Sedih, Besti Kita Malaysia Gagal ke Semifinal


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

OH, MALAYSIA, jiran tersayang kita. Apa kabar setelah pertandingan dramatis melawan Singapura? Jangan-jangan masih sibuk memeriksa VAR kehidupan, ya?.

Skor 0-0 di stadion sendiri, di depan puluhan ribu penggemar yang datang dengan semangat membara. Aduh, itu rasanya seperti memasak rendang selama delapan jam hanya untuk lupa menaruh garam. Pahit, kan?

Thailand dan Singapura sudah melenggang santai ke semifinal. Thailand dengan 13 poinnya seperti raja rimba yang baru saja makan siang kambing bakar.

Singapura? Ah, mereka cukup 7 poin saja, secukupnya, seperti teh tarik kurang manis. Tapi Malaysia? 5 poin. Satu menang, dua seri, satu kalah. Aduh, ini statistik atau daftar belanja di pasar malam?

Jangan lupa, Malaysia diperkuat pemain naturalisasi. Spanyol, Brasil, dan segala negara yang namanya bisa bikin lidah berputar. Tapi apa gunanya jika gol saja susah? Sepak bola itu soal hasil, bukan paspor, sayang.

Pau Marti, sang pelatih dari Spanyol, mungkin harus belajar bahasa Melayu lebih dalam. “Main bola, bukan main-main.”

Tapi tenang, Malaysia. Ini bukan akhir dunia. Piala Mitsubishi Electric ini hanya pemanasan, anggap saja seperti kipas angin sebelum AC dinyalakan. Lag ipula, harimau tetap harimau. Walau sedang meringkuk, auman kalian masih bisa menggema.

Mari kita tepuk tangan, meski hanya satu tangan (karena tangan satunya lagi sibuk menahan air mata). Malaysia, bangkitlah! Kalian masih punya waktu untuk membuktikan bahwa harimau tak hanya sekadar motif di jersey, tapi juga di hati. Ingat, sepak bola itu bundar. Kalau tidak bundar, pasti itu bakso.

Semangat terus, Harimau Malaya! Jangan lupa, lain kali, bukan hanya semangat yang dibawa ke lapangan. Gol, ya. GOL! “Kita ada peningkatan.”

#camanewak


Like it? Share with your friends!