Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Misteri SHM di Laut Tangerang, AHY Pun Tak Tahu
Opini

Misteri SHM di Laut Tangerang, AHY Pun Tak Tahu

Last updated: 22/01/2025 23:01
22/01/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

PERNAH dengar cerita tentang tanah di atas air? Bukan, ini bukan dongeng anak-anak atau skrip film fantasi Hollywood.

Ini adalah realita penuh absurditas di Negeri Karet Elastis, tempat hukum fleksibel seperti karet gelang bekas. Kali ini, kita bahas soal lautan yang punya Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Hak Guna Bangunan (HGB).

Ya, lautan, wak. Yang biru, yang asin, yang dihuni ikan. Lautan!

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dengan penuh keyakinan menyatakan, “Ada SHM atas 17 bidang.” Beliau juga membongkar fakta mengejutkan, ada HGB untuk 263 bidang tanah di bawah nama PT Intan Agung Makmur (234 bidang), PT Cahaya Inti Sentosa (20 bidang), dan sembilan bidang atas nama perorangan.

Pertanyaannya, siapa di sini yang pikirannya cukup kreatif untuk bikin bisnis properti di laut? Lebih absurd lagi, Nusron dengan santai bilang, “Ini bukan di zaman saya, ya!”

Kalau bukan zaman Nusron, zaman siapa? Langit pun bertanya. Ternyata, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mantan Menteri ATR/BPN, juga angkat tangan. “Nggak tahu,” katanya sambil geleng-geleng kepala. “Saya masuk tahun 2024, kan itu HGB keluarnya 2023. Mana mungkin saya tahu?” Ah, indahnya permainan melempar tanggung jawab di negeri ini.

Sementara itu, di Tangerang, muncul pagar laut sepanjang 30 kilometer. Iya, pagar di laut. Ini seperti mencoba memagari awan atau menangkap angin dengan jaring ikan. Apa fungsinya? Supaya ikan tidak kabur? Atau supaya kapal-kapal nelayan bisa bayar sewa dulu sebelum masuk?

AHY menambahkan dengan bijak, “Kalau ada pelaporan, baru kita cek.” Jadi begini, teman-teman, kalau kamu melihat sesuatu yang aneh, misalnya, ada lumba-lumba yang tiba-tiba punya KTP atau terumbu karang yang diberi nama developer, segera laporkan.

Pemerintah hanya bekerja berdasarkan laporan. Jangan harap ada peninjauan inisiatif, apalagi ke lautan yang luasnya lebih dari sekadar kolam renang Olimpiade.

Di balik semua ini, muncul teori konspirasi yang mengguncang dunia. Ada yang bilang, ini adalah bagian dari rencana besar alien untuk mengambil alih lautan manusia. Alien, yang dikenal suka memarkir UFO mereka di segitiga Bermuda, kini memutuskan untuk membeli properti resmi dengan SHM dan HGB. Mereka bilang, “Sudah zaman modern. Kami butuh properti legal!”

Namun, jangan salah sangka. Ini juga bisa jadi cara rahasia negara kita untuk menyusul Dubai dengan pulau-pulau buatan di laut. Tapi, alih-alih membangun pulau seperti Palm Jumeirah, kita memilih sertifikat dulu. Soal pulau fisiknya? Itu urusan nanti. Ingat, kreativitas adalah kunci!

AHY dengan senyuman berkata, “Laporan seperti ini menunjukkan keterbukaan informasi masyarakat.” Ya, tentu saja. Bagaimana mungkin kita tidak terpesona oleh keterbukaan luar biasa ini? Bayangkan saja, dari laporan semacam ini, kita bisa tahu bahwa laut ternyata bisa disertifikasi. Laut, yang selama ini bebas dan luas, kini resmi punya batas-batas properti.

Begitulah, di negeri penuh drama ini, selalu ada kejutan baru. Laut yang bersertifikat, pagar di air, dan pejabat yang tak tahu-menahu, menteri yang didemo anak buah, menteri rapor merah.

Selamat menikmati keindahan absurditas ini, wak. Jangan lupa, kalau melihat awan yang dicat garis batas, segera lapor. Bisa jadi itu langkah pertama menuju Sertifikat Hak Milik Udara!

“Of..of.. jangan buru-buru mau habis. AHY kan tidak tahu, lalu siapa yang mengeluarkan SHM itu, Bang?” tanya Matasam teman ngopi terbaik.

“Ssst, pastinya ia seorang Jenderal. Siapa berani!”

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:AHYHGBMenteri ATR/BPNNusron WahidPagar lautSHMTangerang
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

“Riak” Dalam MI Ma’arif Labschool Sintang Berada di “Titik Didih” Akibat Kisruh Internal, Guru Ancam Mogok Ngajar

30/11/2025
Pertama Kali Terjadi, Kasus Pencurian Mobil Gemparkan Warga Pasir Wan Salim, Pemilik Lapor Polisi
30/11/2025
Hampir Seluruh Nahdliyin Sepakat Gus Yahya Diberhetikan sebagai Ketum PBNU
22/11/2025
PH Akan Launching Objek Wisata Suak Danau Bakong di Desa Pedalaman Tayan Hilir
15/12/2025
GNPK RI Kalbar Dukung LAKI Menyoal Terbitnya IMB PT BAI
10/12/2025

Berita Menarik Lainnya

Ternyata di Kemnaker Banyak Tikus Got Gorong-gorong yang Rakus Uang Haram

28 menit lalu

Giliran Muhammadiyah Desak Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional

32 menit lalu

Sinergi Kopdes dan Dapur MBG: Membangun Kemandirian Ekonomi

16/12/2025

Prabowo Tetap Bersikukuh Tak Mau Status Bencana Nasional

16/12/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang