Suara Hanifah Membuat Dunia Pendidikan Berguncang


Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

SEBUAH sekolah seharusnya menjadi tempat suci untuk menimba ilmu. Tiba-tiba berubah menjadi arena gladiator.

Di tengah hiruk-pikuk koridor yang penuh dengan bisik-bisik rahasia, muncul seorang siswi pemberani.

Namanya? Hanifah, siswi SMAN 7 Cirebon Jawa Barat. Bukan sekadar siswi biasa, dia adalah “Sang Pembongkar Skandal, Pahlawan Tanpa Jubah, Whistleblower yang Membuat Guru-Guru Bergidik.”

Awalnya saya tidak menyangka, tulisan saya yang diunggah di TikTok @bangros20 berjudul “Hanifah Sang Pembongkar Skandal Sekolah” menjadi viral. Saat tulisan ini dibuat sudah 570 ribu yang membacanya, hampir 1K berkomentar, dan dibagikan 367 kali.

Itu artinya, lebih banyak orang membaca tulisan Hanifah dari yang membaca buku panduan cara memasak mi instan. Tanggapan netizen? Luar biasa dramatis. Mereka berteriak, “Lindungi Hanifah!” seolah-olah dia sedang memerangi pasukan Orc di Mordor, bukan cuma sekelompok guru yang mungkin terlalu “kreatif” dalam mengelola keuangan sekolah.

Di kolom komentar, netizen beraksi bak pasukan penyelamat yang siap berperang. @Irma Ircham dengan nada khawatir berpesan, “Harus dilindungi dik Hanifah, takutnya dipersulit pihak sekolah krn sdh mau kelulusan.”

Ya, karena kelulusan adalah senjata pamungkas sekolah untuk mengancam siswa yang terlalu berani. @si doom pun tak kalah heroik, “Laporkan saja ke pk gebenur biar Hanifah bs dilindungi.” PK Gebenur? Siapa dia? Superman versi lokal yang siap menerima sinyal darurat kapan saja?

Tak ketinggalan, @Muhammad Sali dengan percaya diri menyerukan, “Klau di persulit yg maju duluan pasti KDM (Kang Dedi Mulyadi) gubernur Jabar.”

Netizen pun ramai-ramai men-tag beliau, seolah-olah dia adalah Batman yang siap menerima sinyal darurat kapan saja.

Tapi, apa sih yang sebenarnya Hanifah bongkar? Oh, cuma masalah SPP Rp200 ribu dan pemotongan PIP Rp200 ribu. Padahal, SMA di Jabar itu seharusnya gratis.

Tapi, siapa yang peduli dengan aturan ketika ada “kreativitas” dalam mengelola dana? Hanifah, dengan keberaniannya, membuka kotak Pandora ini.

Ternyata, dia tidak sendirian. Banyak netizen yang bersuara, mengungkap fakta serupa di sekolah mereka. Pungli dengan alasan yang lebih kreatif dari alasan anak-anak yang bolos sekolah.

Apa yang harus dilakukan? Gubernur dan jajarannya, mungkin saatnya untuk turun tangan. Evaluasi seluruh SMA atau sederajat. Jangan sampai sekolah, yang seharusnya menjadi tempat menimba ilmu, malah menjadi ladang korupsi.

Hanifah sudah memulai revolusi. Sekarang, giliran kita untuk mendukungnya. Karena, seperti kata netizen, “Lindungi Hanifah!” Kalau tidak, siapa lagi yang akan berani membongkar skandal berikutnya?

Hanifah, boleh disebut pahlawan. Semoga dia tidak dikeluarkan dari sekolah, atau setidaknya, semoga mendapatkan tawaran beasiswa dari universitas ternama. Karena, jujur saja, keberanianmu layak dihargai lebih dari sekadar nilai rapor.

“Lindungi Hanifah!” Karena dia bukan sekadar siswi, dia adalah simbol perlawananmm terhadap ketidakadilan. Seperti kata pepatah, “Satu Hanifah bisa mengubah dunia.” Atau, setidaknya, satu sekolah.

#camanewak


Like it? Share with your friends!