Oleh : Rosadi Jamani [ Dosen UNU Kalimantan Barat]
PAGI tadi saya berjumpa dengan seorang kawan lama dari Kapuas Hulu. Kawan saya ini dulunya anggota DPRD Kapuas Hulu dua periode.
Paham betul peta politik Kapuas Hulu, seolah-olah ia bisa membaca masa depan politik hanya dengan menatap genangan air di jalanan!
Saya tanya, “Bagaimana kandidat Bupati di Kapuas Hulu jelang Pilkada 27 November 2024?”
Ia menjawab dengan gaya seperti detektif dalam film noir, “Sementara ini cuma dua kandidat: Fransiskus Diaan (Sis) dan Wahyudi Hidayat (Wahyu). Kedua pemimpin Kapuas Hulu saat ini.
Fransiskus adalah Bupati, sementara Wahyudi adalah wakilnya. Mereka bak pasangan super, tapi sayangnya, di Pilkada kali ini, mereka harus pisah jalan. Seperti Batman dan Robin yang bertengkar karena berebut remote TV.”
Kenapa hanya mereka berdua? “Ah, kawan,” katanya sambil menepuk bahuku, “biaya politik di Kapuas Hulu mahalnya minta ampun. Figur lain enggan bersaing, bahkan bandar (sponsor) pun malas. Di Kapuas Hulu, bandar susah payah masuk, kecuali mereka yang suka main proyek nasional.”
Kapuas Hulu adalah kabupaten konservasi. Lingkungan hidupnya mutlak dijaga ketat. Alamnya kaya raya, tapi lebih banyak yang masuk wilayah taman nasional. Satu-satunya potensi untuk bandar bila ingin melirik Kapuas Hulu, hanya proyek nasional.
Apalagi Kapuas Hulu masuk wilayah 3T (tertinggal, terpencil, terluar). Bayangkan, kawan, bahkan Ibu Kota Negara saja lebih dekat daripada bandar yang mau jadi sponsor di sini!
Dengan status ini, Kapuas Hulu memiliki potensi proyek nasional. Tapi selain itu? Sulit diharapkan.
“Makanya, sulit bagi figur lain untuk muncul. Ini salah satu alasan kenapa hanya Fransiskus Diaan dan Wahyudi Hidayat yang siap bertarung.”
Paling krusial, biaya politik di negeri dengan ibukota Putussibau itu seperti membeli tiket konser artis internasional.
Kapuas Hulu memiliki wilayah yang luas, sehingga biaya kampanye jadi besar sekali.
Bayangkan, kawan, harus kampanye dari ujung ke ujung, seperti marathon yang tak ada habisnya.
Inilah kisah negeri Uncak Kapuas jelang Pilkada 2024. Fransiskus dan Wahyudi, dua sahabat yang kini menjadi rival.
Siapa yang akan menang? Seperti film blockbuster yang kita tunggu-tunggu, hanya waktu yang akan menjawab.
#camanewak