Kepuasan Rakyat Menyentuh Langit


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

LUAR BIASA tingkat kepercayaan rakyat pada Prabowo-Gibran. 80,9%, wak. Dikit lagi 100%. Itu berdasarkan survei Litbang Kompas.

Sambil menikmati kopi di WK Wak Leman Pontianak, yok kita bahas angka fantastis ini.

Seratus hari. Dalam hitungan waktu itu, sebutir biji mangga bisa berubah jadi pohon kecil, bayi bisa belajar tertawa, dan pemerintah bisa, katanya, mengubah nasib bangsa. Begitulah, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka melangkah gagah meniti jalan kepemimpinan. Hasilnya? Rakyat tersenyum.

Bukan senyum biasa, ini senyum penuh arti, seperti habis dapat cashback 90%.

80,9% rakyat puas. Delapan puluh koma sembilan! Angka yang begitu indah hingga mungkin Beethoven akan membuat simfoni baru kalau mendengarnya. Sisanya? 19,1%? Ah, mereka pasti kaum yang belum sempat menikmati kemegahan visi Asta Cita karena sibuk menggulung kabel.

Rakyat bilang kinerja pemerintah itu top tier. “Merakyat,” katanya, sambil mengangkat gelas kopi sachet. Mereka juga memuji bansos yang tak pernah absen, seperti kawan lama yang setia datang di musim hujan. Yang lainnya menunjuk pembangunan merata, seperti doa-doa yang tiba-tiba terkabulkan.

Semua ini seperti film epik, di mana sang pemimpin membawa rakyatnya keluar dari gelap menuju terang, lengkap dengan efek suara sangkakala di latar belakang.

Kepercayaan rakyat? Jangan ditanya. 89,4%. Angka yang bahkan lebih tinggi dari persentase teman yang mau balikin duit kita tepat waktu. Ini bukan kepercayaan biasa. Ini adalah bentuk cinta tak bersyarat, seperti kucing yang kembali ke rumah meski sudah diusir sepuluh kali.

Tapi, ah, siapa yang tak terpikat oleh pesona 100 hari ini? Bansos tiba seperti hujan di musim kemarau. Pembangunan masif hadir di mana-mana. Desa-desa kecil yang dulu sunyi kini menjadi saksi bisu aspal mulus yang membentang bagai karya seni modern.

Rakyat, oh rakyat, mereka mengangguk dalam takjub, seperti baru saja mendengar cerita legenda.

Namun, di balik semua ini, mari kita jujur sebentar. Rakyat Indonesia itu istimewa. Kami mudah terpesona, tapi juga gampang menggerutu. Hari ini kami berteriak, “Hidup Prabowo-Gibran!” Besoknya mungkin kami sibuk membuat meme lucu di media sosial. Begitulah cinta kami, dramatis dan penuh warna.

Seratus hari telah berlalu, dan cerita ini baru dimulai. Langit penuh harapan, jalan masih panjang, dan rakyat siap menunggu.

Sebab, di negeri ini, harapan adalah hiburan sejati, dan kami, penonton setia panggung pemerintahan. Selamat bekerja, Prabowo-Gibran. Jangan biarkan senyum kami berubah jadi garukan kepala.

#camanewak


Like it? Share with your friends!