu Timnas, takut ketemu Qatar. Bukan apa katanya, takut dicurangi.
Baik Jepang atau Korsel, Timnas tak gentar. Tak perlu ditakutkan seperti seorang doktor ingin menaklukan Scopus.
STY sangat paham itu. Ia punya cara mengatasi Samurai Biru maupun pasukan Taeguk Warriors. Saya hanya saran ke STY, carikan tukang pijat top buat Ernando Ari agar urat-urat tangan dan kakinya lemes lagi. Agar bisa terbang sana terbang sini menghalau setiap serangan.
Begitu indahnya permainan Timnas, wajar bila Thailand dan Vietnam protes. Karena, sudah tak cocok di level AFF. Timnas sudah masuk level AFC.
Kombinasi pemain asli dan keturunan, memang luar biasa. Jangan dengarkan Bung Towel dan Tahir, mereka barisan kalah yang suka teriak curang, ups…
Penampilan Timnas tadi malam bisa menyatukan semua pendukung, baik 01, 02, dan 03. Tandanya, semua cinta Timnas, cinta tanah air, dan cinta negeri ini selalu damai, tenteram.
Apapun keputusan di gedung yang megah itu, terima dengan lapang dada bro. Lah…bunyi-bunyi cerita politik ni, Bang.
Dikit sahaje, masa’ tak boleh. Maksudnya, belajarlah dari Timnas yang selalu bisa menyatukan perbedaan. Menyatukan para pengopi macam saya ini dengan pengopi lain dalam acara nonton bareng.
Indah kan wak.
#camanewak