FOTO : pengurus Aspesi Kalbar (Ist)
Pewarta/editor : Amad MK/tim redaksi
HINGGA tiga pekan pasca aksi damai yang digelar ratusan perwakilan petani kepala sawit dari berbagai wilayah di Kalimantan Barat. Namun, harga tanda buah segara (TBS) tak mengalami kenaikan yang signifikan.
“Pasca tiga minggu aksi damai, harga TBStidak mengalami kenaikan yang signifikan,” ujar salah seorang petani kepala sawit di Kubu Raya, Teguh Sucipto ST.
Teguh mengaku heran, padahal harga Crude Palm Oil (CPO) nasional saat ini sudah diatas Rp 9 000 per kilogram. Namun, harga TBS di Kalbar masih sangat rendah. Semestinya, harga beli TBS di Kalbar saat ini berada diangka Rp 2.200 – 2.400 per kilogramnya. Kemudian bea keluar dan lainnya juga mesti diturunkan serta regulasi ekspor CPO ini dipermudah.
“Sehingga, tidak terkesan di mata rakyat ada mafia kartel atau monopoli yang bermain dibalik semrawutnya tata niaga sawit yang menyengsarakan petani ini,” cetusnya.
Atas kondisi ini, Asosiasi Pekebun Kelapa Sawit Indonesia (ASPESI) Kalbar telah menyurati Gubernur Kalbar agar segera membuat surat edaran tentang keharusan pabrik kelapa sawit (PKS) membeli TBS Petani, dengan harga minimal 2.000 per kilogram sesuai instruksi Presiden RI.
“Beberapa daerah lain di Sumatera bahkan sudah ada gubernur dan bupati yang telah mengeluarkan surat edaran menyambut perintah Bapak Presiden RI ini,” Ketua Aspesi, Agus Setiadi.
Ditambahkan, masyarakat selaku petani kelapa sawit sangat berharap sekali agar Kalbar selaku pemilik lahan sawit terbesar kedua di Indonesia, bisa segera menikmati harga diatas 2.000 per kilogram.
“Kita berharap semoga kedatangan Bapak Presiden RI ke Pontianak minggu ini bisa menyempatkan waktu untuk berdialog kepada kami para petani sawit,”harap tokoh muda Kalbar ini.
Senada dikatakan Bendahara Aspesi, Pdt Kolnatus Sugianto, STh, MPd saat ini harga TBS di lapangan khususnya di wilayah Landak masih sangat rendah. Tidak ada kenaikan yang signifikan seperti berita-berita di daerah sumatera.
“Karena itu, berita kedatangan Bapak Presiden datang ke Pontianak pada hari Selasa 9 Agustus 2022 ini membuat para petani antusias dan sangat merindukan bisa melihat langsung Bapak Presiden. Sekaligus menyampaikan keluh kesah dan kesulitan yang dialami petani kelapa sawit,”ujarnya.
Menurutnya akan ada ratusan petani kelapa sawit yang akan turun ke Pontianak untuk menyambut kedatangan Presiden RI.
“Kami berharap bisa mendapat waktu walau sebentar untuk mengadukan langsung kesulitan petani kelapa sawit di Kalbar. Belum lagi persoalan pupuk yang sangat mahal dan sedikit sekali petani yang bisa mengakses dan menikmati pupuk bersubsidi. Kita ingin agar Bapak Presiden juga memperhatikan soal pupuk subsidi yang banyak dipermainkan. Sehingga kehidupan petani sawit semakin terhimpit ditengah kesulitan anjloknya TBS saat ini,” papar Kolnatus Sugianto yang juga pengurus Bala Pangayo Kalbar ini.