Radar KalbarRadar Kalbar
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Lainnya
    • Hukum
    • Olah Raga
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Figur
    • Tekno
    • Entertainment
Radar KalbarRadar Kalbar
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
Pencarian
  • Home
  • Indeks
  • Kalbar
  • Nasional
  • Peristiwa
  • Politik
  • Ragam
  • Hukum
  • Olah Raga
  • Gaya Hidup
  • Bisnis
  • Figur
  • Tekno
  • Entertainment
Radar Kalbar > Indeks > Opini > Mengenal Rini Widyantini, MenPANRB
Opini

Mengenal Rini Widyantini, MenPANRB

Last updated: 08/03/2025 18:35
08/03/2025
Opini
Share

Oleh : Rosadi Jamani [ Ketua Satupena Kalimantan Barat ]

AKUN saya bergemuruh oleh serbuan netizen. Bukan membully saya, melainkan berkomentar di tulisan berjudul “Lulus, Belum Tentu Jadi ASN.”

Kebanyakan dari CPNS dan honorer yang ditunda pengangkatannya. Tentu ada tokoh utama yang membuat para putra-putri terbaik bangsa itu marah. Mari kita kupas persoalan ini sambil menunggu makan sahur. Kopinya nanti usai nyantap mie rebus plus telur, sawi kriting, tomat, dan empat cabe rawit.

Bayangkan, wak! Ribuan tenaga honorer dan CPNS yang sudah menanti bertahun-tahun. Mereka bekerja dalam sunyi, mengabdi tanpa tanda jasa, digaji sekadarnya, tetap setia. Lalu, tibalah Maret 2025. Saat yang seharusnya menjadi klimaks perjuangan mereka. Saat sumpah jabatan dikumandangkan, saat NIP ditetapkan, saat rekening mulai tersenyum.

Tapi apa yang terjadi? Penghianatan! Penundaan pengangkatan. Lagi. Sampai Oktober 2025 untuk CPNS. Sampai Maret 2026 untuk PPPK. Dan mungkin, kalau pemerintah sedang bosan, bisa ditunda lagi sampai anak cucu mereka pun lupa.

Tagar #HonorerButuhKeadilan #AngkatHonorerJadiASN #CPNS2025 #ReformasiBirokrasi
#SaveHonorer menggema seperti genderang perang. Twitter dan TikTok terbakar. Forum-forum penuh kemarahan.

Seperti gunung berapi yang lama tidur, sekarang meletus dengan dahsyat! Tapi apakah pemerintah terguncang? Tidak. Mereka tetap santai. Duduk nyaman. Menyeruput kopi. Menyusun kalimat klasik, “Demi efisiensi birokrasi. Demi penyelarasan nasional.” Penyelarasan? Selaras untuk siapa? Untuk mereka yang tetap bergaji penuh sambil menunda nasib ribuan orang?

Mari kita berkenalan dengan sang tokoh utama di balik saga ini, Rini Widyantini. Menteri PANRB. Perempuan pertama yang duduk di kursi panas ini. Lahir di Bandung, 29 Mei 1965. Berpendidikan hukum dari Universitas Padjadjaran.

Master dari The Flinders University of South Australia. Seorang birokrat ulung, katanya. Karirnya dimulai sebagai ASN sejak 1990. Pernah jadi Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana. Lalu menjadi Sekretaris Kementerian PANRB. Sekarang, sebagai Menteri, keputusannya membuat puluhan ribu tenaga honorer dan CPNS ingin menggigit meja!

Yang paling menderita tentu para honorer. Ada yang sudah belasan tahun mengabdi. Ada yang sudah setengah baya. Mereka tidak hanya harus bersaing dengan fresh graduate, tapi juga dengan sistem yang tidak peduli. Mereka hanya ingin status yang layak. Tapi apa yang diberikan? Penundaan. Aasan klise.

Lalu apa yang bisa dilakukan? Demonstrasi? Petisi? Atau mungkin, honorer sebaiknya beralih profesi saja. Jadi selebgram? Siapa tahu lebih cepat diangkat jadi duta produk skincare dari pada diangkat jadi ASN.

Atau mungkin, mereka bisa beralih ke dunia sulap. Menghilang dari daftar tunggu yang tak berujung. Atau lebih drastis lagi, langsung daftar jadi warga negara lain. Mungkin di sana lebih cepat dihargai?

Reformasi birokrasi katanya berjalan. Tapi yang jalan hanya tenaga honorer yang dipaksa bertahan. Pemerintah? Masih di tempat. Duduk santai. Menunggu semuanya reda. Tapi honorer dan CPNS tidak akan diam! Kemarahan ini tidak akan padam! Sampai status diakui! Sampai keadilan datang! Atau… sampai penundaan baru diumumkan lagi?!

Saya perhatikan di kolom komentar, orang di luar CPNS dan honorer, selalu memberikan komentar begini. “Sabar, ambil hikmahnya. Ini semua pasti rencana Tuhan.” Ya, memang tidak ada kata lain untuk mereka, selain kata sabar dan sabar.

Sebab, keputusan ada di Presiden Prabowo yang baru saja mengumpulkan delapan konglomerat top di negeri ini. Entah untuk apa? Mudahan saja saja untuk CPNS, honorer, korban PHK, bisa cepat diangkat dan bisa bekerja lagi. Kalau Prabowo bilang,

“Lantik sekarang, selesai tu barang!” Kalau ini real terjadi, saya yakin Prabowo semakin dicintai rakyat.

#camanewak

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
TAGGED:MenPAN-RB
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp Telegram Copy Link

Terpopuler Bulan Ini

“Riak” Dalam MI Ma’arif Labschool Sintang Berada di “Titik Didih” Akibat Kisruh Internal, Guru Ancam Mogok Ngajar

30/11/2025
Nafsu Tak Terkendali, Adik Ipar Digagahi, Pria di Sekadau Kena Tangkap Polisi
24/12/2025
Pertama Kali Terjadi, Kasus Pencurian Mobil Gemparkan Warga Pasir Wan Salim, Pemilik Lapor Polisi
30/11/2025
PH Akan Launching Objek Wisata Suak Danau Bakong di Desa Pedalaman Tayan Hilir
15/12/2025
GNPK RI Kalbar Dukung LAKI Menyoal Terbitnya IMB PT BAI
10/12/2025

Berita Menarik Lainnya

Bupati Alumni UGM Ini Sangat Berani, Tolak Bantuan dari PT Diduga Milik Luhut

7 jam lalu

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

7 jam lalu

Yang Suka Teriak Koruptor Harus Dihukum Mati, Lihat Fakta Ini!

28/12/2025

Apa yang Dilakukan KH Zulfa Mustofa 16 Hari Menjadi Pj Ketua PBNU?

27/12/2025

PT. DIMAS GENTA MEDIA
Kompleks Keraton Surya Negara, Jalan Pangeran Mas, No :1, Kel Ilir Kota, Sanggau, Kalbar

0812-5012-1216

Terkait

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi

Regional

  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang
  • Kapuas Hulu
  • Kayong Utara
  • Ketapang
  • Kubu Raya
  • Landak
  • Melawi
  • Mempawah
  • Pontianak
  • Sambas
  • Sanggau
  • Sekadau
  • Singkawang
  • Sintang