Oleh : Rosadi Jamani [Dosen UNU Kalimantan Barat]
BARU kali ini netizen meneriakkan kata jujur. Saya kira kejujuran sudah lama terkubur.
Mumpung masih suasana Maulid Nabi Muhammad Saw, nabi yang sangat menjunjung tinggi kejujuran.
Hari ini, muncul trending topic di X tagar #GibranJujurlah. “Ape age ni wak?” tanya budak Pontianak.
Saya mencoba memahami tagar ini sebuah drama politik tingkat dewa. Kita dihadapkan dengan konspirasi epik ala internet: tagar #GibranJujurlah.
Sebuah kisah yang dimulai dengan akun Kaskus bernama Fufufafa. Lalu, berlanjut dengan klarifikasi singkat yang seolah berbisik, “Ya nggak tahu, tanya saja yang punya akun.”
Mari kita kupas satu per satu agar kalian bisa memahami konspirasi kelas wahid ini. Pertama, Gibran, sang Wakil Presiden terpilih.
Apa yang mungkin lebih bikin pusing dari menjalani hari-hari pertama jabatan publik tertinggi di negeri ini? Jawabannya tentu bukan soal ekonomi atau politik luar negeri, melainkan… Kaskus.
Akun Kaskus, tepatnya. Di zaman X (Twitter) dan Threads yang serba kekinian, rupanya ada detective netizen yang malah asik mengarungi deep web Kaskus, menggali arsip fosil digital, hingga menemukan akun Fufufafa yang entah kenapa langsung dikaitkan dengan Gibran.
Apa tanggapan Gibran? Lha mbuh! Classic move. Ini adalah standar jawaban tingkat dewa ala politisi yang sudah makan asam garam di dunia maya.
Jawaban ini setara dengan jurus pamungkas dalam silat politik, Ngeles sebaik mungkin tanpa terlalu terlihat ngeles. Bayangkan, sedang pusing memikirkan kabinet, malah harus klarifikasi akun Kaskus yang penuh tanda tanya.
Namun, bagi netizen, jawaban itu tidak cukup. Jujur sudah langka di zaman ini, dan mereka menuntut kejujuran lebih dari Gibran. Tentu saja, permintaan ini disambut dengan tagar #GibranJujurlah, yang melambung seperti saham Gorengan saat menjelang IPO.
Netizen berbondong-bondong, menuntut transparansi setransparan air zamzam, berharap ada pengakuan penuh air mata dari Gibran, seperti drama sinetron sore hari.
Seiring meroketnya tagar ini, teori konspirasi pun muncul. Kalian tahu, teori konspirasi ini biasanya datang dari dua kelompok besar.
Pertama, kelompok yang sangat ahli dalam memikirkan skenario rumit (bahkan lebih rumit dari pada alur sinetron 7.000 episode), dan kedua, kelompok yang sekadar iseng sambil makan gorengan di pinggir jalan.
Seruput kopi dulu, wak. Soalnya makin seru ni, karena menyangkut teori konspirasi, cie..cie…
Teori Konspirasi 1. Fufufafa adalah Gibran dari Masa Depan
Menurut teori ini, Gibran bukan hanya pemilik akun Fufufafa, tapi juga seorang time traveler! Plot twist ini mungkin lebih masuk akal jika kita hidup di dunia MCU.
Mereka yang mempercayai teori ini yakin bahwa Gibran di masa depan memiliki pengetahuan mendalam tentang perpolitikan Indonesia, sehingga dia membuka akun Kaskus untuk menyebarkan petunjuk tentang masa depan kita.
Sialnya, salah ketik satu dua kali, akhirnya terungkap. Lesson learned: jangan pernah menulis di forum masa lalu jika kalian seorang penguasa masa depan.
Teori Konspirasi 2: Fufufafa adalah Operasi “False Flag” Ini dia, level teori konspirasi paling cheesy. Menurut skenario ini, akun Fufufafa sengaja dibuat oleh lawan politik Gibran untuk menjatuhkannya dengan cara halus.
Bukannya dengan skandal besar atau isu politik serius, tapi dengan sesuatu yang absurd dan remeh temeh: akun Kaskus.
Karena, apa yang bisa lebih membingungkan publik dari pada menyudutkan seseorang dengan akun internet lawas yang bahkan jarang diakses generasi muda sekarang?
Teori Konspirasi 3: Fufufafa Adalah Nama Kucing Gibran
Teori yang paling simpel dan kemungkinan paling mendekati kenyataan. Bisa saja Gibran punya kucing bernama Fufufafa, dan ini hanyalah salah paham besar.
Nama kucing sering digunakan orang sebagai nama akun internet, bukan? Dan mengapa tidak Gibran? Ini tentu masuk akal, mengingat betapa tak terduganya dunia digital kita.
Akun kucing kini menjadi pusat kontroversi, memperlihatkan bahwa bahkan nama hewan peliharaan bisa membuat satu negara gaduh.
Apapun teori yang ente percaya, satu hal yang pasti, netizen Indonesia adalah ahli dalam menciptakan konspirasi yang lebih seru dari pada alur film Hollywood.
Gibran mungkin sudah memberikan klarifikasi, tetapi, seperti yang kita tahu, di dunia maya, “bantahan” hanyalah awal dari cerita panjang penuh meme, tagar viral, dan tentunya, teori konspirasi kelas kakap.
Saat ente merasa hidup terlalu tenang dan damai, selalu ada baiknya membuka media sosial dan melihat apa teori terbaru yang lagi trending. Siapa tahu, ente akan tersedot ke dalam cerita absurd yang bisa menyaingi novel detektif klasik.
Ketika itu terjadi, ingat satu hal: jujur itu mahal, bahkan lebih mahal daripada akun Kaskus bernama Fufufafa.
Terima kasih netizen, kalian telah mengajarkan kami cara tertawa sambil berteori.
#camanewak