FOTO : DR Rosadi Jamani (ist)
Oleh : DR Rosadi Jamani (Ketua Satupena Kalbar)
BUATKAN gambar masjid di pinggir danau. Munculah gambar masjid sangat indah sesuai permintaan.
Buatkan gambar anak kecil wajah Indonesia sedang berjoget. Munculah gambar anak imut gendut sedang berjoget.
Dua kalimat di atas merupakan prompt atau perintah untuk Artificial Intelligent (AI) atau kecerdasan buatan di aplikasi Bing atau Leonardo.
Usai diperintah dalam hitungan detik, muncul gambar sesuai prompt itu. Untuk membuat atau mengolah gambar yang dihasilkan AI itu butuh waktu berjam-jam di photoshop, snapseed, pixlr, canva, atau sejenisnya.
Itupun bagi yang memang sudah profesional. Lahirnya aplikasi Bing dan Leonardo atau sejenisnya seperti merampas keahlian manusia di bidang editing gambar atau foto. Cukup diperintah, gambarnya muncul. Bahkan, gambar yang dibuatkan jauh lebih indah dari yang dibayangkan.
Sangat keren wak. Jadi tak perlu repot-repot minta editkan atau olahkan foto, cukup diperintah saja tu robot, muncul foto sangat menakjubkan.
Hanya butuh mengolah prompt atau perintah saja. Bila perintahnya detail dan bisa dimengerti AI, akan muncul gambar luar biasa bagus. Dunia AI memang membuat satu per satu keahlian manusia hilang.
Suatu saat nanti, otak manusia tak perlu dipaksa berpikir keras, cukup perintah saja AI.
Baru saja dunia kampus digegerkan munculnya ChatGPT. Cukup diperintah, muncul artikel. Misalnya, buatkan skripsi tentang pengolahan sampah nanas menjadi energi terbarukan.
Dalam hitungan detik muncul outline skripsi itu. Tambahkan referensi terbarunya. Muncul referensi sesuai keinginan. Tambahkan penelitian sebelumnya. Muncul sejumlah penelitian orang lain. ChatGPT membuat rusak dunia literasi di tingkat kampus.
Robot telah mengambil alihnya. Walaupun ada tak menggunakan AI itu akan sangat lama sekali menggarap skripsi, tesis, disertasi atau karya ilmiah lainnya.
Usai lahirnya chatGPT, eh muncul aplikasi yang lebih canggih lagi keluaran Microsoft dengan Bing dan Google dengan Bard nya. Tinggal perintah saja, ia akan keluarkan artikel.
Mau buat puisi, pantun, cerpen, kata mutiara, novel, quote, dalam hitungan detik muncul teks sesuai perintah. Ngapain mikir lagi, cukup diperintah saja, selesai.
Pasca ChatGPT dengan AI teksnya, terbaru AI dalam bentuk gambar. Kebetulan baru coba tadi malam. Memang gila ni AI.
Saya minta buatkan cover buku, langsung dibuatkan. Saya minta buatkan gambar masjid dalam bentuk 3D langsung dibuatkan.
Untuk membuat cover buku secara manual, berjam-jam wak. Kadang seharian tak selesai. Ini dalam hitungan detik kelar. Saya coba gunakan Bing Image Creator dan Leonardo.
Ada aplikasi lain, cuma itu yang sering muncul. Itu baru versi gratisan, apalagi versi premium alias berbayarnya, pasti lebih canggih lagi. Bahkan, AI juga bisa membuatkan video sesuai keinginan kita.
Contoh, aplikasi midjourney. Cuma, berbayar. Buat video untuk status gunakan video IG, FB, Tiktok tak perlu lagi merekam dan edit, semua sudah disiapkan. Suara yang tak seindah suara MC, dengan aplikasi AI, suara menjadi profesional. Begitulah ulah AI wak.
Sesuai prediksi, revolusi industri 4.0, perlahan peran manusia diambil alih AI. Terbukti sekarang. Apalagi revolusi industri 5.0, 6.0, dst, otak manusia bisa-bisa istirahat total.
Tak perlu mikir, cukup diperintah, dalam sekejab muncul di depan mata. Sepenuhnya manusia bergantung pada AI. Keahlian manusia saat ini juga sepenuhnya diambil alih oleh buatannya sendiri.
Lantas siapa pembuat AI itu? Untuk saat ini negara pembuat AI paling canggih, Amerika Serikat, China, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang. Kenapa hanya negara itu, karena merekalah produsen semikonduktor (chip) paling mumpuni.
Secanggih apapun laptop atau HP, chip atau otak di dalamnya tak lari dari buatan empat negara itu. Semikonduktor teknologi paling dirahasiakan negara maju. China sempat diblokade Amerika dituduh mencuri teknologi ini.
Akhirnya, China bisa ciptakan semikonduktor sendiri, 7 nanometer yang dikenal HarmonyOS. Android dan iOS produk Amerika mulai ditinggalkan.
Ciptaan China ini sangat menggegerkan Amerika dan sekutunya. Teknologi paling rahasia pun sudah dikuasai China.
Lalu bagaimana dengan negeri kita? Sampai hari ini hanya jadi pengguna AI ciptaan negara lain. Mungkin ada ciptaan orang kita, sangat berat bersaing dengan produsen teknologi raksasa dunia.
Kita bisa saja ciptakan HP atau laptop dengan merek sendiri, tapi chipnya tetap impor dari luar. Sangat susah menghindar dari AI. Lambat laun, kita akan sepenuhnya bergantung pada robot.
Sampai berdoa saja minta bacakan ke Google. Dunia sangat cepat berubah. Kalau tak cepat menyesuaikan diri, dunia akan menggilas kita.
#camanewak