Oleh : Rosadi Jamani [Dosen UNU Kalimantan Barat]
JUJUR saya kecewa. Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), divonis hanya 10 tahun penjara.
Ini koruptor besar, mantan menteri lho! Mestinya jadi contoh, malah asyik menikmati uang rakyat.
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman kepada SYL selama 10 tahun penjara.
SYL terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan pemerasan di Kementan. Sepuluh tahun penjara dan denda Rp300 juta?
Ah, itu bahkan lebih ringan dua tahun dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)!
Mari kita hadapi kenyataan pahit ini. Indonesia telah menjadi surganya para koruptor. Korupsi di negeri ini bukan lagi sekadar kejahatan, tapi sudah seperti budaya yang mendarah daging.
Bahkan, selangkah lagi mungkin akan menjadi local wisdom, sebuah kearifan lokal yang dipraktikkan dengan penuh kebanggaan (tentu saja dengan nada sarkastik).
Coba bandingkan dengan vonis yang mungkin diterima oleh seorang pencuri biasa. Menurut Pasal 362 KUHP, pencuri biasa dapat dihukum dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak kategori V, yaitu Rp500 juta.
Pencurian biasa melibatkan mengambil barang milik orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum.
Bayangkan seorang pencuri yang mencuri sepeda motor tetangganya. Kalau ketahuan, bisa dihukum 5 tahun penjara.
Tapi, seorang mantan menteri yang mencuri uang rakyat berjuta-juta hanya divonis 10 tahun? Belum nanti potong tahanan, remisi 17 Agustus, hari raya, dll. Ujungnya paling cuma lima tahun.
Sementara harta benda tetap aman. Anggap saja lima tahun sedang menuntut ilmu di hotel prodeo. Ah, rasanya tidak adil, kan?
Kepada para koruptor, mari kita duduk sejenak dan merenung. Apa yang kalian lakukan dengan uang rakyat itu? Apakah kalian tidur lebih nyenyak? Apakah kalian merasa puas melihat rakyat kecil kesulitan mencari sesuap nasi?.
Sepuluh tahun penjara mungkin terlihat lama, tapi dampak dari tindakan kalian jauh lebih panjang dan menyakitkan bagi mereka yang kalian curi haknya.
Kapan Korupsi Akan Berakhir?
Entah sampai kapan korupsi yang semakin merajalela ini bisa reda atau diberantas. Rasanya seperti menunggu hujan di musim kemarau, harapan yang semakin lama semakin mengering.
Mungkin kita perlu lebih dari sekadar hukum yang tegas. Mungkin kita butuh revolusi mental yang menyeluruh, dari atas sampai bawah, dari pejabat hingga rakyat biasa.
Refleksi
Kita, sebagai warga negara, berharap hukum bisa berlaku seadil-adilnya. Jika pencuri kecil bisa dihukum dengan tegas, mengapa tidak dengan koruptor besar? Mungkin saatnya kita merefleksikan kembali sistem hukum kita. Apa yang salah? Apa yang perlu diperbaiki?
Akhir kata, mari kita semua berharap bahwa keadilan akan selalu ditegakkan. Untuk SYL, semoga 10 tahun itu bisa menjadi waktu yang cukup untuk merenungkan kesalahan dan kembali ke jalan yang benar.
Bagi kita semua, mari tetap berjuang melawan budaya korupsi yang sudah mengakar ini, demi Indonesia yang lebih baik.
#camanewak