Pemakzulan dan Ijazah Palsu


Oleh : Dr. Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalimantan Barat

MAKIN panas saja jelang pencoblosan. Bukan saja sindir-menyindir antarcapres, kepala negara pun dibuat panas kepalanya.

Dua isu panas bergulir, isu lama yang panas lagi, dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi, dan isu pemakzulan. Pilpres yang sudah panas, tambah semakin hot.

Ijazah palsu dan pemakzulan. Dua isu yang selalu mengiringi perjalanan Jokowi jelang masa jabatannya berakhir. Siapa yang menuduh Jokowi gunakan ijazah palsu? Bambang Tri Mulyono. Beliau yang menggugat.

Entah kebencian apa dalam hatinya sama Pakde. Sampai dibuatkankan buku lagi, judulnya Jokowi Under Cover. Sayangnya, pengadilan belum memutuskan, Bambang malah dijebloskan ke penjara duluan.

Ia dipenjara enam tahun dengan tuduhan ujaran kebencian. Ia tak sendirian, Sugi Nur juga dijebloskan ke penjara karena menyebarkan informasi palsu. Dengan masuknya Bambang sebagai saksi kunci ke penjara, isu ijazah palsu berhenti. Rupanya, muncul lagi.

Pada 5 Januari kemarin, Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terhadap dugaan ijazah palsu Jokowi mulai mendapat angin segar.

Menurut salah satu pengacara penggugat, keberhasilan ini setelah tim Hakim sukses diganti dan memutuskan agar Jokowi tanda tangan basah surat kuasa pengacara yang dia tunjuk.

“Hari ini sidang pertama setelah kita berhasil mengganti tim hakim yang selama ini berpihak kepada penguasa. Hakim yang baru ini punya hati nurani. Meski awalnya mau ngadalin kita. Tapi progres hari ini jelas ini tanda-tanda kememangan buat rakyat,” tegas pengacara TPUA, Egg Sudjana.

Angin segar bertiup setelah tim hakim diganti. Tandanya, sidang tetap lanjut. Para penggugat hanya minta Jokowi memperlihatkan ijazah aslinya mulai dari SD, SMP, dan SMA. Bukan memperlihatkan fotokopi ijazah yang dilegalisir.

Menurut Ahmad Khozinudin, pengacara Bambang Tri, sidang ijazah palsu ini bakal panjang. Walau demikian, pada putusan nanti akan terjawab pertanyaan publik, apakah ijazah Jokowi benar-benar asli atau palsu.

Kalau sekarang menjadi tanda tanya, karena dalam proses sidang. Cukup sampai di sini, selanjutnya tinggal menunggu sidang dengan komposisi hakim baru.

Saya salut dengan mereka para penggugat dan pengacaranya. Seperti melawan arus gelombang besar tetap dilawan. Yang dilawan bukan sekelas pak lurah, tapi presiden, orang nomor satu di negeri ini.

Tanpa ada takut-takutnya. Urat takut mereka sudah hilang kali. Saya mengkritik presiden saja, banyak mikirnya. Ini langsung digugat. Sudah dua orang dipenjara. Saya tak tahu seperti apa ujung drama ijazah palsu ini.

Hanya membayangkan, bila terbukti palsu, berarti presiden kita selama ini palsu dong. Itu kalau benar palsu. Kalau benar, syukurlah, pertanyaan rakyat terjawab. Cuma, rasanya tak mungkin palsu. Beliau dua kali walikota, sekali gubernur, dan dua periode presiden.

Rasanya tak mungkin KPU yang memverifikasi ijazah semberono soal keaslian selembar kertas itu. Ya, sudah lah, tunggu saja proses persidangan walau pun lama.

Sejauh ini soal sidang ijazah palsu tidak membuat negara kacau. Masih adem ayem. Semua terkendali dengan baik. Inflasi juga rendah. Barang kebutuhan pokok masih mudah dibeli. Barangnya juga ada di pasar. Indonesia baik-baik saja. Benar kan?

Isu kedua, pemakzulan Jokowi. Kasihan Pakde selalu ada serangan padanya. Ada 22 orang mengatasnamakan Petisi 100 mendatangi Kantor Menkopolhukam, Mahfud MD, Selasa kemarin.

Dimotori Faizal Asegaf, Marwan Batubara, Rahma Sarita, dan Letnan Jenderal TNI Mar (Purn) Suharto meminta Kantor Kemenkopolhukam jadi pintu masuk pemakzulan Jokowi. Kelompok ini sudah tak percaya lagi DPR RI maupun MK atau lembaga hukum.

Dijawab Mahfud, kantornya tak punya kewenangan untuk memakzulkan Jokowi. DPR RI punya kewenangan itu.

Aksi Mahfud menerima kelompok ini sangat disayangkan para pendukung 02. Seharusnya tidak diterima. Tolak saja, karena Mahfud masih anak buahnya Jokowi. Beragam tafsir politik soal Mahfud menerima para pembenci Jokowi itu. Isu ini terus bergulir.

Sementara Jokowi anteng-anteng saja. Bahkan, sekarang lagi kunjungan ke Filipina.

Dinamika jelang pergantian pemimpin negara semakin panas. Semoga yang baca tulisan ini tidak ikut panas juga. Kalau merasa panas, ada baiknya ngopi dulu.

#camanewak


Like it? Share with your friends!