FOTO : Kabid Bina Marga Dinas PUPR Sanggau, Rosihan Ardi [ ist ]
Sery Tayan – radarkalbar.com
SANGGAU – Ada harapan baru yang tumbuh di antara debu, lumpur jalan dan lubang-lubang menganga di jalur penghubung Kecamatan Tayan Hilir – Meliau, Kabupaten Sanggau.
Pemerintah telah menetapkan alokasi anggaran sebesar Rp 9 miliar dari Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit untuk peningkatan jalan di rute vital ini, membawa angin segar bagi warga yang selama ini berjibaku dengan kondisi jalan yang jauh dari layak.
Selama bertahun-tahun, masyarakat Kecamatan Tayan Hilir dan Kecamatan Meliau harus menghadapi jalan rusak, becek di musim hujan dan berdebu di musim kemarau.
Tak jarang, kendaraan terperosok atau terjebak, membuat perjalanan menjadi pertaruhan waktu dan tenaga. Kini, anggaran cukup besar tersebut diharapkan bisa menjadi titik balik bagi akses utama ini.
“Tahun ini ada dianggarkan, untuk peningkatan jalan Tayan – Meliau sebesar Rp 9 Miliyar, bersumber dari DBH Sawit,” terang Kepala Bidang Binar Marga Dinas PUPR Sanggau, Rosihan Ardi, Minggu (13/4/2025).
Meski demikian, belum semua harapan bisa terjawab. Salah satu jembatan rusak di Dusun Temurak, yang sempat di semen swadaya oleh warga, belum masuk dalam daftar perbaikan tahun anggaran (TA) 2025 ini.
Warga berharap adanya perhatian lebih karena jembatan tersebut menjadi titik krusial dalam aktivitas harian, terutama bagi anak sekolah dan petani yang mengangkut hasil panen.
Instansi terkait kadung menganggarkan untuk pembangunan dua buah box culvert untuk memperlancar aliran air di jalur tersebut. Mungkin, saat perencanaan kondisi jembatan di Dusun Temurak itu, belum rusak-rusak amat.
Namun, ini merupakan langkah awal dalam mengatasi genangan dan potensi banjir kecil yang kerap merusak badan jalan.
“Kalo perbaikan atau rehab jembatan tidak ada dalam perencanaan. Yang ada itu, pembuatan box culvert ada dua buah,” ujar pria yang akrab disapa Bang Oos ini.
Meski tidak semua masalah tuntas dengan anggaran Rp 9 miliar dari DBH Sawit ini, menjadi sinyal positif bahwa pemerintah mendengar keluhan rakyatnya.
Kini tinggal menunggu komitmen pelaksanaan dan pengawasan agar proyek ini tak sekadar jadi janji di atas kertas. Dan yang terpenting dalam pengerjaan memperhatikan mutu. [ red]
Editor : Muhammad Khusyairi