Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Kasihan PDIP, Sendirian
Opini

Kasihan PDIP, Sendirian

Last updated: 19/08/2024 23:51
20/08/2024
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [Dosen UNU Kalbar]

JAKARTA, ibukota negara selalu menjadi panggung utama perpolitikan Indonesia. Kini berada dalam bayang-bayang ketidakpastian.

PDIP, partai yang begitu akrab dengan denyut nadi politik Jakarta, tampak tersudut dalam sudut sepi yang asing.

Di tengah hingar-bingar deklarasi dukungan seluruh partai politik terhadap pasangan Ridwan Kamil dan Suswono, hanya PDIP yang kini berjalan sendirian, tanpa teman, tanpa sekutu.

Adian Napitupulu, Wakil Sekretaris Jenderal sekaligus Ketua Tim Pemenangan Pilkada PDI-P, menyuarakan keprihatinannya.

Dengan suara yang terdengar penuh nelangsa, Adian berkata, “PDI Perjuangan is not for sale,” tegasnya. Ia seolah menegaskan bahwa partai ini, meski terpencil dalam keramaian, masih memegang teguh prinsip yang mereka yakini.

Namun, di balik ketegasan itu, tersimpan kesedihan yang dalam, kesedihan karena mereka tidak bisa berbuat banyak untuk melawan arus besar yang mengisolasi dari panggung perpolitikan Jakarta.

Deklarasi ini, menurut Adian, adalah bukti nyata bahwa PDIP tidak bisa “dijual”. Banteng moncong putih tidak mau terjebak dalam praktik politik yang mengorbankan integritas.

Namun, kenyataan pahitnya adalah, meski tidak dijual, PDIP juga tidak dibeli, dibiarkan berdiri sendiri di luar lingkaran kekuasaan yang semakin erat mengepung Jakarta.

Di tengah situasi ini, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, menyuarakan kekhawatiran yang lebih dalam. Jumlah kursi PDIP di DPRD Jakarta yang tidak mencukupi untuk mengajukan calon gubernur.

Ini menjadi ironi yang menyakitkan. Parpol lainnya sudah “terjual”, menyisakan PDIP dalam kesepian politik yang menyesakkan.

Djarot mengakui dengan getir, angkah-langkah ini mungkin adalah upaya terakhir untuk meminggirkan PDIP. Ini membuat mereka tidak mampu mencalonkan tokoh lainnya di Jakarta.

“Deklarasi itu kita bisa melihat bagaimana nantinya kalau itu terjadi maka PDIP secara otomatis tidak bisa mencalonkan,” kata Djarot, menegaskan bahwa mereka kini terjebak dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan.

Dalam kebuntuan ini, dua kemungkinan pahit tampak di depan mata: Ridwan Kamil melawan kotak kosong, atau melawan “calon boneka” dari jalur independen.

Kemungkinan pertama adalah sebuah kekalahan tanpa lawan. Sementara kemungkinan kedua adalah sebuah pertarungan yang sudah diatur, tanpa keadilan.

Kesepian yang dirasakan partai merah ini bukan hanya kesepian karena kehilangan sekutu, tetapi juga kesepian karena kehilangan kepercayaan. KTP-KTP yang dibegal, suara rakyat yang dicatut, semuanya adalah tanda-tanda bahwa demokrasi di Jakarta sedang dipermainkan.

Djarot berjanji bahwa PDIP akan melawan upaya-upaya ini. Namun, siapa yang bisa memastikan bahwa perlawanan mereka akan berhasil?

Jakarta, kota yang menjadi percontohan perpolitikan nasional, kini berada di persimpangan yang gelap.

Tanpa pilihan yang sehat, tanpa kontestasi yang adil, Jakarta mungkin akan terjerumus dalam masa depan yang suram.

Dan PDIP, meski tetap berdiri dengan kepala tegak, mungkin akan menjadi saksi bisu dari semua ini, ya sendirian dalam kesepian yang semakin dalam.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:JakartaKotak KosongPDIP
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

BREAKING NEWS : Mobil Pengangkut Uang Seruduk Kerumunan di Pasar Sungai Bakau Kecil, Sejumlah Warga Menderita Luka

16/07/2025
Proyek Jalan Nasional Rp 146,9 Miliar di Mempawah Jadi Sorotan, Ketua Kadin : Mestinya Dikerjakan Secara Profesional
09/07/2025
Tersengat Listrik, Dua Pekerja PLN Mempawah Dilarikan ke Rumah Sakit, Abai Gunakan APD atau Kurang Pengawasan?
17/07/2025
Prestasi Atlet Mempawah Tak Seiring Dukungan, Berjuang Tanpa Dana, Berlaga Tanpa Apresiasi
05/07/2025
Tuntutan Memuncak…! Dipanggil Mangkir, PT KAL Dinilai Abaikan Hak Karyawan dan Wibawa Pemerintah
24/07/2025

Berita Menarik Lainnya

Rindu Pasir di Ujung Pulau Tayan yang Tak Lagi Pulang

27/07/2025

Nasib Jembatan Kapuas Tayan, Kemegahan yang Kini Terabaikan, Malam Tanpa Cahaya di Atas “Triliunan Rupiah”

25/07/2025

Lagi, Anak Kandung Buang Ibu ke Panti Jompo

23/07/2025

Mengenang Empat Puluh Hari Kepergianmu

18/07/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang